Selasa, 01 April 2014

Social History (Ellen Gauw)

Fourth post is up! Two days in a row for update \^^/... But today's post is gonna be the assignment one... I will share about the importance of "digging" social history from your client in interview session.. Let's get started! 




Social history atau yang biasa disebut sebagai sejarah sosial dalam bahasa Indonesia merupakan cerita hidup yang dimiliki oleh seseorang. Setiap orang pastinya memiliki cerita hidup yang berbeda-beda. Termasuk anak kembar identik, walaupun mereka kembar, bukan berarti cerita kehidupan yang dimiliki mereka berdua sama persis ;)

Kenapa sih kita perlu menggali cerita kehidupan klien ketika wawancara dilakukan?Karena melalui cerita kehidupan mereka, kita dapat mengetahui apa yang sebenarnya menjadi sumber permasalahan klien. 

Area-area dari social history yang harus diusahakan digali adalah bibit, bebet, bobot (dah kayak lagi mau nyari calon pasangan aja ya istilahnya :p), sejarah pernikahan (kalau sudah menikah), hubungan interpersonal dengan teman dan rekam sekerja, sejarah medis, catatn hukum (tanyakan kalau ada), penggunaan obat-obatan terlarang, konsumsi alkohol dan kopi, merokok atau tidak, keadaan kehidupannya sekarang, agama, dan masih banyak lagi...


Selain itu, social history yang harus digali dari klien juga dibedakan menurut rentang usia klien. Apabila klien masih anak-anak dan remaja maka hal-hal yang perlu didapatkan adalah bagaimana keadaan keluarga inti (ayah, ibu, saudara kandung), bagaimana masa pertumbuhannya, apakah klien pernah mengalami abuse, bagaimana kesehatan klien pada saat dia masih kecil, latar belakang pendidikannya (mencakup bagaimana kehidupannya di sekolah), sejarah medis dan keluarga, dan bagaimana kepribadiannya.


Sedangkan untuk orang dewasa maka area social history yang perlu kita gali adalah bagaimana sejarah pekerjaan mereka, apakah mereka pernah memiliki catatan hukum, agama, bagaimana kondisi kehidupannya sekarang, bagaimana kondisi relasi mereka dengan orang lain, status pernikahan, apa hobi dia, sejarah medis dan keluarga, dan karakteristik kepribadian yang bersangkutan.


Seperti yang tadi telah saya tulis di atas, informasi yang kita dapatkan dari seluruh area cerita kehidupan klien akan membantu kita untuk memahami lebih mendalam bagaimana kesulitan yang dihadapi klien muncul (dalam hal ini gangguan kesehatan mental).


Cara-cara yang harus diterapkan agar kita dapat menggali social history dari klien antara lain:
a. Dengarkan apa yang klien katakan kepada kita
b. Apabila harus bertanya, tanyakan sesuatu yang memang perlu (jangan cuma gara-gara penasaran trus nanya yang ga penting, intinya jangan KEPO :) )
c. Jangan menginterogasi klien
d. Jangan kepo, tapi bukan berarti kita ga boleh ada rasa ingin tahu (kalau ga ada rasa ingin tahu, nanti ga bisa probing, trus ga dapet data apa-apa deh....)
e. Apabila perlu dicatat, catat! Jangan sok bisa menghapal semua yang dikatakan klien... Gunakan juga alat perekam (kalau klien bersedia)
f. Perhatikan unsur-unsur perbedaan budaya
g. Pancing klien agar dia dapat bercerita lebih lengkap dengan menggunakanprobing (basa-basi dulu lah ya, korek-korek sedikit demi sedikit.. Tapi koreknya juga beretika, jangan sampai menyinggung orang lain dan ga sopan)


Sekian tulisan saya mengenai social history. Hope it will help all of you readers to understand more about another person's social history. Cause not everyone has the same life condition as yours ;). Until next time! ��

22 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar