Selasa, 25 November 2014

RAPE (Kintan Wailulu)






Sebenarnya apa sih yang memotivasi seseorang untuk melakukakan pemerkosaan ??? Pelaku pemerkosaan bisa dikatakan itu adalah penyakit mental... why?? Karena si pelaku tidak bisa menahan dorongan seksualnya dimana si pelaku memaksa korban untuk melakukan hubungan yang sebenarnya si korban tidak mau untuk melakukan hal tersebut. Ada beberapa yang juga orang yang beranggapan bahwa sebenarnya yang salah tuh si korban bukan si pelaku kenapa?? Karena siapa suruh pake baju seksi seksi terbuka aurat kemana-mana yah kalo diperkosa sih wajar aja.. NAH INI HARUS DI TEGASKAN KEMBALI!! Bahwa sebenarnya bukan dari apa yang kita pakai bisa mempengaruhi seseorang untuk di perkosa tapi bagaimana cara berpikir si pelaku..
Contohnya banyak kasus juga di Negara Indonesia Tercinta ini... murid pesantren di perkosa oleh gurunya sendiri. Yang pada dasarnya anak pesantren semua berpakaian sopan tertutup aurat tapi mengapa bisa sedemikian sang guru melakukan perbuatan senista itu??? Apa masih bisa di katakan bahwa yang salah si korban juga?? So.. ini semua balik lagi ke bagaimana individu menanggapi apa yang ia lihat dan mempresepsikannya.
Kadang juga ancamanan permerkosaan yang sering di gunakan oleh para pelaku itu biasaya mengancam untuk membunuh jika korban tidak mau untuk melakukan hubungan dengan si pelaku. Ini yang membuat para kaum wanita takut dan merasa mereka dibawah kekuasaan sang laki-laki. Selain itu juga sex-peran sterotip yang memperkuat gagasan bahwa laki-laki seharusnya kuat, agresif dan asertif dan perempuan di harpakan lemah pasif dan nurut itu yang terjadi dalam budaya kita.
Selain itu juga perbedaan antara gender, etnis serta kultur mempengaruhi seseorang di dalam tingkah laku mereka yang berujung pada tindakan pemerkosaan. Seiring bekermbangnya zaman juga.
Ketika terjadi pemerkosaan pasti akan menimbulkan dampak yang besar buat korban itu sendiri dari segi emosional, fisik dan yang pasti secara psikologis karena itu merupakan pengalaman yang paling buruk dan tidak menyenangkan. Selain itu, biasanya korban pemerkosaan setelah kejadian tersebut membuat korban trauma dan mereka mencoba sebisa mereka untuk melupakan dan menganggap peristiwa tersebut benar-benar tidak pernah terjadi.
Tidak jarang beberapa korban sering menyalahkan diri mereka sendiri, merasa tidak percaya diri, marah juga, cemas dan takut akan peristiwa tersebut terulang. Wanita yang pernah menjadi korban pemerkosaan memiliki tingkat kesehat lebih rendah dan memiliki lebih banyak symptom psikologis dibanding mereka yang tidak pernah mengalami pemerkosaan.
Rape Trauma Syndrome ( STS ) yakni 2 tahap stress respon yang dikarakteristikan oleh fisik, psikologis, masalah seksual atau mungkin gabungan semuanya yang terjadi ketika berhubungan seksual namun dipaksakan. Pada tahap pertama RTS yaitu actue phasekebanyakan korban pemerkosaan merasa takut sendirian, takut akan orang asing, tempat tidur atau bahkan tempat kejadian itu dilakukan. Reaksi secara emosional biasanya marah, cemas, depresi, kebingungan, terkejut, tidak percaya, merasa bersalah, dipermalukan, dan menyalahkan diri sediri.
Korban juga mungkin mengalami fluktuasi emosi dimana kesulitan tidur, mimpi buruk. Respon emosional juga berbeda jika pelaku pemerkosaan berbeda misalnya dilakukan oleh orang asing lebih cemas dan takut, dan jika diperkosa oleh orang yang dikenal biasanya lebih merasa depresi, bersalah dan berkurang rasa kepercayaan diri. Kemudian tahap RTS yaitu long term reorganization pada tahap ini melibatkan kembali nya gaya hidup korban dan mulai memegang kendali kontrol namun biasanya ini terjadi setelah 1 tahun atau 2 tahun pasca pemerkosaan terjadi.
Silent Rape Reaction ini bisa terjadi karena korban pemerkosaan menekan peristiwa yang terjadi dan menyangkal sampai mereka merasa lebih kuat secara emosi dan ini bisa terjadi antara sebulan atau setahun.
Bukan hanya wanita yang bisa jadi korban pemerkosaan namun lelaki juga bisa menjadi korban pemerkosaan oleh wanita.. KO BISA SIH???? Bedanya kebanyakan pria yang diperkosa oleh perempuan menggunakan tekanan psikologis atau melalui tekanan, seperti ajakan verbal atau manipulasi emosil dibandingkan dengan pemaksaan secara fisik. Biasanya pria yang menjadi korban pemerkosaan oleh wanita ini mereka gamau dibilang korban pemerkosaan karena mereka merasa malu jika harus mengakui hal tersebut maka dari itu jarang sekali korban perkosaan cowo yang melaporkan hal ini..
Semua bisa terjadi tanpa dikehendaki oleh kita semua namun yang jelas pelajaran yang bisa ditangkap dari materi RAPE pada perkuliahan ini baik wanita terutama para pria jaga pemikiran jangan sampai tergugah dengan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan membahayakan orang lain. Sesungguhnya perbuatan pemerkosa itu lebih sangatlah hina. Selalu berfikir yang positif jangan terlalu sering otak di gunakan untuk menonton dan melihat gambar-gambar porno karena itu merusak saraf-saraf yang ada di otak ( bener ga bu hen? Hehehe) dan untuk kaum wanita jagalah tubuh kalian jangan sampai ( amit-amit) di lecehkan secara seksual ketika mendapatkan pelecehan jangan merasa takut untuk melaporkan kepada orang-orang terdekat....

21 Nov 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar