Minggu, 24 Maret 2013
Beauty Outside Smart Inside (Melissa Magdalena)
Kamis 7 Maret 2013, kelas Teknik Wawancara kelas C hari ini mempresentasikan hasil wawancara kelompok dengan psikolog PIO dan psikolog pendidikan. Dari enam kelompok yang memberikan laporannya saya merasa ada satu istilah yang paling sering didengar yaitu faking good. Mungkin kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah berpura-pura baik. Mengapa istilah ini dapat muncul?
Saat membahas mengenai psikolog di bidang industri dan organisasi terdapat proses rekruitmen karyawan dan mengharuskan adanya kegiatan wawancara. Setiap interviewee pasti berharap mendapatkan pekerjaan yang ia lamar. Terkadang berbagai cara dilakukan agar memenuhi kriteria termasuk dengan berpura-pura baik. Ini bukan hal yang salah melainkan ini hal yang sangat dasar yaitu setiap orang ingin tampil baik dan dilihat baik oleh orang lain. Maka dari itu tidak heran jika berpura-pura baik itu terjadi.
Jika pada bidang PIO mendengar kata faking good rasanya sangat wajar karena memang ada yang diperjuangkan dibalik itu. Pernahkah anda membayangkan bahwa istilah ini juga muncul pada bidang pendidikan? Jika memang ada, apa tujuannya? Dunia pendidikan yang erat kaitannya dengan siswa mengapa sampai harus ada yang berpura-pura baik?
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil wawancara mereka yang menjelaskan keadaan di sebuah sekolah. Pada sekolah tersebut para calon siswa baru harus mengikuti tes pelajaran dan wawancara sebelum dinyatakan diterima sebagai siswa baru. Mendengar hal ini saya merasa bahwa sekolah ini sangat amat mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Sekolah lain melakukan banyak promosi untuk mendapatkan murid sebanyak-banyaknya namun sekolah ini sangat ketat dalam menerima murid. Salut rasanya pada sekolah yang mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas murid. Jadi wawancara murid ini akan sangat menentukan apakah calon murid baru diterima atau tidak. Rasanya jika anda diterima di sekolah yang sangat pemilih seperti ini akan muncul rasa bangga yang luar biasa. Maka dari itu dapat dimengerti mengapa siswa belajar juga untuk berpura-pura baik agar sesuai kriteria yang ditentukan.
Berpura-pura baik selamanya hanyalah sebuah kepura-puraan. Mengapa harus berpura-pura tampil baik? Mengapa tidak benar-benar menjadi baik? Jika anda memang menginginkan sebuah pekerjaan belajarlah untuk tidak mengandalkan kepura-puraan anda, seperti pura-pura menguasai bahasa Inggris, pura-pura anda seorang yang ramah, pura-pura anda sangat pandai menghitung. Sebenarnya ada jalan lain untuk mendapatkan pekerjaan yaitu dengan benar-benar bisa dari dalam diri anda. Jika memang kita bukan seorang yang pandai pada level tinggi, cobalah mengakui itu namun dibalik pengakuan terselip janji motivasi diri untuk meningkatkan kualitas belajar.
Mungkin berpura-pura efektif untuk sesaat, namun dari hasil presentasi… para ahli dapat membedakan bahwa anda sedang faking good atau sebuah kejujuran. Maka dari itu saya mengajak kita semua untuk berhenti berpura-pura menjadi baik .Marilah anda, saya dan kita semua belajar menjadi seseorang yang tampak cantik di luar dan tampak pintar dari dalam. Beauty Outside Smart Inside.
11 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar