Kali ini aku mau coba nulis tentang kesan - kesan yang aku dapet
selama presentasi hasil tugas wawancara yg tersaji pada mata kuliah
Teknik Wawancara hari Senin siang kemarin (25/02). Kesan yg aku terima
dan rasakan pun beragam. Apa aja sih???? Let's check it out yo:
a. Psikolog Klinis Dewasa
Hmmm...kesan yg terasa disini adalah bahwa setelah mendengarkan
temen - temen kelompok Psikolog Klinis Dewasa mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka, aku merasa bahwa menjadi seorang Psikolog itu ada enak
dan ngganya. Apa aja sih enaknya? Enaknya adalah bahwa seandainya aku
bener - bener nanti akhirnya menjadi seorang Psikolog Klinis Dewasa,
maka yang terlintas di pikiranku adalah bahwa aku tidak akan mengalami
banyak kendala dalam menangani orang - orang dari kelompok usia middle
adulthood hingga late adulthood. Selain itu yaa dari segi teori panduan
tentu tidak sekompleks pada teori yang dipakai untuk menjadi seorang
Psikolog Klinis Anak. Nahh, yang ngga enaknya ituu adalah bahwa kalo
menurut persepsi aku sih bahwa menjadi seorang Psikolog Klinis Dewasa
perlu banget ketahanan mental dalam menghadapi kasus2 dari klien.
Ketahanan mental disini adalah bahwa kita harus siap menghadapi orang -
orang yang keras kepala, tertutup, pemarah, dan suka berbohong.
Mayoritas orang dewasa itu punya topeng yang tebal. Mereka sanggup
berbohong secara konstan dan dari segi mental, mereka sudah tidak lagi
layak disebut sebagai "ababil" (anak baru labil). Mereka pun juga lebih
tahan menghadapi what it called pressure. Oleh karena itu ya wajar saja
bila mereka diberi intervensi oleh Psikolog, belom tentu mereka akan
melaksanakan apa yang Psikolog katakan. Ujung - ujungnyaa, nanti pasti
akan muncul rasa ketidakpuasanlah, nyalah - nyalahin Psikolog di
belakang Psikolognyalah, dan lain - lain. Oh, yaa...hampir aja lupa.
Aspek umur juga berperan lho. Semakin seseorang bertambah tua, semakin
perilakunya kekanak - kanakan. Kekanak - kanakan disini yaa berarti
semakin sulit untuk diberikan intervensi maupun nasihat. Istilah lainnya
sih "ngedablek kalo dibilangin". Yg bikin jadi terasa ngedableknya
adalah bahwa perilaku kekanak - kanakan yang ditunjukkan dicampur dengan
kestabilan mereka dalam bersikap yang biasanya sering berkembang
seiring bertambahnya umur. Slain itu, orang dewasa biasanya kritis.
Mereka tidak langsung gampang menerima intervensi yang kita berikan.
Oleh karena itulah, aku merasa bahwa ranah Psikologi Klinis Dewasa
punya tantangan yang lebih besar dibandingin Psikologi Klinis Anak.
b. Psikolog Klinis Anak
Eng..ing..engg...tibalah pada bagian ini. My favourite part:) kesan
yang terasa disini adalah bahwa setelah mendengarkan temen - temen
kelompok Psikolog Klinis Anak, aku jadi tambah kian yakin akan masa
depan aku sendiri nanti ke depannya. Kenapa?? Karena aku ingin jadi
seorang Psikolog Klinis Anak:p...kebetulannya, jauh sebelum presentasi
digelar, sudah terpatri di dalam diri aku sendiri untuk menjadi seorang
Psikolog Klinis Anak. Mungkin banyak yang bertanya, mengapa aku memilih
ini. Jawabannya sih sederhana. I Love Kids. I love their world and also
in front of their eyes, I am so adorable. Contoh nyatanya sih kalo
setiap ada acara pertemuan keluarga aku, aku selalu diajak oleh para
sepupuku yang rata - rata masih berusia SD atau middle childhood ini
untuk bermain permainan yang mereka sukai. Mungkin memang terasa ganjil
bahwa orang seperti aku harus memainkan permainan anak - anak usia SD
kembali. But, so far it's fun and I like it. and this is the basic
motivation for me to become child clinician psycholog. Selalu
menyenangkan bila sudah bergelut dengan yang namanya anak - anak.
Energinya.. semangatnya..gaya bicaranya..selalu membangkitkan gairah
tersendiri. Itu juga yang bikin aku jadi always young, always electrify
to do something more better, and better, and better again everyday,
anytime, anyplace even my currently age is already touched 25 today:p
Slain itu juga kesan lain yang aku terima adalah bahwa menjadi
seorang psikolog klinis anak tidaklah membutuhkan terlalu banyak energi
untuk melakukan intervensi kepada anak karena mereka rata - rata masih
labil dan lebih terbuka pemikirannya akan perubahan. Merekapun juga
memiliki topeng yang tipis. Maksudnya apa sih???? Maksudnya adalah bahwa
mereka itu suka berbohong, tapi tidak konstan. Pertahanan merekapun
juga gampang ditembus oleh intervensi2 yang kita berikan jika
dibandingkan dengan orang dewasa yang cenderung "ngedablek". Dari segi
teori panduan, teori untuk kelompok anak - anak mungkin memang lebih
kompleks jika dibandingkan dengan kelompok dewasa, Namun kalo yang
namanya sudah cinta yaa mau berbuat apa. Sebisa mungkin yaa harus
commit. Oleh karena itu, aku pribadi mengharapkan doa dari temen - temen
smua, dan para dosen yang kebetulan membaca tulisanku yang satu ini,
smoga harapanku tidak hanya sekedar tinggal harapan. Usaha alhamdulillah
sudah mulai ada. Namun, apalah artinya usaha jika tanpa doa
so, mohon doanya yaahh smuanyaaa...:)
27 Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar