Jumat, 14 November 2014

mengenal gangguan seksual (Rosalyah)


     Perilaku seks yang tidak wajar dialami beberapa orang yang mengalami kelainan seks atau yang disebut paraphilias. Salah satu contohnya mempertontonkan organ kelamin kepada orang lain yang tidak ingin melihatnya. Paraphilias adalah perasaan seksual atau perilaku yang dapat melibatkan mitra seksual yang tidak manusia, tanpa izin, atau yang melibatkan penderitaan atau siksaan oleh satu atau kedua pasangan.Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (dikenal sebagai DSM) edisi keempat revisi (DSM-IV-TR), panduan yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan mental, suatu kondisi yang tidak umum pada seseorang yang memiliki lebih dari satu paraphilia.

1. Eksibisionisme
Eksibisionisme adalah kelainan seks yang suka memperlihatkan organ kelamin kepada orang lain yang tidak ingin melihatnya. Dalam beberapa kasus, orang dengan eksibisionisme juga suka melakukan autoeroticism (praktek seksual merangsang diri sendiri atau masturbasi) sambil memperlihatkannya kepada orang lain. Secara umum, tidak ada kontak yang dilakukan dengan korban, si eksibisionisme terangsang secara seksual dengan mendapat perhatian dan mengejutkan orang lain dengan tindakannya.

2. Fetisisme
Orang dengan gangguan ini mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan obyek bukan manusia, paling sering pakaian dalam perempuan, sepatu, stocking, atau item pakaian lainnya.

3. Frotteurisme
Orang dengan gangguan ini sering menggosok-gosokkan organ kelaminnya kepada orang lain yang tidak menginginkannya. Perilaku ini sering dilakukan pada saat sibuk, di tempat ramai seperti dalam bus atau di kereta yang penuh sesak.

4. Pedofilia
Pedofilia melibatkan aktivitas seksual dengan anak kecil, umumnya di bawah usia 13. DSM-IV-TR mendeskripsikan kriteria orang dengan pedofilia berusia diatas 16 tahun, dan setidaknya 5 tahun lebih tua dari si anak yang dijadikan obyek seksualnya.Orang dengan pedofilia bisa tertarik dengan anak laki-laki atau perempuan, walaupun hampir dua kali lipat ketertarikan lebih banyak pada anak laki-laki. Biasanya orang dengan gangguan ini mengembangkan prosedur dan strategi untuk mendapatkan akses dan kepercayaan anak-anak.

5. Seksual masokisme
Masokisme adalah istilah yang digunakan untuk kelainan seksual tertentu, namun yang juga memiliki penggunaan yang lebih luas. Gangguan seksual ini melibatkan kesenangan dan kegembiraan yang diperoleh dari rasa sakit pada diri sendiri, baik yang berasal dari orang lain atau dengan diri sendiri.

HIPERSEKSUAL
     Tingginya intensitas seseorang dalam melakukan hubungan seksual tidak selalu dapat dikategorikan HiperSeks atau Kelainan Seksual, sebagai contoh adalah pasangan suami istri yang terpisah jauh dalam waktu lama, kondisi seperti itu dapat membuat frekuensi bercinta yang dirasakan oleh pasangan suami istri tersebut meninggi, sehingga hasrat atau keinginan untuk melakukan aktivitas hubungan seksual menjadi tinggi. HiperSeks atau kelainan seksual dapat diderita oleh semua kalangan, baik pria maupun wanita.

HiperSeks atau kelainan seksual yang dialami oleh pria

     Satyriasis adalah sebutan HiperSeks yang diderita oleh kaum pria, hal ini terjadi akibat kelainan yang disebabkan Faktor Fisik maupun Faktor Psikis. Peradangan yang terjadi disaluran kemih merupakan Faktor Fisik yang mengakibatkan seorang pria mengalami kelainan gangguan seksual. Akibat dari peradangan yang terjadi disaluran kemih tersebut, menimbulkan rangsangan yang mengakibatkan seorang pria terkesan haus untuk melakukan hubungan seksual. Bagi Anda yang merasa mengalami hal seperti ini, sesegeralah melakukan upaya pengobatan. Karena dikuatirkan peradangan tersebut akan meluas menjadi peradagan di buah zakar yang mengakibatkan tubuh Anda tidak dapat memproduksi hormon testosteron dengan baik.

     Sementara HiperSeks atau kelainan seksual yang disebabkan oleh Faktor Psikis adalah seringkalinya muncul ketidaknyamanan dalam diri seorang pria yang menyebabkan kebutuhan akan kedekatan dengan pasangan semakin meningkat. Misal, seorang pria kuatir tidak mendapatkan perhatian dari pasangannya akibat kekurangan yang dimiliki, untuk menutupi kekurangan pada dirinya. Lantas, ia mencoba berusaha untuk membuktikan keperkasaannya diatas tempat tidur sebagai wujud kelebihan yang ia miliki. Sedangkan HiperSeks atau kelainan seksual yang dialami oleh wanita disebut juga dengan Nymphomania. Bebeda dengan pria, HiperSeks yang dialami oleh wanita sepenuhnya disebabkan oleh Faktor Psikis.

     HiperSeks yang dialami oleh kaum wanita seringkali disebabkan oleh penyimpangan selama masa pertumbuhan dari usia balita sampai remaja. Kekerasan dalam rumah tangga yang sering dialami oleh Ibu, seringkali sang ayah berbuat kasar terhadapa ibu merupakan kejadian yang dapat dijadikan sebagai contoh penyebab HiperSeks atau kelainan seksual pada wanita. Berbekal dari pengalaman buruk tersebut yang menjadikan pemicu penyebab HiperSeks atau kelainan seksual pada wanita. Ketika ia tumbuh dewasa, ia berusaha mencari pendamping yang lebih baik dari ayahnya. Namun, dalam pencariannya ia tidak berhasil menemukan sosok pria yang diinginkannya, sehingga pada akhirnya ia masuk dalam pergaulan banyak orang untuk mencari dan terus mencari sosok pria yang diinginkannya.

     Kondisi seperti ini mengakibatkan gejala ataupun dampak buruk bagi wanita yang menderita HiperSeks atau kelainan seksual. Jika wanita sudah masuk dalam pergaulan banyak orang dan mengenal hubungan seks serta kebiasaan bergonta-ganti pasangan, hal ini akan mengakibatkan kecanduan seks sama halnya dengan merokok. Adapun ciri-ciri yang perlu Anda ketahui mengenai seseorang yang menderita HiperSeks atau kelainan seksual :

1.Tidak pernah merasa puas saat berhubungan seks, walaupun ia sudah mengalami orgasme. Inilah terkadang yang membuat pria hiperseks tidak puas dengan satu wanita.

2.Tuntutan seks tidak bisa ditunda

3.Tidak bisa mengontrol keinginan seks

4.Sangat tergila-gila dengan hal-hal yang berhubungan dengan seks

     Pada umumnya, orang yang mengalami hiperseks tidak bisa disembuhkan. Pengobatan atau rehabilitasi yang ada hanya bisa mengurangi atau melatih untuk mengontrol keinginan seksnya yang sangat besar. Namun ada beberapa hal atau metode yang bisa dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol hiperseks, yaitu :

1.Dukungan yang sangat penting, aama seperti halnya orang yang kecanduan obat atau alkohol, maka orang dengan hiperseks juga membutuhkan dukungan yang kuat dari anggota keluarga terdekat, pasangan dan juga anggota serta mentor support group.

2.Menghindari dorongan seksualnya, usahakan untuk menghindari kondisi atau tempat yang bisa memicu timbulnya dorongan seksual, karena orang yang hiperseks menganggap seks adalah sesuatu yang penting.

3.Mencoba untuk menghadapi masalah, salah satu cara pemulihan yang baik adalah mengakui bahwa dirinya memiliki masalah, beberapa orang akan membutuhkan bantuan untuk menghadapi tahapan ini.

4.Bergabung dengan kelompok pendukung (support group), umumnya berada di dalam support group akan membuatnya merasa memiliki masalah tanpa ada yang menghakiminya, sehingga ia bisa mengungkapkannya dan saling memberikan solusi serta dukungan.

5.Mencari bantuan professional, ketika usaha untuk mengendalikan dorongan seksualnya tidak lagi efektif, maka bantuan profesional akan diperlukan. Konseling ini bisa membantu seseorang mengetahui penyebab dari hiperseksnya, misal dengan menelusuri trauma masa kecilnya.

7 Nov 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar