Kamis, 07 Maret 2013

Homosexuality is a choice (Farah Puspita Sari)



Hmm berbicara mengenai homoseksual nampaknya cukup menarik. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai homoseksual, kita perlu tau dulu apa seh sebenarnya homoseksual itu? Homoseksual berarti ketertarikan terhadap sesama jenis. Hmm mungkin bagi kaum heteroseksual akan terasa aneh jika menjalin hubungan dengan sesama jenis, tetapi untuk para homoseksual mereka akan terasa aneh jika mereka berhubungan dengan berlainan jenis. Yaaaa... tapi hidup itu pilihan, kita bebas untuk memilih mau seperti apa diri kita ini. Seperti juga untuk homoseksual ketika mereka telah memilih hidupnya untuk menjadi seperti itu maka kita perlu untuk menghargainya, bukan untuk diejek atau bahkan dijauhkan. 
Tidak  mudah untuk  menentukan orientasi seksual seseorang jika lihat  hanya dari perilaku seksualnya saja, tanpa melihat dari aspek yang lain karena manusia memiliki  fantasi yang luar biasa. Contohnya ketika seorang laki-laki melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita, padahal di dalam fantasinya  ia melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki. 
Nah yang menjadi pertanyaannya sekarang “mengapa seseorang bisa menjadi homoseksual?”  ada banyak pendekatan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang dapat menjadi homoseksual.   
Secara biologis homoseksual bisa juga kemungkinan karena adanya kelebihan kromosom seks dari ibu. Kromosom normal pada seorang laki-laki berjumlah 46 buah (23 pasang), 22 pasang kromosom otosom dan sepasang kromosom seks (XY), sedangkan laki-laki yang memiliki kecenderungan homoseksual secara hormonal memiliki jumlah kromosom 47 buah, yang terdiri dari 44 buah (22 pasang) otosom dan 3 buah kromosom seks (XXY) hl ini dikarenakan kromosom dari ibu (XX) tidak terjadi pembelahan, sehingga individu laki-laki ini memiliki ciri-ciri kewanitaan
Aliran Psikoanalisa yang mengungkap dimensi masa lalu, dimana anak pada tahap phalic (usia 4-6 th) kurang mendapatkan figur yang baik dari orang tua dengan jenis kelamin yang sama. Jika ini terjadi pada laki-laki, dalam situasi kehidupan awal seorang anak, figur ibu terlalu dominan dalam keluarga (bisa jadi karena ayah lemah, perceraian sehingga anak laki-laki tinggal dengan ibunya, atau ayah meninggal) sehingga identifikasi anak laki-laki ini cenderung ke arah perempuan. Termasuk pengasuhan oleh ayah terhadap anak laki-lakinya menjadi kurang efektif.  Selain itu jika anak laki-laki mempunyai persepsi yang buruk ke ayahnya, hal ini bisa jadi sebagai penyebab juga.
Jika ditinjau dari sudut pandang Behaviour (perilaku), maka homoseksual terjadi karena faktor pembiasaan, lingkungan, dan adanya penguat positif (rasa enak, nikmat, nyaman) dalam hubungan dengan sesama jenisnya.  
Masing-masing orang mempunyai riwayat gangguan yang berbeda, ada yang berawal dari Biologis kemudian diperkuat faktor Psikologis, ada juga yang murni faktor Psikologis. Kebanyakan yang murni behavior ini biasanya terjadi pada masa-masa remaja. Entah karena gaya hidup, bujukan teman, atau faktor yang lain. Meskipun demikian, tidak semudah itu seseorang bisa menjadi homoseksual. Biasanya pasti sudah disertai dengan potensi sejak kecil, hanya saja masih manifest (terpendam) dan butuh sebuah kejadian atau pencetus untuk memunculkannya
Nah... apapun riwayat gangguan ini, biarkan seseorang untuk memilih hidupnya sendiri dan hormati setiap pilihan yang telah dipilih karena setiap manusia berhak untuk bahagia 
 
6 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar