Jumat, 14 November 2014

VARITIES OF SEXUAL EXPRESSIONS (KIntan Wailulu)



Semakin berkembangnya jaman semakin juga berkembang kemajuan teknologi dan semakin juga mempengaruhi kehidupan seseorang tidak terkecuali dalam hal sexual. Seiring berjalannya jaman semakin modern dan sexual modern masa kini tidak dikatagorikan sebagai hal normal atau menyimpang. Pada pembahasan kali ini akan mencoba membahas tentang aktifitas sexual dari yang masih dalam katagorisasi normal hingga ke dalam katagorisasi “menyimpang” .
FANTASI SEXUAL
Apa sebenarnya fantasi sexual itu boleh atau engga sih? Ada beberapa orang yang berbicara ga boleh karena bertentangan dengan ajaran agama tapi, sebenarnya wajar kalau kita berfantasi sexual itu menandakan bahwa kehidupan sexual yang sehat, dan melakukan aksi fantasi sexual di situasi sexual yang aman dapat menimbulkan rasa senang dalam kehidupan sexual. Namun, ini akan jadi masalah besar bagi si individu itu sendiri JIKA BERFANTASI SEXUAL bisa menjadi suatu keinginan dan menjadi perilaku berulang dan meyebabkan difungsi sexual. Hal ini juga akan merusak fisik dan psikologisnya juga dapat menimbulkan perasaan bersalah tingkat tinggi tentang keinginan atau nafsu birahi melibatkan kehidupan sehari-hari dan hal ini bisa mengganggu hubungan personal. Jika, sudah terjebak dalam keadaan seperti ini sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan terapis seks atau juga konselor.
Paraphilia dari eksotis menjadi gangguan psikologis
Paraphilia itu apa sih?? Paraphilias itu perilaku sexual yang berkaitan dengan keinginan untuk obyek erotis yang tidak biasa atau berbeda. Fitur esensial yang berhubungan dengan parafilia yaitu kemunculan intesitas perilaku sexual yang melibatkan objek bukan manusia, atau anak.
Ketika perilaku ini muncul bisa sangat mengganggu hubungan individu dengan orang lain, mengganggu dalam bekerja. Biasanya hal ini sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. KENAPA?? Belum ada faktor penyebab yang pasti juga kenapa pria lebih dominan tapi dalam kasus ini lebih banyak dan erat kaitannya dengan keluarga, pengalaman masa kecil. Paraphilia dapat menjadi perilaku yang ada di berbagai kalangan sosioeconomic rendah, etnis, ras, dan orientasi sexual.


THEORIES ABOUT WHERE PARAPHILIAS BEGIN


Biological Theories
Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil dari penelitian tersebut menemukan dimana pria tanpa parafilia sebelumnya mulai menampilkan perilaku paraphiliac saat mereka mengalami epilepsilobus temporal, tumor otak, dan gangguan dari daerah tertentu dari otak. Selain itu juga, hormon testosteron juga bisa mempunyai pengaruh perkembangan dari parafilia itu sendiri.


Pyschoanalytic Theory
Kalau bedasarkan psikoanalisis, parafilia itu juga berkaitan dengan masa-masa sulit saat individu tersebut masih menjadi bayi yang berhubungan juga dengan krisis Oedipal dan castration axiety nah ini juga yang bisa menjadi alesan kenapa sih lebih banyak yang terjadi ini tuh..lebih ke pria dibandingkan ke perempuan. Karena pria dan perempuan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan sang ibu, jika anak perempuan dapat terus membangun identitas tersebut nah..kalau pria harus terpisah dengan sang ibu untuk membangun identitas diri sebagai lelaki.


Developmental Theories
Lovemaps dimana istilah ini digunakan oleh John Money yang merujuk pada template kekasih ideal dan situasi seksual yang berkembang sesuai dengan masa pertumbuhan.
Behavioral Theories
Behavioris mengatakan bahwa parafilia berkembang karena beberapa perilaku menjadi berhubungan dengan kesenangan seksual melalui pengkondisian.
Sociological Theories
Parafilia bisa terjadi ketika cara-cara masyarakat mendorong perilaku tertentu.


TYPE OF PARAPHILIAS


Fetishism : Dimana obyek untuk berhubungan sex ialah dengan beenda mati atau bagian tubuh yang tidak biasa yang menjadi fokus nya untuk gairah seksual dan orgasme sadism. Misalnya dengan melihat bentuk kaki wanita individu mulai terangsang hasrat seksualnya dan ini biasanya terjadi dikalangan pria. Terdapat lima tingkatan Fetishism yaitu:
1. Tingkat 1: Pemuja (Desires)
Dimana pada tahap ini seseorang individu hanya membayangkan berhubungan seksual dengan ( misalnya) wanita yang memiliki payudara besar, badan kurus, tinggi, putih. Namun, jika pada kenyataannya tidak demikian ini tidak menjadi masalah yang berarti untuk individu tersebut ia akan tetap menikmati aktivitas seksualnya dengan pasangannya walau pasangan tersebut tidak seperti apa yang ia bayangkan.
2. Tingkat II: Pecandu (Cravers)
Dimana jika pada tahap ini sudah mulai terdapat sedikit masalah pada individu tersebut yaitu jika seseorang individu mengharapkan mempunyai pasangan yang seperti ia bayangkan namun pada kenyataannya tidak ini akan sedikit mengganggu pada aktivitas sesksualnya dimana indvidu tersebut akan mengalami hilang hasrat seksual, dan tidak akan tercapai ketika pada tahap orgasme.
3. Tingkat III: Fetishist Tingkat Menengah
Pada tahap ini akan mengahadapi situasi yang sangat menegangkan sekali dimana seorang individu akan melakukan hal apa saja demi bisa berhubungan dengan pasangan yang ia inginkan. Individu akan menculik, menyiksa demi hasrat seksualnya tersalurkan dan ia tidak perduli apakah pasangannya tersebut lawan jenis atau sesama jenis.
4. Tingkat IV: Fetishist Tingkat Tinggi
Pada tahap ini lebih parah lagi ketika seseorang menyukai bentuk sepatu wanita dan hal yang membuat ia menjadi terangsang ialah dengan ketika berhubungan seksual dengan sepatu tersebut maka orang yang mengalami fetishist pada tahap ini tidak perduli dengan siapa dia berhubungan ia akan lebih fokus pada apa ia dia berhubungan.
5. Tingkat V: Fetishistic Murderers.
Pada tahap ini seseorang rela membunuh, memutilasi dengan fetishistic yang dia
Inginkan


Transvetic Fetishism
Transvetic Fetishism yaitu ketika seseorang lebih terangsang dalam berhubungan seksual namun, ketika ia mengenakan pakaian (dalam) lawan jenisnya. Seorang “transvestite” yang benar hampir pria heteroseksual. Biasanya ini terjadi dikarenakan ketika individu ( pria) masih kecil ia selalu dipermalukan di depan banyak orang untuk menggunakan pakaian perempuan.
Sadism and Masosism
Sadism dimana fokus pada pemberian rasa sakit, penyiksaan ketika dalam berhubungan seksual dengan pasangannya. Pada DSM-IV-TR dimana sadisme merupakan kondisi seseorang memiliki fantasi, mendesak atau perilaku yang melibatkan siksaan, penderitaan dan pengihnaan untuk meningkatkan atau mencapai gairah seksual (Yates et al., 2008).
Masosism
Fokus pada penerimaan rasa sakit dengan diberi rasa sakit atau siksaan individu yang mengalami masosim malah merasa terangsang dan lebih menyukai tindakan masochism melibatkan tindakan dipukuli, diikat, dan dibuat menderita. Biasanya ini mempunyai hubungan timbal balik degan seseorang yang mengalami sadism.


Exhibitionism dan Voyerism
Exhibitionism dimana memperlihatkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal. Pelaku exhibitionism biasanya lelaki dimana untuk mencapai kepuasan seksual dia memperlihatkan alat kelamin miliknya di depan publik. Gairah seksual orang yang mengalami gangguan ini bukan kepada alat kelamin itu sendiri namun, pada ekspresi dari orang yang melihat seperti terkejut, takut hal itulah yang membuat perilaku bergairah dan ketika dia mengingat eksperesi muka korban maka ia bisa langsung saja ereksi dan masturbasi.
Voyeurs
Kepuasan seksual berasal dari melihat orang yang sedang buka baju, telanjang atau seseorang yang sedang melakukan aktifitas seksual. Biasanya para pelaku masih berumur 15 tahun.
Primary voyeurism(voyeurism paraphilia utama dan hanya ada satu) biasanya voyeurism dicampur dengan paraphilia yang lain, voyeurs tidak begitu berbahaya kenapa? Karena dengan mengintip saja dia sudah terpuaskan hasrat seksualnya tapi tetep aja bagi korban yang diintip sih nakutin siapa juga yang mau diintip kaan?.
Troilism dimana sesi seks yang melibatkan banyak pasangan dengan disaksikan dengan orang lain. Troilism bisa juga melibatkan aspek voyeurism, exhibuitionism, dan terkadang keinginan homoseksual yang tersembunyi.


Pedophilia
Dimana hasrat seksualnya lebih kepada anak kecil yang belum pubertas namun, ketertarikan terhadap anak laki-laki dan perempuan yang baru saja melewati masa pubertas disebut juga ephebephilia akan tetapi hal ini tidak dianggap sebagai patologikal karena kenyataannya seluruh laki-laki yang heteroseksual lebih menyukai perempuan yang lebih muda.


Other Paraphilias
Frotteurism dimana ini sering terjadi diangkutan umum terlebih sih kereta dimana laki-laki menggosok kemaluannya pada paha atau bokong wanita ditempat keramaian yang mana ia mengklaim bahwa itu adalah sebuah insiden yang terjadi begitu saja. Ini pernah sempat terjadi kepada teman saya ( share dikit ya bu) ketika dikereta ada seorang bapa-bapa posisinya dia berdiri dibelakang teman saya dan ketika itu suasana kereta tidak begitu ramai dan teman saya berdiri bapa-bapa berdiri dibelakang teman saya. Ketika beberapa lama teman saya merasakan hal yang aneh yang dia bilang sih gini “ iya..jadi tuh pas gue berdiri tuh bapa-bapa dibelakang gue kan nah..pas udah gitu awalnya sih biasa aja cuman lama kelamaan gue ngerasa ko kaya ada yang gesek-gesek ke pantat gue ya gue udah mulai ngeri kan tuh..akhirnya gue nengok lah ke belekangan pas ngeliat bapa-bapa itu sosoan kaya muka gabersalah gitu yaudah tuh gue belom merasa gimana-gimana kan pas gue ngadep biasa lagi eh makin makin nih kerasa lagi kaya tadi gue udah feeling aja wah ga beres nih gue nengok lagi ke belakang gue omelin aja tuh bapa-bapa gue bilang “ EH PA, BAPA NGAPAIN GESEK-GESEK ALAT KELAMIN BAPA KE PANTAT SAYA..KURANG AJAR AMAT LUH” terus bapa bapanya sih bilang “ engga saya ga ngapa-ngapain...” tapi gue yakin dia ngapa-ngapain gue muka dia langsung kaya ketakutan gitu nunduk akhirnya orang-orang yang digerbong manggil petugas kan eh yaudah dia dibawa sama petugas terus disuruh turun...”
Necrophilia yang dimana seseorang berhubungan seks dengan mayat, telah ditemukan sejak zaman peradaban kuno. Baru-baru ini legenda vampire menyiratkan necrophilia dengan pendekatan seksual terhadap mayat hidup.


6 Nov 2014







ASSESSING AND TREATING PARAPHILIAS
Treatment
1. Shame aversion dimana terapi ini menguatkan perasaan malu ( untuk exhibitionist)
2. Systematic desencitazion dimana mengajarkan seseorang untuk belajra santai saat mengalami gairah yang memancing kecemasan.
3. Orgasmic reconditioning dimana seseorang baru mengubah fantasi saat orgasme dalam masturbasi dan mencoba mengondisikan dirinya dengan membangkitkan fantasi konvensional.
4. Satiation therapy terapi dengan mengurangi dorongan stimulus yang tidak diinginkan untuk masturbasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar