Minggu, 03 Maret 2013

Wawancara Psikologi Klinis Anak dan Dewasa (Patricia Gloria)


     Pada kuliah teknik wawancara pada pertemuan sebelumnya didiskusikan mengenai pengertian wawancara dan kelebihan kekurangan wawancara. Dalam diskusi kelompok, membahas mengenai wawacara terhadap psikolog anak dan psikolog dewasa. Dari diskusi tersebut untuk psikolog anak dapat menemukan pengertian, kelebihan dan kekurangan wawancara, kendala-kendala yang sering dialami dan cara menanganinya. Pada Psikolog anak disimpulkan bahwa wawacara merupakan suatu pengumpulan data untuk mencapai suatu tujuan dan untuk mendiagnosa kepada klien. Para psikolog anak masalah yang dihadapi yaitu membina rapport dengan klien anak tersebut.  Karena anak pada umumnya ketika bertemu dengan orang baru dan lingkungan baru anak-anak akan beradaptasi dengan lingkungannya dan dengan orang yang baru pertama kali bertemu seorang anak harus membangun kepercayaan kepada psikolog tersebut.
     Ada beberapa kendala selain membina rapport yaitu masalah dengan waktu, karena pada umumnya anak lebih suka bermain terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara atau konseling dan membutuhkan waktu, kemudian kondisi fisik dari psikolog. Terutama dengan anak-anak dengan gangguan ADHD, Autism, Aspreger dan sebagainya. Kemudian psikolog juga harus berbicara kepada orang tua anak tersebut karena orang tua juga harus percaya dengan psikolog anak tersebut.
     Beberapa psikolog mempunyai beberapa cara-cara penanganan dari masalah-masalah diatas. Diantaranya yaitu tidak melanggar kode etik, atau ketika kondisi fisik psikolog, dapat dilakukan pembatalan secara halus tetapi tidak menyalah gunakan kode etik.
     Sama dengan psikolog anak, psikolog dewasa juga memberikan pengertian mengenai wawancara yaitu sebagai pengumpulan data agar tujuan yang mau di capai dapat terlaksana dengan baik. Berbeda dengan psikolog dewasa, pada klien dewasa tidak perlu lagi didampingin oleh orang tua karena orang dewasa sudah dapat mengetahui bahwa dirinya membutuhkan bantuan.
     Kendala-kendala yang dialami pada psikolog dewasa juga hampir sama dengan psikolog anak harus membina rapport agar ada kepercayaan dalam menyeselasikan masalah. Ada juga bias-bias yang terjadi sepetti misalnya klien bercerita sampai diluar topik pembahasan. Cara mengatasinya dengan cara psikolog harus mampu untuk mengembalikan topik, dan berpandangan subjektif terhadap klien. Psikolog dewasa juga tidak boleh terbawa oleh suasana.

26 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar