Jumat, 01 Maret 2013

"I Love You, Even If..." (Regina)


"Cinta itu BUTA..."
"Cinta tidak bersyarat..."
"Cinta membuat kita bersedia menerima pasangan apa adanya..."
"Cinta juga membuat kita bersedia berkorban dan BAHKAN rela mati untuk pasangan kita..."

Wahh.. mendengar hal-hal seperti ini mengenai cinta jelas bukan hal yang asing lagi yaa untuk kita.. Beberapa tahun belakangan ini, drama-drama cinta dari Taiwan, Jepang, dan Korea semakin menjamur.. Lalu, apa sih isi dari drama-drama ini? Most of them bercerita tentang cinta... Entah itu mengenai penerimaan pasangan tanpa syarat meskipun pasangannya sakit atau pergi meninggalkan kita.. Atau mengenai penantian pasangan meski telah bertahun-tahun ditinggalkan.. Atau mengenai ketulusan seorang kepada pasangannya walaupun pasangannya tidak sempurna secara fisik atau mengalami penyakit yang mematikan. Yahhh, intinya semua mengenai cinta yang murni, yang tulus, serta menerima pasangan dalam keadaan SUSAH DAN SENANG....

     Melihat semua cerita tersebut, kita yang menyaksikan film tersebut terkadang 'terbuai' dengan sosok-sosok pasangan idaman.. Berpikir bahwa setiap pasangan akan melakukan hal yang sama : "bersama saat susah dan sedih..." Hari ini, di kelas kedua Perilaku Seksual, saya sangat amat terkesan dengan pembahasan mengenai hal ini, yaitu ketika Bu Henny bertanya pada laki-laki, 'kalau pasangan kalian, yang sudah hampir menikah dengan kalian, mengalami penyakit kanker payudara dan harus membuang payudaranya, apakah kalian akan tetap menikahinya?' Kurang lebih, begitulah inti dari pertanyaan beliau. Saya merasa terkesan karena sebenarnya hal-hal seperti ini seringkali muncul dalam pikiran saya. Ketakutan bahwa pasangan yang saya miliki kelak sebagai pasangan hidup tidak dapat menerima saya apa adanya..
   
     Lalu, yang muncul dalam benak saya adalah sungguhkah ada orang yang dapat menerima orang lainnya secara tulus dan sungguh tidak merasa terbebani atas kelemahan orang lain tersebut? Akan sangat sulit untuk menerima orang lain dengan tulus tanpa syarat.. Bayangkanlah ketika pasangan kalian yang ingin kalian nikahi tiba-tiba mengalami suatu penyakit berbahaya dan mematikan. Mudahkah Anda untuk menerimanya dan tetap menikahinya? Mudah ketika kita melihatnya di film-film drama Korea atau Taiwan! Namun, ketika menghadapinya secara langsung, DAPATKAH kita melakukannya? Hal ini menjadi bahan perenungan saya ketika saya selesai kelas Perilaku Seksual. Dengan tulisan ini, saya ingin membagikan perenungan ini kepada kalian semua.

     Cinta sebenarnya tidak semudah yang kita lihat di drama-drama.. Cinta yang tulus kepada pasangan itu berarti kita dapat BERBESAR HATI karena pada dasarnya tidak manusia yang sempurna. Yang saya tuliskan disini hanyalah sebuah contoh ekstrem dari penerimaan pasangan. Banyak sekali contoh kecil dari hal-hal yang terjadi di sekitar kita yang menunjukkan bahwa mencintai itu terkadang bersyarat. Terkadang ada pasangan yang menginginkan kesempurnaan dari pasangannya. Contoh sederhana DAN NYATA TERJADI yaitu ketika ada seorang laki-laki yang memaksa pacarnya yang sudah bertubuh ideal untuk menguruskan tubuh. Ia meminta pacarnya untuk diet sehingga dapat mencapai target berat badan tertentu karena laki-laki ini merasa malu membawa perempuan ini ke teman-temannya. Menurutnya perempuan ini terlalu gemuk. Ini satu contoh masalah simple ketika seseorang tidak dapat menerima pasangannya apa adanya! Ini salah satu contoh betapa cinta di sekeliling kita terkadang sangat PENUH SEKALI DENGAN SYARAT. Mungkin di sekeliling Anda pun banyak terjadi hal-hal seperti ini. Atau mungkin Anda sendiri melakukan hal seperti ini terhadap pasangan Anda! Who knows?

     Memang saya akui, sangat tidak mudah untuk melepaskan idealisme kita terhadap pasangan. Tentu, kita memiliki harapan terhadap pasangan kita.. Tapi sadarilah, pasangan kita tidak sempurna, ia tidak dapat selamanya memenuhi harapan Anda.. Lalu, ketika Anda mengatakan Anda mencintai dia namun tidak dapat menerima kekurangannya... Apakah Anda SUNGGUH mencintainya? Saya pernah mendengar suatu quotes dari salah satu motivator Indonesia, Bpk. Mario Teguh dan ini adalah inti dari ungkapan yang paling saya ingat dari beliau.

Cinta itu
bukan diucapkan dengan seperti ini,
'AKU CINTA KAMU, TAPI....'
melainkan seperti ini,
'AKU CINTA KAMU, MESKIPUN...'

     Jadi pada intinya, ketika kamu mencintai seseorang.. cobalah dan berusahalah untuk berbesar hati dan tulus menerima kekurangan seseorang.. Mencintai berarti bukan mengeluhkan kekurangan pasangan namun MENERIMANYA sebagai bagian utuh dari pasanganmu... Sekian sharing saya kali ini :) So, love your boy/girlfriend, EVEN IF......

23 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar