Rabu, 06 Maret 2013

Kelas Teknik Wawancara Bersama Bu Henny (Winda Dawin)

Pada hari senin lalu, tepatnya tanggal 25 Februari 2013, di kelas  mata kuliah teknik wawancara. pertemuan ketiga dari mata kuliah tersebut yaitu majunya empat kelompok untuk mempresentasikan hasil wawancara mereka terhadap psikolog yang telah ditentukan untuk setiap kelompoknya. yakni, dua kelompok untuk psikolog klinis dan dua kelompok lagi untuk psikolog anak, dan saya termasuk kelompok yang kedua.. pertanyaan yang diberikan kepada psikolog yang diwawancarai ini adalah seputar penerapan Teknik Wawancara. Dan yang pasti tugas ini sudah diberikan Bu Henny senin lalu, tapi baru saya post sekarang hehehe.. :p

Jadi... apa itu teknik wawancara??

Dari yang saya dapatkan dari kelas teknik wawancara dari pertemuan pertama hingga pertemuan yang ketiga pada hari senin lalu, teknik wawancara adalah suatu teknik atau cara seseorang untuk mendapatkan jawaban atau teknik untuk mengumpulkan data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. dari kelompok saya, mewawancarai psikolog dalam bidang klinis dewasa. psikolog ini mengatakan bahwa, teknik wawancara adalah cara untuk mengumpulkan data, dengan cara bertanya kepada klien dan menggali lebih dalam permasalahan mereka.


Mungkin untuk sebagian orang, kata "wawancara" itu terdengar mudah. tetapi ternyata..oh.. ternyata.. menurut saya teknik wawancara itu susah-susah gampang juga ya... kenapa begitu?? pastinya karena diperlukan jam terbang ya "oke", kemudian kemampuan menggali informasi yang handal. tidak itu saja, seorang psikolog yang menggunakan teknik wawancara harus bisa mengembalikan jalur cerita, yang mungkin klien ceritakan panjang lebar, dan sudah keluar dari "linenya", untuk itu psikolog harus mengfokuskan dan mencari apa sih akar permasalahannya. kemudian, teknik wawancara ini ternyata juga bisa digabungkan dengan teknik lain untuk mengumpulkan data lebih banyak, kalau dalam klinis juga bisa digabungkan dengan alat tes lainnya, agar data yang didapatkan lebih kaya. data yang didapatkan ini, bisa berupa data verbal dan juga data nonverbal. data non verbal ini didapatkan dari observasi psikolog selama melakukan wawancara, apakah itu dari klien menggerakkan tangannya, kakinya, atau lirikan matanya, itu semua dapat digunakan sebagai tambahan data nonverbal.

Lalu.. teknik wawancara ini juga terdapat kekurangannya. salah satunya, pewawancara juga dapat kelelahan, sehingga tidak fokus pada apa yang sedang dibahas. kenapa bisa lelah... karena, waktunya yang lama, dan ceritanya yang panjang. Nah.. disini ternyata dituntut profesinalitasnya.. kalau kata bu henny "gak akan berenti kalau gak sampai pingsan" hahaha.. tetapi ada cara yang lebih baik juga untuk mengatasi hal ini. katakan pada orang yang diwawancarai bahwa, sesi yang sedang berlasung sudah selesai, kemudian tanyakan pada klien apakah ingin dilanjutkan atau tidak, lalu jika ingin dilanjutkan dipertemuan berikutnya, katakan atau rumuskan masalah yang telah mereka ceritakan "jadi, masalah bapak atau ibu.. gini..gini.. ya.."

Kemudian, ada juga cara yang diceritakan oleh psikolog yang kelompok saya wawancarai. psikolog ini mengatakan, jika beliau sudah mendapat "alarm", yang menandakan bahwa beliau sudah kelelahan, ia akan berbicara dengan hatinya "kamu disini sudah melakukan hal yang terbaik loh... kamu disini bukan karena hanya untuk mendapatkan uang, tetapi juga membantu mereka".

kata-kata tersebut yang membuat saya, bepikir...
ketika kita bekerja dari hati, tanpa memikirkan hal yang sulit untuk dilakukan semuanya akan terasa..
" wow, i'm enjoy it and i'm like it! "

jika pada klinis anak, mungkin anak yang diwawancarai akan lebih tidak nyaman, dan akan bertanya "siapa yah kamu atau mau ngapaian ya?". dan anak-anak ini perilakunya lebih aktif dan lebih suka dengan suasana yang menarik buat mereka, seperti mainan, kemudian suasana yang tidak begitu formal. sehingga, untuk mengumpulkan data dari anak-anak, mungkin lebih mudah jika menggunakan alat tes yang memang ditujukan untuk anak-anak. kalaupun menggunakan teknik wawancara, harus dilihat apakah jawaban yang mereka katakan diawal, sama atau konsisten tidak dengan jawaban yang mereka berikan di pertanyaan atau dipertemuan selanjutnya.

jadi... teknik wawancara itu, teknik mengumpulkan data yang memerlukan skill komunikasi yang baik pastinya, lalu.. kemampun menggali lebih dalam data apa yang kita perlukan. dan saya salah satu yang ingin belajar lebih dalam juga dalam mengasa kemapuan wawancara, sehingga rasa, "ternyata..oh.. ternyata" yang saya sebutkan diatas berkurang.. hahahaha.. :D

28 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar