Mengapa begitu? Jelas, seperti jurusan
atau profesi lainnya, untuk menjadi seorang Psikolog banyak hal yang harus
dikuasai, apalagi yang dipelajari adalah manusia. Sebagaimana kita tahu bahwa
kehidupan manusia sangatlah kompleks. Untuk menjadi seorang psikolog yang
kompeten, ia perlu menguasai teori, sejarah, dan bahkan teknik-teknik yang ada
di dalam materi Psikologi itu sendiri.
Profesi psikolog memiliki banyak cabang,
seperti psikologi klinis, psikologi pendidikan, psikologi industri dan
organisasi, psikologi forensik, dan beberapa cabang lainnya lagi. Tapi pada
artikel ini saya ingin membahas mengenai psikologi klinis. Psikologi klinis
sendiri terbagi menjadi dua lagi, yaitu Psikologi klinis anak dan Psikologi
klinis dewasa.
Dalam pertemuan kelas saya minggu lalu
dalam mata kuliah Teknik Wawancara, wawasan saya mengenai profesi psikologi
klinis ini, sedikit terbuka. Ternyata untuk menjadi seorang psikolog klinis
baik itu klinis anak maupun klinis dewasa, sama beratnya dengan fakultas
lainnya. Banyak hal yang harus diketahui dan dimengerti dan bahkan harus
dikuasai, seperti ketika ingin melakukan teknik wawancara pada Klien (pasien)
untuk mengetahui keluhan atau permasalahan yang dimilikinya.
Teknik wawancara pada anak sangatlah
berbeda pendekatannya dibandingkan pada orang dewasa. Mengapa bisa berbeda? Itu
dikarenakan pola pikir anak dengan orang dewasa berbeda. Seringkali kita
melihat bukan? Bahwa anak-anak yang baru pertama kali bertemu dengan orang
asing ia akan merasa takut atau malu dan bersembunyi di balik orang tuanya.
Oleh karena itu, pendekatannya harus berbeda dengan orang dewasa agar anak mau
terbuka.
Tetapi pada orang dewasa sendiripun, ada
hal yang juga harus diperhatikan, mengenai apakah informasi yang diberikan pada
saat wawancara itu asli, atau faking.
Atau saat bercerita klien merasa canggung dan agak sulit untuk terbuka dan
akhirnya perlu beberapa pendekatan lainnya. Atau malah ketika bercerita menjadi
tidak berarah sehingga perlu diarahkan agar dapat memberi cerita yang menjadi
topik permasalahannya.
Semua yang saya bahas inipun masih
berkisar pada teknik wawancara yang akan digunakan nantinya untuk menggali
informasi, belum pada hal lainnya seperti penggunaan teknik terapi, alat tes
dan observasi. Banyak hal yang harus dikuasai sebelum seseorang siap menjadi
seorang Psikolog yang kompeten. Jadi bagi kalian yang ingin menjadi Psikolog
harus mempersiapkan diri dengan baik apalagi yang kita hadapi adalah kehidupan
orang lain. Jika salah penanganan akan fatal akibatnya. Jadi bagaimana menurut
kalian mengenai Psikologi?
3 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar