Selasa, 01 April 2014

Ternyata Tahu "Sejarah" itu Penting! (Yohana Priska)

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda saat mendengar kata "sejarah"? Bagi beberapa orang, sejarah adalah hal yang sangat membosankan. Namun, beberapa orang lainnya merasa sejarah adalah hal yang menyenangkan. Bagi saya pribadi, sejarah sebenarnya menyenangkan. Apalagi bila sejarah tersebut berhubungan dengan sejarah hidup seseorang. Siapa yang tidak ingin tahu?

Bagi seorang wanita, bergosip sudah menjadi hal umum. Apalagi kalau gosip tentang kehidupan seseorang, terutama sejarah kehidupan orang lain. Bagi orang-orang yang terkenal dengan ke-"kepo"-an nya, mereka akan sering mengatakan "... katanya dia itu anak pembunuh..." Atau "...katanya dia itu suka pulang malam..." dst. Namun dalam wawancara, hal ini hendaknya dihindari.

Perlu untuk mengetahui sejarah hidup subyek/klien. Namun tidak dengan "katanya" melainkan dengan "klien mengatakan pada saya bahwa..." Artinya, klien sendiri yang memberikan informasi tentang sejarah hidupnya. Beberapa hal yang perlu seorang psikolog (secara khusus) ketahui dari klien sebelum menangani masalah klien antara lain latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, kehidupan pernikahannya (bagi yang sudah menikah), kehidupan interpersonal/hubungannya dengan lingkungan, kegiatan klien jika sedang ingin bersenang-senang/refreshing, kehidupan seksual dengan pasangan hidupnya (istri/suami), latar belakang medis, sejarah pergi ke terapis lain, legal history, penggunaan alkohol dan obat-obatan, serta konsumsi nikotin atau kafein.

Hal-hal di atas akan membantu seorang psikolog untuk dapat memberikan diagnosa dan treatment yang lebih tepat pada klien. Semoga informasi ini bermanfaat.

21 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar