Minggu, 27 April 2014

AIDS Pada Anak di Bawah Umur (Yorwendy Cungipta)





AIDS merupakan penyakit menular yang timbul akibat infeksi virus HIV; sebuah virus yang menyebar melalui cairan tubuh seperti semen, cairan vagina, ASI, dan darah. Karena dapat menular melalui ASI, bayi dari perempuan dengan HIV/AIDS sangat rentan tertular virus tersebut. Berbagai hal yang terjadi pada saat menyusui adalah terdapat luka pada bagian puting ibu atau yang disebut dengan mastitis, luka di mulut bayi, prematuritas dan fungsi kekebalan tubuh bayi. Tetapi selain ASI, ternyata infeksi jauh lebih memungkinkan ditularkan pada masa kehamilan melalui plasenta atau saat proses kelahiran alami melalui vagina.


Bayangkan kehidupan bayi tersebut yang membawa penyakit HIV/AIDS tersebut.. Bukan pilihan mereka untuk lahir dari perut seorang ibu dengan HIV. Tetapi semuanya berdampak pada perkembangan hidup sang anak. Sang bayi akan mengalami penurunan fisik seiring bertambahnya waktu, di samping itu kebutuhan emosional anak juga akan terganggu. Mungkin juga akan terjadi penolakan di kalangan keluarga anak (selain keluarga inti), teman-teman, dan juga lingkungan-lingkungan di sekitar anak tersebut.


Stigma buruk tentang penderita HIV/AIDS di kalangan masyarakat masih sangat buruk. Tercatat bahwa 1 dari 5 orang masih takut akan tertular penyakit HIV dan berinteraksi dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Selain itu trauma emosi yang dialami oleh orang tua, orang tua menghadapi masalah yang berat dalam perawatan, pemberian kasih sayang terhadap anak dengan HIV/AIDS. Masalah berat yang di alami oleh orang tua ini mempengaruhi perkembangan emosi dan mental sang anak. Sehingga anak sulit tumbuh dalam lingkungannya dan akan merasa mereka telah ‘ditolak’ oleh lingkungan mereka.


Korban HIV/AIDS terus bertambah, dan salah satu penyebab meningkatnya korban adalah anak-anak. Karena itu salah satu cara penangulangannya merujuk pada mengurangi penularan dari ibu ke anak. Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan, yaitu: mengurangi penularan dari ibu ke anak, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita dengan AIDS, dan bila terlanjur terkena harus melakukan treatment highly active antiretroviral therapy (HAART). HAART adalah sebuah terapi yang mengontrol perkembangan virus HIV dengan baik dan menurunkan laju progres AIDS. Terapi ini juga membantu meningkatkan ekspektansi hidup bayi yang terinfeksi HIV Tanpa HAART, 1 dari 3 bayi Afrika yang lahir dengan infeksi HIV meninggal sebelum usia 1 tahun, sekarat sebelum ulang tahun ke-2, dan mayoritas meninggal sebelum usia 5 tahun. Sekarang dengan HAART, bayi-bayi tersebut bisa hidup lebih lama dari ekspektansi hidup bayi-bayi yang tidak mendapat treatment HAART.



Selain itu kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memberikan dukungan positif terhadap korban HIV AIDS, edukasi juga penting kita berikan untuk ibu dengan HIV/AIDS agar lebih berhati-hati merawat bayi (memberikan ASI dsb). Kita juga harus sadar bahwa HIV/AIDS sesungguhnya tidak semudah itu dapat tertular, untuk itu kita harus selalu merangkul korban HIV/AIDS agar perkembangan emosional dan ekspetasinya terhadap dunia semakin tinggi.


26 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar