Ini adalah blog pertama saya dalam
tugas teknik wawancara. Dalam blog ini saya menyimpulkan apa yang telah
dipresentasikan oleh kelompok-kelompok lain yang mewawancarai psikolog
klinis.
Saya menyimpulkan teknik wawancara
menurut psikolog klinis dewasa dan psikolog anak adalah teknik yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dari seseorang. Bagi seorang
psikolog, untuk melakukan wawancara dengan baik dibutuhkan latihan terus
menerus. Sebagian besar psikolog dalam melakukan teknik wawancara yang
pertama dilakukan adalah membina rapport. Membina rapport dapat dilakukan dengan bertanya hal-hal yang ringan, yang dapat membuat interviewee menjadi nyaman. Ketika inteviewee merasa nyaman, interviewee akan terbuka kepada psikolog dan psikolog akan mudah dalam mewawancarainya.
Teknik wawancara dan rapport yang
dilakukan oleh psikolog klinis dewasa dan psikolog anak tentu berbeda.
Dalam mewawancarai klien klinis dewasa, psikolog dapat langsung
menanyakan masalah apa yang dihadapi klien. Rapport yang dilakukan
dengan klien klinis dewasa dapat berupa pertanyaan-pertanyaan ringan,
seperti bertanya mengenai pekerjaan atau tempat tinggal. Sedangkan untuk
klien klinis anak, karena terbatasnya kosakata yang dimiliki anak,
psikolog biasanya akan mewawancarai orangtuanya terlebih dahulu.
Psikolog dalam mewawancarai klien anak biasanya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti anak. Yang pertama dilakukan psikolog anak dalam
mewawancarai anak adalah membina rapport. Tentunya rapport yang
digunakan psikolog anak berbeda dengan psikolog klinis dewasa. Rapport
yang dilakukan psikolog anak adalah pertama dengan mengajak sang anak
bermain. Mengajak anak bermain dilakukan psikolog agar sang anak merasa
nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Ketika anak sedang bermain,
psikolog dapat langsung mewawancarai anak, tentunya dengan bahasa yang
mudah dipahami.
Teknik wawancara memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan teknik wawancara adalah psikolog dapat bertanya
dan mendapatkan informasi langsung dari interviewee. Sedangkan
kekurangan teknik wawancara adalah, banyaknya tenaga dan waktu yang
dikeluarkan dalam melakukan wawancara. Ketika seorang psikolog sudah
merasa kelelahan, psikolog tersebut akan sulit berkonsentrasi dalam
melakukan wawancara.
Teknik wawancara juga tidak dapat berdiri
sendiri. Psikolog perlu melakukan observasi dan tes-tes dengan alat tes
psikologi. Observasi dan tes dilakukan untuk mengetahui apakah
informasi yang psikolog dapat dari wawancara benar atau tidak.
2 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar