Pada pertemuan kelas teknik wawancara kali ini dibahas mengenai
aplikasi wawancara dibidang Pendidikan juga Industri Organisasi.
Pendidikan dan Industri Organisasi merupakan dua bidang yang tidak dapat
di pisahkan dari praktik wawancara. Mengapa demikian ? karena ada
berbagai informasi yang perlu di gali untuk menyelesaikan persoalan
tertentu atau untuk tujuan khusus lainnya dalam dunia pendidikan dan
juga Industri. Di bidang pendidikan umumnya yang akan diwawancarai
adalah orang tua, guru, siswa, bahkan juga kepala sekolah (siapapun
tergantung kebutuhan). Di bidang Industri dan organisasi yang umumnya
akan diwawancara adalah calon karyawan baru, karyawan yang akan di
promosikan atau dimutasi.
Masing-masing bidang memiliki tujuan yang berbeda dalam penggunaan
aplikasi wawancara. Dalam bidang pendidikan aplikasi wawancara biasanya
digunakan pada saat terjadi masalah-masalah tertentu pada proses belajar
mengajar di kelas, seperti masalah learning disabilities, developmental problems, behavioral problems, psychosocial & environmental problems,
bakat dan minat, seleksi dan penempatan (kelas akselerasi atau
menempatan jurusan). Dalam bidang industri dan organisasi wawancara
biasanya dilakukan pada saat perusahaan membutuhkan karyawan untuk
ditempatkan pada posisi atau jabatan tertentu, untuk menentukan job analysis (job evaluation, menentukan job desc & job spesification), coaching (untuk memahirkan suatu ketrampilan), performance appraisal (untuk promosi, demosi(turun jabatan), dan mutasi (pemindahan tempat kerja), dan exit interview.
Dengan adanya tujuan yang berbeda, pada praktiknya keduanya
menggunakan teknik yang berbeda dalam penggunaan pertanyaan dan juga
metode wawancara yang digunakan. Pada aplikasi wawancara di bidang
pendidikan digunakan observasi mendalam untuk mendukung proses wawancara
yang dilakukan. Observasi dapat dilakukan terhadap siswa maupun orang
tua siswa. Pada bidang industri organisasi penerapan wawancara lebih
menggunakan metode yang kompleks, yaitu dengan wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur terdiri dari Competence Base Interview dan juga Behavioral Event Interview.
Secara pribadi saya merasa lebih tertarik dalam melakukan wawancara
di bidang pendidikan dibandingkan bidang industri organisasi, karena
pada bidang industri organisasi sangat rumit dan banyak aspek yang perlu
di perhatikan untuk melakukan wawancara meskipun pada mata kuliah
teknik wawancara ini akan dipelajari keduanya. Pada pertemuan berikutnya
kelas teknik wawancara kami kedatangan tamu istimewa yang menyempatkan
diri untuk sharing ditengah-tengah kesibukannya sebagai manager di salah
satu perusahaan makanan yang ternama. Beliau adalah Bpk. Filipus yang
merupakan alumni dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.
Beliau membagikan pengalaman yang sangat berharga bagi kami sehingga
kami menjadi paham mengenai proses reqruitment pada perusahaan makanan
tempat beliau bekerja. Saya sempat bertanya kepada beliau pada sesi
tanya jawab, “menurut bapak apakah terdapat perbedaan ketika melakukan
proses recruitment terhadap calon karyawan dari lulusan psikologi dengan
lulusan dari fakultas lainnya?”. Beliau menjelaskan bahwa berdasarkan
pengalamannya lulusan psikologi lebih cenderung memiliki feeling dan thinking yang sejalan (sinkron) yang jarang dimiliki oleh lulusan fakultas lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar