Rabu, 30 April 2014

Be Skillfull, Be Capable, Be Wise (Venessa Fulvia)



Pada hari Kamis yang lalu kami kedatangan tiga profesional yang telah berpengalaman dalam bidangnya, yaitu kak Dinah yang dulunya bekerja di sebuah perusaahan pertambangan dan saat ini sedang menitih karier nya di salah satu restaurant ternama di Indonesia, yang kedua ialah kak Bambang yang saat ini menjabat sebagai asisten manajer di bagian asuransi milik Lippo Group, yang ketiga ialah kak Samuel yang saat ini telah menjabat sebagai marketing manajer yang memegang kontrol satu Indonesia di perusahaan minum keras Guiness. Ketiga nya merupakan alumni Psikologi Untar dimana merupakan senior saya dahulu kala. Kesan saya saat pertama kali melihat mereka masuk ke ruang kelas adalah mereka tampak lebih tua tentunya, namun setelah sesi sharing dimulai, saya mulai takjub akan kehebatan dan kepiawaian mereka dalam bekerja, terlebih lagi saat mereka melakukan proses interview maupun proses rekruitmen. Namun saya juga jadi sedikit takut bagaimana nasib saya nanti, apakah saya bisa menjadi sehebat mereka, karena menurut saya tidak hanya sekedar pintar saja, namun jg dibutuhkan skill, daya tangkap yang baik, serta kecekatan dalam menangkap situasi dan kondisi yang ada, dan itu semua tentu harus di asah untuk bisa menjadi piawai seperti mereka.

Banyak informasi yang saya dapatkan dari para kakak-kakak, informasi yang pertama yang saya dapatkan  ialah dari kak Dinah, dimana menginterview seseorang itu lihat situasi dan kondisinya, juga liat latar belakang pkerjaan kita ada dimana, untuk kasus kak Dinah karena ia bekerja di pertambangan maka ia menginterview secara natural, yaitu ikut dengan kegiatan sehari-hari para pekerja kasar di sana, seperti mengobrol biasa saja, namun informasi yang di dapat pun banyak. Lalu cara meng interview dari kak Bambang, dimana saat kita menginterview ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan, yang pertama Situation, ini berbicara bagaimana riwayat atau profil seseorang, dimana situasi kehidupannya bisa membentuk kepribadiannya saat ini, jadi hal ini penting untuk ditanyakan. Lalu juga apakah lingkungan kerja nya nanti berpengaruh dengan kinerja nya, apakah cocok dengan kepribadiannya, hal-hal seperti ini lah yang ditanyakan. Selanjutnya ada Task, ini berbicara tentang bagaimana pekerjaannya nanti apakah cocok dengan pelamar kerja ini, jika tidak cocok hendaknya jangan langsung di tolak namun di gali lebih dalam lagi kompetensi lain yang ia miliki. Lalu kita sebagai interviewer juga harus menempatkan diri secara tepat di atas interviewee kita meskipun mungkin ia memilki jabatan di atas kita, karena kita sebagai interviewer adalah pemegang kontrol dalam situasi ini. Selanjutnya Action, dimana komunikasi kita dengan orang lain, kerja sama dengan tim, dsb. Lalu yang terakhir ialah Result, tentang bagaimana hasil yang telah dicapainya dan yang akan dikeluarkan, terkadang orang bisa berbohong tentang hasil yang ia  capai, jika seseorang benar-benar mengerjakan sesuatu dan menghasilkan sesuatu tentu ia bisa menjawab saat ditanya bagaimana ia mendapatkan hasilnya itu.
Selanjutnya ada statement dari kak Sam yang menurut saya penting dan bagus untuk di contoh, beliau berkata “menjadi interviewee itu kadang juga gak mesti pinter banget, tapi the way kamu mengkomunikasikan jawaban itu yang penting”. Hal ini bisa menjadi masukan untuk kita saat ingin melamar kerja nanti. Lalu kak Sam juga bilang bahwa kita sebagia interviewer juga harus cekatan dan cepat menangkap untuk menghadapi orang yang ingin melamar kerja yang suka berbohong, kita harus bisa menganalisa dengan baik setiap jawabannya salah satu nya yang penting bagi kita untuk meng cross check dirinya di perusahaan lama nya. Selain itu kak Sam juga bilang saat menginteview seseorang, yang pertama buatlah suasana senyaman mungkin, santai, dan menyenangkan, biasanya setelah orang tersebut sudah merasa nyaman dari sini lah terlihat sifat dan perilaku aslinya, lalu tanyakan tentang demografisnya seperti riwayat hidupnya, yang terakhir adalah logis vs unlogis, apakah si interviewee itu berkata hal-hal yang masih masuk akal atau tidak, pintar-pintarnya kita menganalisa saja.

Kesan dan pesan yang bisa saya utarakan ialah, setiap orang memiliki kemampuan yang lebih dalam dirinya, namun untuk menjadi yang seperti apa itu pilihan masing-masing, apakah ia ingin menjadi biasa-biasa saja, menjadi hebat, atau menjadi lebih hebat lagi. Untuk menjadi seorang yang hebat seperti kakak-kakak di atas butuh proses panjang yang perlu dijalani tentunya, karena di dunia ini tidak ada yang instant, semua harus dilakukan melalui sebuah proses, meski mie instant sekalipun harus dimasak terlebih dahulu dan membutuhkan proses masak untuk menjadikan mie tersebut menjadi sajian yang istimewa.
Begitu pula dengan diri kita, tentunya jika ingin menjadi seorang yang hebat diperlukan usaha dan kerja keras, sikap tak kenal menyerah, dan mau belajar dari kesalahan, juga mau menerima setiap pembelajaran yang datang kepada kita. Mungkin proses nya bisa berlangsung lama dan tidak menyenangkan, tapi jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh  pasti hasilnya tidak akan sia-sia. So, ingin menjadi orang yang seperti apakah Anda, itu pilihan masing-masing dari Anda

26 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar