Sabtu, 23 Maret 2013

Keterampilan Dasar Wawancara (Elvandari Armen)


"Apa yang Anda rasakan saat ini?"

Pertanyaan Ibu Henny ketika kelas teknik wawancara terdengar sederhana tetapi saya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.... Miriskah? Jujur saja perasaan saya ketika kelas berlangsung adalah biasa-biasa saja dan yang menjadi pertanyaan, apakah biasa-biasa saja tersebut adalah perasaan? Yang membuat saya sedikit tenang adalah mendengar beberapa teman-teman saya di dalam kelas merasa hal yang sama seperti saya, yaitu biasa-biasa saja.. (Yeyyy, setidaknya bukan saya sendiri yang merasa demikian, jadi saya tidak terlalu merasa aneh.. lol)

Sering kali kita sulit untuk memahami diri sendiri, seperti perasaan apa yang kita rasakan saat ini... Yahhh karena memang tidak ada peristiwa penting yang terjadi saat itu.. Hal tersebut dapat menjadi pembelaan sebagian orang, namun apakah Anda akan terus menoleransi pembelaan tersebut dan membiarkan ketidakpekaan terus berkembang? Padahal salah satu keterampilan dasar untuk menjadi pewawancara, dalam hal ini adalah psikolog klinis adalah peka terhadap perasaan.. Perasaan siapa? Tentunya perasaan klien. Untuk menjadi peka dengan perasaan orang lain, kita harus peka terhadap perasaan sendiri. Kemudian peka terhadap diri sendiri tersebut dapat dijadikan dasar untuk memahami orang lain.. Seperti kita ketahui bahwa sebagai pewawancara kita harus memiliki rasa empati di mana rasa empati tersebut dapat terasah jika kita peka terhadap perasaan sendiri maupun orang lain. Pahami afekmu sendiri, baru orang lain. Pakailah sepatunya, baru Anda dapat merasakan perasaannya......

Manusia memiliki dua telinga dengan satu mulut.....
Banyaklah mendengarkan orang lain dibandingkan banyak bicara...
Untuk mendapatkan data yang baik ketika wawancara adalah dengarkanlah apa yang dikatakan oleh klien dengan seksama. Dengar dan catat kata-kata yang sering diulang klien ataupun perilaku klien yang tampaknya penting. Pahami dan cermati segala sesuatu yang diutarakan oleh klien.

Selain itu, keterampilan lain yang harus dimiliki oleh pewawancara yang baik adalah attending behavior. Jagalah sikap Anda ketika sedang berbicara dengan orang lain. Mendengarkan tidak hanya eye-contact dengan lawan bicara, tetapi perhatikan apakah sikap Anda memang menunjukkan sikap sebagai pendengar yang baik. Coba refleksi diri, apakah Anda nyaman ketika berbicara dengan orang lain yang matanya pada Anda, tetapi tangannya terus mengusap rambut, menekan-nekan pena, atau bahkan menggulung kemejanya... Binalah rapport yang baik, ciptakan lingkungan yang hangat agar klien dapat berbicara bebas dan merasa dihargai kehadirannya.

17 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar