Senin, 06 Mei 2013

Aplikasi Teknik Wawancara (Andrea Caroline)

Aplikasi Teknik Wawancara
     Wawancara dalam setting industri & organisasi ternyata dapat digunakan dalam berbagai bidang. Wawancara dapat digunakan untuk seleksi & penempatan, job analysis (meliputi job evaluation dan menetapkan job description & job specification), coaching, performance appraisal (termasuk promosi, mutasi, atau demosi), dan exit interview.
     Hal yang berbeda terlihat di kelas Teknik Wawancara, Senin 29 April kemarin. Kelas kami kedatangan seorang narasumber yang membagi pengalamannya selama bekerja di dunia HR, yaitu Pak Jeffry. Beliau menambah pemahaman kami mengenai aplikasi wawancara dalam recruitment. Beliau menjelaskan dua teknik yang dapat digunakan yaitu STAR method dan FACT.
STAR
Situation  =  Menanyakan kepada interviewee pengalaman apa yang berkesan dalam
                     menjalankan pekerjaannya selama ini.
Task        =  Tugas apa saja yang interviewee lakukan saat itu.
Action      =  Bagaimana cara interviewee mengerjakan tugas atau apa yang dilakukan saat
                     menghadapi masalah.
Result      =   Bagaimana hasil dari pekerjaan tersebut.
FACT
Feeling          : Bagaimana perasaan interviewee terhadap pengalaman yang ditemui waktu itu.
Action              : Apa saja tugas interviewee saat itu.
Context           : Hal apa yang interviewee lakukan untuk menghadapi masalah tersebut.
Thinking          : Apa yang interviewee pikirkan waktu itu.
Dua metode ini sama-sama membicarakan mengenai masa lalu (pengalaman dari interviewee), namun umumnya STAR digunakan untuk mewawancarai staf dan senior staf, sedangkan FACT lebih sering digunakan untuk mewawancarai posisi penting seperti manager.  Selain itu, STAR method dapat dilakukan oleh HR dari perusahaan, sedangkan FACT biasanya dilakukan oleh pihak ketiga (orang di luar perusahaan).
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
     Dalam dunia pendidikan, sebenarnya peran psikolog pendidikan cukup luas melihat dari wawancara yang dapat dilakukan terhadap beberapa pihak seperti murid, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah sekalipun. Terdapat beberapa masalah yang umumnya terjadi di sekolah, mulai dari proses belajar di kelas, sistem sekolah, sampai masalah yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.
    Wawancara sebenarnya tidak hanya dilakukan terhadap siswa yang bermasalah. Beberapa sekolah, sebelum memasukan siswa ke kelas akselarasi, umumnya meminta bantuan psikolog untuk melihat potensi dan kesiapan seorang anak untuk menempuh kelas tersebut.
     Wawancara terhadap guru dapat dilakukan untuk melihat apakah seorang guru cocok untuk mengajar di jenjang tertentu. Selain data dari wawancara, hal ini dapat diperkuat dengan observasi yang dilakukan saat guru tersebut mengajar di dalam kelas, atau dengan bertanya pendapat siswa-siswa mengenai cara guru mengajar.
     Setiap sekolah tentu memiliki sistem dan aturan yang berbeda-beda. Tidak semua anak maupun orangtua merasa cocok ataupun memahami sepenuhnya mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, wawancara dengan psikolog di sekolah dapat membantu agar pemahaman dapat selaras. Selain itu, umumnya anak-anak yang bermasalah akan mendapatkan surat peringatan yang meminta orangtua siswa tersebut untuk datang. Kehadiran orangtua di sekolah, dan wawancara yang dilakukan dengan psikolog dapat menambah informasi psikolog mengenai alasan dibalik perilaku seorang siswa. Karena melalui wawancara dengan pihak orangtua, psikolog dapat secara tersirat melihat bagaimana pola asuh dan gambaran hubungan orangtua-anak sejauh ini.
 
5 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar