Minggu, 24 Maret 2013

Teknik Wawancara dalam Psikologi Industri & Organisasi dan Psikologi Pendidikan (Mellyta Noviastuti)


Mata kuliah teknik wawancara yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 7 Maret 2013, kembali membahas teknik wawancara di dalam ranah psikologi. Kali ini teknik wawancara yang dipresentasikan merupakan penerapan teknik wawancara di dalam bidang psikologi pendidikan dan psikologi industri organisasi. Pada tulisan saya kali ini, saya akan membahas sedikit tentang rangkuman yang saya dapat dari teman-teman kelompok lain yang mempresentasikannnya di dalam kelas. Berikut merupakan rangkumannya.

1. Pengertian Wawancara

     Hampir di semua bidang di psikologi, mengatakan bahwa teknik wawancara merupakan salah satu teknik yang sering digunakan untuk menggali informasi yang ingin diketahui. Sebagai pewawancara, seseorang berhak mengetahui apa yang ingin diketahuinya sesuai dengan konteks wawancara tersebut. Dalam proses wawancara ini, pewawancara juga berhak menggali informasi sejelas apa yang pewawancara tersebut inginkan. Di dalam kehidupan sehari-hari wawancara mungkin sering kita lakukan juga untuk lebih menggali informasi yang kita butuhkan. Namun di dalam ranah psikologi ataupun sehari-hari, pewawancara harus memiliki batas-batas tertentu sesuai kode etik atau norma yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari.

 2. Aplikasi Wawancara

     Psikologi Industri dan Organisasi menerapkan teknik wawancara untuk merekrut karyawan baru. Biasanya teknik wawancara dilaksanakan setelah subyek melewati seleksi CV dan psikotes yang diberikan oleh perusahaan. Jadi, dalam pengaplikasiannya dalam ranah Industri, teknik wawancara menjadi perbandingan dengan psikotes yang dilaksanakan. Sementara itu, dalam bidang Psikologi Pendidikan, teknik wawancara digunakan dalam proses rekruitmen dan konseling. Tidak terlalu banyak sekolah yang menggunakan teknik wawancara dalam proses rekruitmen siswa barunya. Kebanyakan sekolah menggunakan teknik wawancara dalam proses konseling. Banyak guru-guru BK yang menggunakan teknik wawancara untuk menggali informasi mengenai siswa yang memiliki masalah tersendiri, seperti pelanggaran terhadap tata tertib. Menurut saya, pengaplikasian teknik wawancara dalam ranah PIO sangat diperlukan agar perusahaan tidak hanya terpaku pada psikotes atau CV yang mungkin tidak sesuai. Jadi, melalui teknik wawancara tersebut beserta observasi yang baik dapat menjadi perbandingan penting dalam merekrut seseorang. Begitu juga dalam pendidikan, guru BK menjadi lebih mengerti muridnya serta lebih dapat menangkap bagaimana perilaku muridnya secara obyektif, tanpa pengaruh dari orang-orang disekitarnya.

3. Kelebihan dan kekurangan Teknik Wawancara

     Teknik wawancara merupakan sebuah teknik yang penting dalam ranah Industri. Untuk merekrut karyawan baru, setiap perusahaan pasti mengadakan teknik wawancara sebelum memperkerjakan seseorang. Karena dalam melakukan teknik wawancara, pewawancara dapat juga langsung mengobservasi calon pegawai baru tersebut. jadi, pewawancara dapat membaca bahasa tubuh calon pegawai baru tersebut jikalau dia berbohong. Dari jawabannya juga dapat terlihat jika dia cukup berpotensi atau tidak dalam bekerja.     Dalam bidang pendidikan sendiri, wawancara memiliki kelebihan karena pewawancara dapat menggali info sejelas dan sedalam mungkin untuk mendapatkan data yang diinginkan. Karena wawancara bersifat langsung, jadi pewawancara dapat langsung menanyakan sesuatu yang belum cukup dimengerti. Akan tetapi, terkadang ada beberapa siswa yang sulit untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya karena siswa tersebut takut rahasianya tidak dapat dijaga dengan baik oleh guru Bknya. Selain itu, ada juga siswa yang berpura-pura menjadi baik. Jadi, dia selalu menceritakan hal-hal yang baik saja tanpa menceritakan hal-hal yang kurang baik. Kelebihan dan kekurangan dalam teknik wawancara ini melengkapi satu sama lain. Karena itu biasanya teknik wawancara tidak berdiri sendiri. minimal teknik wawancara didampingi dengan observasi yang baik pula.

4. Masalah Teknik Wawancara

     Masalah yang muncul dalam penggunaan teknik wawancara dalam bidang Industri adalah adanya hallo effect atau lebih menilai ke penampilan calon pegawai baru yang akan diwawancarai. Kemungkinan karena penampilan rapinya, banyak pewawancara yang terkecoh dan menilai bahwa orang yang lebih rapi memiliki kinerja dan ide yang lebih baik. Ternyata sewaktu diwawancarai fakta tidak berkata demikian. Sementara dalam bidang pendidikan masalah yang biasanya muncul adalah siswa yang berpura-pura baik dan kecemasan siswa untuk bercerita dengan guru BK. Biasanya seorang calon siswa akan berpura-pura baik saat diwawancara, sementara ada juga siswa yang selalu cemas jika diwawancarai oleh guru BK karena guru BK selalu berhubungan dengan bagaimana guru menangani masalah. Semua masalah ini memang sering terjadi, tapi seharusnya seorang pewawancara dapat mengatasinya dengan observasi yang baik dan pertanyaan yang lebih mendalam.

 5. Penanganan masalah dalam Teknik wawancara

     Para pewawancara memiliki caranya tersendiri dalam menangani masalah yang ditemui saat proses wawancara. Pewawancara dalam bidang industri biasanya melakukan crosscheck atau pengecekan ulang dengan membandingkan hasil wawancara dengan CV dan hasil tes yang dilakukan oleh subyek. Sementara dalam bidang pendidikan, biasanya guru BK harus mendekatkan diri dengan siswanya dengan tidak menjadi terlalu kaku dan dapat berteman dengan para siswanya tanpa melupakan bagaimana bersikap sebagai seorang guru. Lalu dengan calon siswa yang berpura-pura baik saat proses wawancara berlangsung, seorang pewawancara harus dapat memberi pertanyaan yang lebih spesifik agar terlihat bagaimana jawaban calon siswa tersebut. menurut saya, selain cara yang ada tentu saja teknik wawancara juga harus berdiri bersama observasi yang baik dan jika dibutuhkan dapat dilaksanakan psikotes.

 13 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar