Minggu, 24 Maret 2013

PIO dan Psikolog Pendidikan (Gisela Aliyansari)


     Minggu ini di kelas Teknik Wawancara membicarakan mengenai hasil wawancara dengan psikolog pendidikan dan psikolog industri dan organisasi. Pertemuan di minggu ini terasa lama sekali karena ada enam kelompok yang presentasi tetapi dapat menambah pengetahuan saya mengenai teknik-teknik yang digunakan oleh psikolog pendidikan dan psikolog industri dan organisasi.
     Pengertian wawancara menurut psikolog industri dan organisasi hampir sama dengan apa yang dikemukakan oleh psikolog klinis dewasa dan psikolog klinis anak, yakni proses menggali data yang dibutuhkan dari psikolog ke klien dengan menggunakan teknik-teknik wawancara. Terdapat sisi negatif dan positif dari proses teknik wawancara ini. Sisi negatifnya adalah tidak ada guidance, interviewee lebih tua, sehingga psikolog muda merasa kurang pengalaman, pelamar kerja kurang konsisten, adanya subjektifitas dalam pengambilan keputusan, dan lain-lain. Sedangkan sisi positif dari teknik wawancara, dengan menggunakan teknik wawancara dapat menggali karakteristik seseorang, sambil melakukan wawancara, psikolog dapat mengobservasi gerakan tubuh klien (cara membuka pintu, cara bersalaman, cara menatap wajah, cara berbicara, cara duduk, dan lain-lain). Aplikasi dalam teknik wawancara dapat diterapkan dalam seleksi dan penempatan, konseling kasus pegawai, memberikan feedback dan assessment, dan coaching penilaian karya.
     Ci Tasya membagi pengetahuan dengan kami, beliau berkata bahwa dalam dunia PIO sangatlah lumrah “mentraktir/membajak” orang luar untuk gabung dalam suatu perusahaan. Tempat untuk melakukan wawancara bukanlah di ruangan khusus, tetapi tempat dapat menentukan gengsi suatu perusahaan tersebut. Biasanya wawancara ini, dilakukan dalam suasana santai dengan bahasa yang informal. Beliau juga mengatakan jika kita tertarik pada bidang PIO, kita harus sensitif dalam menilai orang. Harus waspada jika melihat tanda tangan seseorang seperti “gigi hiu” yang ada dalam posisi sejajar karena hal ini memperlihatkan sebuah kecenderungan aneh.
     Beliau juga menyampaikan jika kita masih baru dalam bidang PIO, kita harus percaya diri jika berhadapan dengan klien. Usahakan kuasai separuh dari meja tempat wawancara dilakukan, tangan jangan diletakkan di bawah, posisi badan jangan terlalu ke belakang. Kata-kata harus formal, jangan menggunakan kata “si”, jangan menggunakan sesuatu yang berakhiran “in”, seperti dimainin, harus melakukan kontak mata, dan perhatikan bahasa tubuh atau posisi tubuh klien.
     Pengertian wawancara menurut psikolog pendidikan adalah suatu cara untuk menggali informasi dari seseorang mengenai suatu hal yang dibutuhkan. Dari hasil wawancara dari psikolog klinis anak, psikolog klinis dewasa, psikolog industri dan organisasi, dan psikolog pendidikan, mereka menjawab pengertian wawancara dengan jawaban yang kurang lebih sama. Saya dapat mengambil kesimpulan bahwa, wawancara adalah suatu teknik pengmabilan data yang dilakukan paling sedikit dengan satu orang untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan dapat diikuti oleh tes dan observasi.
     Sisi positif memberikan wawancara dalam dunia pendidikan adalah dapat memberikan penanganan yang cepat ketika telah mengetahui kasus anak dan lebih dapat menggali informasi secara akurat jika bina rapport  yang terjali sudah cukup baik. Sedangkan sisi negatif dalam melakukan wawancara adalah jika siswa tersbut belum dapat mempercayai psikolog, maka siswa tersebut hanya akan menjawab pertanyaan seadanya bahkan cenderung untuk menutup-nutupi fakta yang ada. Jika ingin menjadi psikolog pendiidkan maka kita harus bersikap friendly kepada siswa dan menjalin kedekatan dengan mereka agar mereka dapat terbuka.

8 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar