Selasa, 01 April 2014

Interview Technique (Ellen Gauw)

Eri: Eh, gua mau nanya dong....

Rika: Apaan?
Eri: Gua denger-denger lu lagi berantem sama si X ya?
Rika: ........ (apa-apaan sih ni orang, dateng-dateng langsung nanya yang kayak gituan) Tau dari mana lu?
Eri: Oh, ada burung berkicau di telinga gua hehehehe, jadi penasaran makanya nanya ke lu langsung... itung-itung wawancara buat konfirmasi berita hehehehe >:D
Rika: zzzz :s


Pernah menghadapi situasi seperti di atas?
You're not alone guys :") *sing a song*
Sebagian besar manusia pasti pernah menghadapi situasi tersebut...
Entah itu dengan teman dekat sendiri atau orang lain yang sebenarnya tidak terlalu dekat dengan kita tetapi bertanya-tanya mengenai suatu hal kepada kita..

Situasi di atas biasa disebut "dikepoin" orang, tidak jarang juga mereka menggunakan istilah wawancara..
Eits", ada tapinya nih... Wawancara yang katakanlah asli (the real interview) memiliki tujuan yang jelas (untuk mengumpulkan informasi) tidak seperti tanya jawab dikepo-mengkepo orang yang tidak jelas awal, akhir, dan tujuannya.

Wawancara sendiri memiliki arti  interaksi antara dua orang yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi. Wawancara memiliki tema yang spesifik, tujuan serta alur yang jelas. Jadi tidak seperti tanya jawab dalam percakapan biasa yang awal-akhir-tujuan pembicaraannya tidak jelas.

Wawancara harus dilakukan secara tepat agar informasi yang kita butuhkan mampu didapatkan dari lawan bicara kita. Contoh-contoh penerapan wawancara antara lain wawancara ketika proses melamar pekerjaan, wawancara ketika kita berkunjung ke dokter ataupun psikolog. Apabila wawancara tidak dilakukan secara tepat selain kita tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan, kita juga berisiko untuk merusak hubungan yang telah kita jalin dengan lawan bicara kita. Ambil contoh wawancara yang dilakukan oleh wartawan sebuah stasiun TV swasta dengan bapak wakil gubernur DKI Jakarta (Sudah tahu dong siapa, ga usah disebutin dong ya HEHEHEHE)

Penerapan wawancara dalam bidang psikologi khususnya psikologi klinis umumnya bertujuan untuk mencari tahu masalah apa yang sedang dihadapi oleh klien. Selain itu, wawancara juga berguna untuk menggali lebih dalam latar belakang kehidupan klien, serta untuk menjadi pembanding hasil psikotes. 

Mari berbagi cerita sedikit, ceritanya penulis blog ini *ehem* pernah melakukan wawancara dengan seorang psikolog klinis dewasa. Beliau mengatakan bahwa wawancara merupakan alat untuk menggali data dari klien ataupun orang terdekat klien, demi menentukan diagnosis (apabila ada kelainan). Kenapa menggali data dari orang terdekat klien???? Alasannya nih ya, tidak semua orang datang ke psikolog atas niat SENDIRI.. Yap! Niat sendiri (perlu diitalic, underlinebold???) :P

Masih ada orang yang datang ke psikolog karena terpaksa, disuruh oleh orang terdekat yang merasakan ada sesuatu yang salah dengan orang tersebut. Karena terpaksa, umumnya orang yang datang tersebut merasa dirinya tidak memiliki masalah apa-apa dan akan sulit untuk menggali informasi dari yang bersangkutan. Maka dari itu psikolog perlu mewawancarai orang terdekat klien yang merasakan adanya sesuatu yang aneh dengan si klien...

Selain dalam bidang klinis, wawancara juga dilakukan oleh psikolog dalam bidang industri dan organisasi (I/O). Contoh penerapannya adalah ketika suatu perusahaan sedang dalam tahap penerimaan karyawan baru. Wawancara dilakukan untuk mencocokkan hasil psikotes apakah sesuai dengan pembawaan asli orang tersebut. Hal ini dilakukan karena masih ada kemungkinan seseorang berbohong ketika mengerjakan psikotes (terutama paper-and-pencil test).

Nahh, psikolog yang penulis wawancarai kebetulan sedang menjalani proses mewawancarai calon karyawan sebuah bank terkenal. Jadinya, beliau membagi sedikit pengalamannya dengan penulis. Ada satu jenis wawancara dalam bidang I/O yang disebut dengan wawancara panel. Pewawancara (dalam hal ini psikolog) terdiri atas beberapa orang, dan subyek yang diwawancara (dalam hal ini calon karyawan) juga terdiri atas beberapa orang. Anggep aja sidang skripsi rame-rame (*salah fokus* *abaikan*)

Yap, sekian tulisan saya mengenai pengertian dam penerapan wawancara dalam bidang psikologi klinis dan psikologi I/O... Semoga tulisan (yang sepertinya kurang mendalam) ini dapat memberikan anda sedikit gambaran mengenai wawancara dalam bidang psikologi... Ciao! :D

10 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar