Jadi biasanya apa yang dilakukan oleh orang berpacaran? Tentunya hal
yang sering dilakukan oleh orang berpacaran adalah kencan atau dating.
Kalau di negara barat pada waktu dulu, kencan dilakukan dengan pihak
laki-laki menjemput pasangannya pihak perempuan di rumahnya, dan
kemudian pihak laki-laki harus menjelaskan maksud kedatangannya pada
orang tua pihak perempuan dan pihak laki-laki juga hanya boleh membawa
pihak perempuan pergi ke acara-acara yang positif (seperti pergi
menonton, atau pergi ke acara festival sekolah). Katanya begitulah cara
kencan dilakukan di negara barat pada waktu dulu...tapi menurut saya
cara berkencan begitu sangat bagus hahaha, sebab menurut saya seharusnya
pihak orang tua mengetahui anaknya akan pergi kemana dan dengan siapa.
Dengan begitu maka orang tua pun tidak akan perlu khawatir anaknya
sedang pergi kemana dan dengan siapa....Tetapi mungkin pacaran sekarang
berbeda dengan dulu sekarang pacaran juga dapat dilakukan lewat bbm
ataupun media internet sehingga jarang bertemu pun menjadi tidak
masalah.
Hmm mungkin untuk bagian yang satu ini masih belum diperbolehkan kalau
di Indonesia...bahkan bisa dibilang dianggap sebagai suatu hal yang
tabu....ya yang kita akan bahas adalah mengenai kohabitasi atau
kalau lebih gampangnya didefinisikan sebagai pasangan pria dan wanita
yang tinggal bersama dalam satu rumah tanpa ikatan pernikahan. Kalau di
budaya barat hal seperti ini diperbolehkan karena bagi mereka hal ini
adalah cara bagus untuk latihan sebelum melakukan hal yang sebenarnya
(atau dengan kata lain menikah). Jadi kalau memang tidak cocok ya sudah
tinggal pergi begitu saja tanpa perlu ada proses hukum seperti
perceraian. Tetapi tetap saja...apa yang dianggap baik disana belum
tentu dianggap baik disini...karena adanya faktor budaya dan agama serta
berbagai faktor lainnya. Kalau menurut saya sendiri, sebaiknya tidak
perlu latihan atau tinggal bersama seperti itu....kalau memang sudah serius mau menjalani hubungan dan tinggal bersama untuk membangun keluarga baru...ya jangan setengah-setengah niatnya, harus punya komitmen dalam hidup bersama dan seandainya memang ada masalah ya diselesaikan bersama-sama....jadi latihannya itu langsung dalam kehidupan pernikahan
saja jangan lewat cara lain seperti tinggal bersama tanpa ikatan
pernikahan....selain tidak sesuai dengan budaya indonesia juga melanggar
norma yang berlaku di masyarakat....
Jadi tidak perlu latihan...kalau memang mau hidup bersama ya menikah
saja, tetapi memang resikonya adalah kalau tidak bisa menangani masalah
yang terjadi di kehidupan pernikahannya nanti akan terjadi perceraian.
Sebenarnya kenapa perceraian bisa terjadi? Hal ini sulit untuk
dijawab....karena masing-masing pasangan punya cerita mereka sendiri
kenapa pernikahan mereka gagal. Sekarang ini dikatakan kalau angka
perceraian terus meningkat, bahkan di negara Amerika perceraian sekarang
dapat dilakukan dengan menggunakan media internet. Melalui aplikasi
yang dinamakan point-and-click divorce maka form
perceraian di setiap negara dapat diperoleh dengan biaya kurang lebih
$250, pasangan dapat melakukan proses perceraian secara online dalam
privasi di rumah mereka sendiri. Form perceraian yang sudah lengkap akan
dikirimkan melalui fax ke pengadilan negeri. Ya mungkin di Indonesia
masih belum ada yang seperti itu......(tetapi hal ini bukan tidak
mungkin dilakukan di Indonesia pada masa yang mendatang).
Ok....ternyata menikah itu lebih serius dibanding pacaran kan? makanya
pacaran itu masih yang masa-masa menyenangkan...jadi nikmati selagi bisa
hahaha tetapi menikah juga dapat menyenangkan sebenarnya kalau kita
tahu triknya dan mungkin cara untuk mempertahankan pernikahan dapat kita
pelajari dari ungkapan ini:
To marry is to halve your rights and double your duties
- Arthur Schopenhauer
Ya jadi artinya dengan menikah seseorang harus lebih serius dalam
menjalani kehidupan, karena sekarang kehidupannya bukan hanya milik
dirinya pribadi dan kepentingan keluarga menjadi suatu hal yang lebih
diutamakan daripada kepentingan pribadi.
16 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar