Sejak pertama lahir ke dunia, bayi pasti akan menangis. Menangis
menangis merupakan sebuah tanda positif akan adanya sebuah kehidupan
baru. Selanjutnya bayi akan diasuh oleh orang tuanya, diajarkan untuk
berjalan, berbicara, dan mengenal aturan yang sesuai dengan budaya.
Setelah tumbuh menjadi anak, tuntutan semakin banyak yaitu menuntut ilmu
melalui pendidikan formal. Pada usia dewasa, profesi dan penghasilan
adalah hal yang wajib dimiliki untuk bisa mengarungi bahtera kehidupan
dan menciptakan kehidupan yang baru. Perjalanan dari bayi hingga dewasa,
tentunya tidak berjalan mulus. Saat bayi belajar berjalan, ada
peristiwa jatuh.
Proses menuntut ilmu juga demikian, ada kalanya seorang anak tidak
mengerti pelajaran, malas, hingga pengalaman mendapat nilai jelek.
Krisis kepercayaan diri dan penentuan memilih profesi seringkali melanda
orang dewasa. Begitu banyak masalah yang timbul. Banyaknya pertanyaan
yang timbul. Kadang kala orang yang tidak tahan terhadap masalah bisa
stress. Dukungan sosial yang kurang seringkali membuat seseorang tidak
sanggup menjalani hidup. Oleh sebab itu, psikolog adalah profesi mulia
yang dapat membantu seseorang menemukan jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
Jika anak-anak mendapat masalah, orangtua bisa mendampingi anaknya
dan konsultasi kepada psikolog klinis anak, sedangkan orang dewasa bisa
ditangani oleh psikolog klinis dewasa. Mungkin pembaca bingung, mengapa
psikolog harus disesuaikan pada bidangnya.
Perbedaan pendekatan psikolog klinis anak dan psikolog klinis dewasa
telah dijelaskan pada pertemuan mata kuliah teknik wawancara pada
tanggal 25 Februari 2013. Saya akan menguraikan perbedaannya melalui
sudut pandang teknik wawancara. Sebagian besar anak usia sekitar 4
sampai 10 tahun melihat orang lain sebagai orang asing. Orang asing
dalam pengertian anak yaitu apakah orang ini akan mengancam
kesejahteraan saya. Biasanya psikolog anak menyediakan beberapa mainan
dalam ruangan konsultasi. Melalui permainan, seorang anak akan mulai
berbicara pada saat kita menanyakan seputar permainan tersebut.
Permainan juga dapat membina hubungan baik antara psikolog, anak dan
orangtua. Setelah bermain, anak cenderung mau untuk berbicara masalah
yang sedang dialami. Dari hal tersebut, psikolog dapat memberikan
penyelesaiannya.
Psikolog klinis dewasa memiliki pendekatan yang berbeda.Psikolog
melihat klien sebagai pribadi yang utuh. Psikolog member kesempatan
klien untuk menceritakan masalahnya. Biasanya masalah yang dialami yaitu
klien bercerita berbagai macam hal sehingga tidak fokus. Tugas psikolog
klinis dewasa adalah menjaga dan mengarahkan klien agar tetap bercerita
di inti masalah, sehingga bisa dicari jalan keluarnya. Hambatan yang
biasanya dialami yaitu klien bercerita melewati batas waktu. Solusi
untuk masalah ini yaitu psikolog harus menjelaskan prosedur dengan
cermat sehingga timbul kesepakatan. Pada saat klien bercerita melewati
batas waktu, tanyakan apakah ingin terus bercerita dengan tarif yang
diakumulasi atau mengakhiri cerita.
Poin penting yang saya dapat dari diskusi ini yaitu menjadi psikolog
adalah sebuah proses. Siang itu, seorang teman bertanya mengenai
bagaimana psikolog dapat mencatat observasi, mendegarkan klien, dan
mendeteksi masalah. Pertanyaan tersebut sangat wajar ditanyakan karena
banyaknya tugas yang dikerjakan. Seorang teman lain menjawab, agar dapat
melakukan semua itu, psikolog butuh jam terbang (atau jam merayap, kata
dosen mata kuliah).
Pengalaman membuat seorang terlatih untuk menjadi semakin hebat dan
cermat. Hasil diskusi ini mengingatkan saya bahwa saya pernah berandai
andai, apakah sulit untuk menjadi psikolog? Saya bahkan sempat ragu
dengan kemampuan saya. Saya teringat saat belajar menyetir mobil dan
siaran di radio kampus. Pengalaman pertama kali siaran dan menyetir
mobil sangat berbeda dengan saat pengalaman kesekian kali melakukan
hal-hal tersebut.
Kesimpulannya sesuatu yang dilakukan terus menerus yang diiringi
dengan pendampingan dan pembelajaran ke arah yang lebih baik akan
membuat seseorang menjadi mahir. Saya yakin bisa menjadi psikolog
apabila terus berdoa, berlatih, dan membaca buku. Sesuai dengan judulnya
“hidup adalah proses”, jadi bagi para pembaca, jangan pernah ragu akan
impian Anda, saya yakin, Anda memiliki potensi untuk menciptakan hal
yang tak terduga dan luar biasa untuk dunia ini.
2 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar