Minggu, 05 Mei 2013

basic skills on interview (Steven Kosasih)

Didalam melakukan wawancara pada perkuliahan kali ini dibahas megenai keterampilan-ketrampilan dasar apa saja yang harus kita miliki...dengan kata lain WAJIB !!!

yang pertama ada rapport, rapport ialah keterampilan menciptakan hubungan yang hangat, aman dan nyaman yang membuat klien berbicara dengan bebas tetapi jujur.. kita harus bisa melihat kondisi pasien, seperti memungkinkan kah untuk dilakukan wawancara, sedang sakit apa tidak lalu jangan menerima telpon saat sedang ada pasien hal ini akan membuat kita menjadi sepenuhnya milik pasien dan kita menghargai pasien sehingga akan terbina rapport  yang baik.. 

Setelah membina rapport  yang baik kita harus mempunyai ketepatan penghayatan kita terhadap perassaan atau kondisi pasien, serta belajar menghayati maksud tersurat dan tersirat yang pasien katakan, hal ini disebut dengan empati, selain itu saat melakukan wawancara kita tidak boleh melakukan kegiatan lain seperti garuk-garuk, memegang ballpoint atau hal lainnya, kita harus fokus kepada pasien dan kita harus menunjukkan bahwa kita adalah miliknya 100 % hal ini disebut dengan attending behavior, didalam attending behavior  sendiri ada 4 hal yang harus diperhatikan yang pertama visual, yaitu kita harus fokus melihat ke pasien dengan kata lain melakukan eye contact, lalu vocal qualities yang berhubungan dengan dengan keras dan jelasnya suara kita saat berbiacara dengan pasien. lalu ada verbal tracking mengenai bagaimana kita bisa mengikuti topik pembicaraan dan tidak mengubah topik pembicaraan dan yang terakhir adalah Body languange dimana kita harus memfokuskan perhatian kita kepada pasien dan tidak berlebihan menanggapi pembicaraan pasien. 

Saat bertanya hindari kata mengapa? karena sang pasien belum tentu mengetahui mengapa hal yang kita tanyakan terjadi, jadi lebih baik gunakan kata lain yang intinya sama. yaitu kita ingin mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi seperti bagaimana

selain itu kita juga harus memiliki observation skills artinya kita harus peka terhadap pasien seperti kata yang sering dia ucapkan dan menjadi Active listening kita harus menjadi pendengar yang aktif jangan hanya mengulang kata2 si pasien (parroting) kita juga harus mampu merefleksikan kembali apa yang diceritakan atau dibicarakan pasien dengan bahasa kita sendiri ( paraphrasing) dan merefleksikan feelingnya dari apa yang pasien rasakan ( reflection of feeling).

12 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar