Minggu, 10 Maret 2013

Clinician Psychology: Challenging! (Regina)

     Post saya kali ini masih seputar psikologi... Untuk individu yang asing dengan psikologi, psikolog, dan hal-hal seputar psikologi, yuk kita bersama-sama melihat psikologi lebih dalam lagi... Nah, pembahasan kali ini mengenai wawancara... Jadi, pada dasarnya, psikolog dalam praktiknya tentu harus memiliki senjata.. Kalau seorang dokter memiliki obat sebagai senjata, psikolog??? Yappp, mungkin diantara kalian ada yang menebak dengan tepat! Psikolog membutuhkan mata, telinga, hati, mulut, dan otak untuk praktiknya... Mata untuk mengobservasi, telinga untuk mendengar, mulut untuk bertanya dan berbicara SECUKUPNYA, serta otak dan hati untuk menimbang berbagai hal. Itu gambarannya... Kenyataannya di lapangan, psikolog juga harus menguasai skill tertentu, lohh... Jadi, ga cuma asal ngomong atau asal mendengar saja! 

     Skill apa aja sih yang diperlukan psikolog?? Mostly, they need interview skill and observation skill. Terkadang, psikolog juga memerlukan berbagai tes psikologi loh... Oke! Jadi, pada post kali ini, kita akan fokus pada skill untuk wawancara! Wawancara sendiri merupakan teknik yang PENTING banget yang harus dikuasai oleh psikolog... Kalau kata salah seorang psikolog, wawancara ini fleksibel loh, bisa dipake dimana aja kapan aja... ^^ Wawancara adalah modal yang utama untuk seorang psikolog, terutama untuk seorang psikolog klinis ketika menangani kasus-kasus klinis dengan klien yang beragam... Nah, topik kali ini lebih mengkhususkan pada wawancara dalam dunia klinis. Psikolog klinis menurut saya adalah suatu profesi yang menantang! Kasus yang beragam, kadang tidak terduga, dan pengalaman-pengalaman menarik yang dikemukakan para pakar membuat saya berpikir bahwa dunia psikologi klinis sangat menantang dan menarik untuk didalami... 

     Psikologi klinis sendiri dipecah menjadi dua bagian, yaitu psikologi klinis dewasa dan klinis anak. Lalu, ketika melakukan wawancara dengan orang dewasa dan dengan anak-anak, apakah teknik yang digunakan sama?? hmm.. nah presentasi pada hari ini di kelas Teknik Wawancara membahas mengenai hal ini! Secara mendasar, teknik wawancara yang digunakan sama dan dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menggali informasi dari klien. Namun, pada praktiknya, cara yang digunakan oleh psikolog klinis anak dan psikolog klinis dewasa berbeda. Berdasarkan apa yang saya tangkap pada hari ini, psikolog klinis anak mungkin harus lebih sabar dalam menangani kasus-kasus tertentu, seperti gangguan ADHD (anak yang hiperaktif dan tidak bisa diam)... Wahh... Tentunya ini adalah sebuah tantangan besar! Seorang psikolog klinis anak harus menghadapi anak yang lari kesana kemari atau anak yang pendiam dan tidak mau berbicara. Cara yang digunakan psikolog klinis anak umumnya dengan pendekatan bermain dan menggambar atau apabila anak tidak dapat diwawancarai, psikolog harus berhadapan dengan orangtua si anak.. Lalu, bedanya dengan psikolog klinis dewasa adalah umumnya mereka lebih membangun rapport dengan klien dan umumnya tentu para dewasa dapat memahami bahasa kita dan dapat lebih mudah diajak berbicara dibandingkan anak-anak.

     Jadii... sebenarnya, meskipun teknik ini adalah MODAL dan SENJATA UTAMA seorang psikolog atau praktisi, teknik ini tidak lepas dari kendala-kendala tertentu. Tetap saja, perlu didukung oleh observasi serta alat tes-tes psikologi untuk menguatkan suatu asumsi... Jadi yaa pada dasarnya tidak ada satu teknik yang LEBIH DOMINAN dari yang lain, semua teknik psikologi saling menguatkan satu sama lain kok! Jadi, buat kalian yang lulusan psikologi atau mempelajari psikologi, kuasailah modal-modal utama kalian untuk menjadi individu yang berkompeten... :)

28 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar