Review dalam pertemuan di dalam kelas
teknik wawancara selanjutnya adalah mengenai aplikasi wawancara di bidang
pendidikan dan wawancara di dalam setting PIO (Psikologi Industri dan Organisasi).
Pertama yang akan di bahas adalah wawancara di dalam bidang pendidikan. Masalah
yang biasa di temui di dalam sekolah adalah berupa masalah proses belajar
mengajar di kelas, masalah sistem sekolah, dan masalah yang dialami oleh siswa
: terdiri dari Learning Disabilities,
Developmental problems, Behavioral problems, Psychosocial & environmental
problems, Bakat dan minat, dan Seleksi dan Penempatan.
Dalam menanganinya diperlukan adanya
aplikasi observasi dan wawancara, seperti misalkan masalah yang dialami oleh
siswa. Dalam melakukan wawancara terhadap seorang siswa kita harus ketahui dulu
informasi mengenai siswa tersebut baik latar belakangnya, minatnya dan lain-lain.
Setelah itu kita masuk dalam proses memahami masalah yang terjadi, apa yang
melatar belakangi masalah tersebut sampai ada. Selanjutnya yang harus dilakukan
adalah melakukan verifikasi, karena bisa saja informasi yang didapat dapat
berbeda dari sumber-sumber yang ada. Lalu langkah selanjutnya adalah
mendiagnosa, masalah yang dihadapi siswa. Dan yang terakhir adalah memantau,
apakah ada perubahan tingkah laku setelah diberi intervensi.
Melakukan wawancara dapat
dilakukan terhadap siswa, orangtua, dan guru. Etika dalam bidang pendidikan
juga tetap harus diperhatikan seperti memberi informed consent karena sebelum melakukan wawancara dengan
seseorang kita harus memberitahu dulu tujuan dari wawancara yang kita lakukan.
Dan sebagai seorang Psikolog, kerahasiaan dari cerita dan masalah klien tetap
harus dijaga. Wawancara dan observasi yang dilakukan tidak cukup untuk
mendiagnosa masalah klien jadi kita juga perlu tes formal yang lainnya agar
lebih valid.
Pembahasan selanjutnya adalah
wawancara dalam setting PIO. Wawancara dalam setting ini biasanya dilakukan pada
saat (a) Seleksi dan penempatan; (b) Job
Analysis; (c) Coaching, adanya
pendampingan, harus ada wawancara dengan HRD; (d) Performance
appraisal, diperlukan dalam rangka perusahaan akan melakukan promosi,
mutasi atau demosi terhadap karyawannya; dan (e) Exit interview, saat
karyawan sudah tidak bekerja lagi di tempat tersebut, terkadang dibutuhkan
wawancara dengan karyawan itu.
Saat melakukan
seleksi dan penempatan, akan dilakukan wawancara terhadap calon karyawan. Dan wawancara
dalam setting PIO memiliki 2 jenis yaitu wawancara terstruktur dan wawancara
tidak terstruktur (wawancara tradisional). Setiap perusahaan yang menggunakan
wawancara terstruktur maka akan menggunakan 2 cara yaitu Competence Based
Interview (CBI) dan Behavioral Event Interview (BEI). Perbedaan
antara CBI dan BEI dengan wawancara tradisional adalah terletak pada bentuk
pertanyaanya, dalam CBI dan BEI berfokus pada apa yang kandidat sudah lakukan
sedangkan wawancara tradisional berfokus pada rencana kandidat, sebagai
interviewer dalam CBI dan BEI, mereka
akan bertanya lebih detail dan tidak mengikuti kemauan kandidat, kandidat juga
tidak diberi kesempatan menyiapkan sebuah cerita, dan yang terakhir CBI dan BEI,
mengikuti proses yang tersusun dan
konsentrasi pada bagian yang penting, bukan yang dirasa penting bagi kandidat.
Kesimpulan
pengertian dari CBI adalah berfokus pada hal-hal yang berhubungan dengan
kompetensi, jabatan, pengalaman dan pemahaman. Bentuk-bentuk kompetensinya
terdiri dari Achievement Orientation, Motivating Others, Influencing Skills,
dan Initiative. Sedangkan BEI berfokus pada penggalian kompetensi yang
dimiliki oleh kandidat. Dapat juga menggunakan metode STAR. Masing-masing
memiliki definisi tersendiri, yaitu terdiri dari S (Situation/Task),
untuk mengenali latar belakang mengapa seseorang berperilaku tersebut; A (Action),
menunjukkan perilaku dari seorang kandidat; R (Result), efek dari
tindakan apakah efektif atau sebaliknya.
Seorang manager HRD diminta datang pada pertemuan berikutnya di kelas kami. Tujuan beliau adalah untuk membagikan pengalamannya termasuk yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan saat di kelas. Beliau adalah seorang pria yang masih aktif bekerja di salah satu perusahaan yang menekuni area industri produksi makanan. Diceritakan bahwa saat masih kuliah jurusan Psikologi, beliau pernah mencoba magang di suatu perusahaan. Dikarenakan beliau masih belum lulus, jadi pada saat itu, yang dapat dilakukan oleh seorang mahasiswa adalah interview dan skoring, dan ini dapat dilaksanakan bila perusahaan yang meminta. Setelah beberapa tahun, karir beliau pun meningkat dan masih berada di ruang lingkup yang sama, karena memang beliau bekerja di bidang yang dia minati. Jadi beliau dapat lebih fokus, serius, dan merasa nyaman dengan pekerjaanya. Beliau bercerita bila ada salah seorang karyawan mengalami kendala di dalam pekerjaanya misalkan karyawan tersebut tidak merasa cocok dengan pekerjaanya saat ini, maka yang harus di lakukan adalah mencoba untuk menilainya lagi performance pekerjaanya, karena bukan hal yang mudah, bila kita langsung dapat memindahkannya. Beliau juga mengatakan bahwa lulusan psikologi yang baru lulus juga akan dapat meningkat di dalam pekerjaanya yang contohnya adalah beliau sendiri. Beliau termasuk orang yang memiliki semangat tinggi dan memiliki selera humor yang baik, sehingga saat membagikan pengalamannya tersebut, semua mahasiswa begitu berfokus padanya dan tidak merasa bosan. Mungkin hal ini dikarenakan juga, ada seseorang yang benar-benar membagikan pengalamannya secara langsung ditambah saat ini dia masih aktif bekerja sebagai seorang manager HRD. Di akhir pertemuan, beliau berpesan kepada kami para mahasiswa yaitu pada saatnya nanti kami bekerja, kami harus bersungguh-sungguh dengan pekerjaan yang kami pilih, dan kami harus mengetahui dulu minat kami bekerja di area mana, beliau juga menambahkan bahwa kelebihan dari mahasiswa Psikologi adalah antara pikiran dan hati kami bisa selaras, jadi setidaknya kami harus bisa percaya pada diri kami. Dan saya berterima kasih kepada dosen kami di kelas teknik wawancara saya karena beliau yang meminta manager tersebut datang ke kelas kami termasuk manager HRD kenalan dosen kami yang bersedia untuk datang dan membagikan pengalamannya sehingga saya jadi sedikit mengetahui peranan HRD di dalam perusahaan dari orang yang bersangkutan secara langsung.
1 dan 8 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar