Rabu, 06 Maret 2013

Kesan - kesannyaaa..... (Andika Girinda)

     Kali ini aku mau coba nulis tentang kesan - kesan yang aku dapet selama presentasi hasil tugas wawancara yg tersaji pada mata kuliah Teknik Wawancara hari Senin siang kemarin (25/02). Kesan yg aku terima dan rasakan pun beragam. Apa aja sih???? Let's check it out yo:
a. Psikolog Klinis Dewasa
     Hmmm...kesan yg terasa disini adalah bahwa setelah mendengarkan temen - temen kelompok Psikolog Klinis Dewasa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka, aku merasa bahwa menjadi seorang Psikolog itu ada enak dan ngganya. Apa aja sih enaknya? Enaknya adalah bahwa seandainya aku bener - bener nanti akhirnya menjadi seorang Psikolog Klinis Dewasa, maka yang terlintas di pikiranku adalah bahwa aku tidak akan mengalami banyak kendala dalam menangani orang - orang dari kelompok usia middle adulthood hingga late adulthood. Selain itu yaa dari segi teori panduan tentu tidak sekompleks pada teori yang dipakai untuk menjadi seorang Psikolog Klinis Anak. Nahh, yang ngga enaknya ituu adalah bahwa kalo menurut persepsi aku sih bahwa menjadi seorang Psikolog Klinis Dewasa perlu banget ketahanan mental dalam menghadapi kasus2 dari klien. Ketahanan mental disini adalah bahwa kita harus siap menghadapi orang - orang yang keras kepala, tertutup, pemarah, dan suka berbohong.
     Mayoritas orang dewasa itu punya topeng yang tebal. Mereka sanggup berbohong secara konstan dan dari segi mental, mereka sudah tidak lagi layak disebut sebagai "ababil" (anak baru labil). Mereka pun juga lebih tahan menghadapi what it called pressure. Oleh karena itu ya wajar saja bila mereka diberi intervensi oleh Psikolog, belom tentu mereka akan melaksanakan apa yang Psikolog katakan. Ujung - ujungnyaa, nanti pasti akan muncul rasa ketidakpuasanlah, nyalah - nyalahin Psikolog di belakang Psikolognyalah, dan lain - lain. Oh, yaa...hampir aja lupa. Aspek umur juga berperan lho. Semakin seseorang bertambah tua, semakin perilakunya kekanak - kanakan. Kekanak - kanakan disini yaa berarti semakin sulit untuk diberikan intervensi maupun nasihat. Istilah lainnya sih "ngedablek kalo dibilangin". Yg bikin jadi terasa ngedableknya adalah bahwa perilaku kekanak - kanakan yang ditunjukkan dicampur dengan kestabilan mereka dalam bersikap yang biasanya sering berkembang seiring bertambahnya umur. Slain itu, orang dewasa biasanya kritis. Mereka tidak langsung gampang menerima intervensi yang kita berikan.
     Oleh karena itulah, aku merasa bahwa ranah Psikologi Klinis Dewasa punya tantangan yang lebih besar dibandingin Psikologi Klinis Anak.
b. Psikolog Klinis Anak
     Eng..ing..engg...tibalah pada bagian ini. My favourite part:) kesan yang terasa disini adalah bahwa setelah mendengarkan temen - temen kelompok Psikolog Klinis Anak, aku jadi tambah kian yakin akan masa depan aku sendiri nanti ke depannya. Kenapa?? Karena aku ingin jadi seorang Psikolog Klinis Anak:p...kebetulannya, jauh sebelum presentasi digelar, sudah terpatri di dalam diri aku sendiri untuk menjadi seorang Psikolog Klinis Anak. Mungkin banyak yang bertanya, mengapa aku memilih ini. Jawabannya sih sederhana. I Love Kids. I love their world and also in front of their eyes, I am so adorable. Contoh nyatanya sih kalo setiap ada acara pertemuan keluarga aku, aku selalu diajak oleh para sepupuku yang rata - rata masih berusia SD atau middle childhood ini untuk bermain permainan yang mereka sukai. Mungkin memang terasa ganjil bahwa orang seperti aku harus memainkan permainan anak - anak usia SD kembali. But, so far it's fun and I like it. and this is the basic motivation for me to become child clinician psycholog. Selalu menyenangkan bila sudah bergelut dengan yang namanya anak - anak. Energinya.. semangatnya..gaya bicaranya..selalu membangkitkan gairah tersendiri. Itu juga yang bikin aku jadi always young, always electrify to do something more better, and better, and better again everyday, anytime, anyplace even my currently age is already touched 25 today:p
     Slain itu juga kesan lain yang aku terima adalah bahwa menjadi seorang psikolog klinis anak tidaklah membutuhkan terlalu banyak energi untuk melakukan intervensi kepada anak karena mereka rata - rata masih labil dan lebih terbuka pemikirannya akan perubahan. Merekapun juga memiliki topeng yang tipis. Maksudnya apa sih???? Maksudnya adalah bahwa mereka itu suka berbohong, tapi tidak konstan. Pertahanan merekapun juga gampang ditembus oleh intervensi2 yang kita berikan jika dibandingkan dengan orang dewasa yang cenderung "ngedablek". Dari segi teori panduan, teori untuk kelompok anak - anak mungkin memang lebih kompleks jika dibandingkan dengan kelompok dewasa, Namun kalo yang namanya sudah cinta yaa mau berbuat apa. Sebisa mungkin yaa harus commit. Oleh karena itu, aku pribadi mengharapkan doa dari temen - temen smua, dan para dosen yang kebetulan membaca tulisanku yang satu ini, smoga harapanku tidak hanya sekedar tinggal harapan. Usaha alhamdulillah sudah mulai ada. Namun, apalah artinya usaha jika tanpa doa
so, mohon doanya yaahh smuanyaaa...:)
 
27 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar