Rabu, 26 November 2014

Rape? (Susan)

Sesungguhnya kita tidak benar-benar tahu bagaimana seseorang dapat mengalami pemerkosaan atau bagaimana pemerkosaan dapat terjadi pada seorang wanita. Tidak jarang kasus pemerkosaan yang terjadi kemudian setelah korban diperkosa untuk menghilangkan jejak atau bukti korban dibunuh oleh pelaku kekerasan. Ketika hal tersebut terjadi, siapa yang disalahkan? Wanita sebagai korban? atau pria sebagai pelaku kekerasan?


Tentu kita sudah tahu bahwa banyak kasus pemerkosaan terhadap wanita terjadi di tanah air kita tanpa adanya tindak hukuman yang pantas bagi pelaku kekerasan. bahkan terkadang pelaku kekerasan mendapat pembelaan dengan alasan yang tidak masuk akal dan malah mengkambing hitamkan korban pemerkosaan. Korban dituduh tidak dapat menjaga diri dengan benar? Pulang jam 9 malam sendiri? Keluar rumah dikala subuh untuk menafkahi keluarga? Pakaian yang dikenakan terlalu terbuka (seperti kerudung)? Saya rasa kita semua sudah tahu jika terjadinya tindak pemerkosaan pada wanita sudah seharusnya wanita mendapat perlindungan hukum yang memadai, bukan malah disudutkan dan disalahkan. 

Beberapa negara mencoba untuk mengatasi terjadinya pemerkosaan terhadap wanita dengan beratnya hukuman yang akan diterima oleh pelaku. Beberapa negara juga ternyata hukuman cukup berat yang harus ditanggung pelaku pemerkosa dapat dibeli kebebasannya, sehingga pelaku dapat bebas berkeliaran di masyarakat. 

Beberapa negara juga memiliki ide untuk menjaga agar tidak terjadi lagi tindak pemerkosaan pada wanita dengan dibuatnya alat-alat yang digunakan wanita agar tidak dapat diperkosa. Berikut link yang dapat saya bagikan. Siapa tahu berguna bagi pembaca ;) 

5 alat anti pemerkosaan dari berbagai negara.

http://palingseru.com/27110/5-alat-anti-pemerkosaan-yang-unik

Nah, walaupun alat-alat tersebut terkesan unik dan mungkin cukup menjamin kesejahteran wanita dari pelaku pemerkosa, namun lebih baik kita menjauhi segala kemungkinan. 

26 Nov 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar