Selasa, 01 April 2014

Beda Wawancara dengan "Ngobrol" (Felix Rizky Setiawan)

Terkadang mungkin mengobrol dengan teman hampir terlihat sama dengan wawancara, tetapi ternyata sangat berbeda. Dalam melakukan wawancara kita harus terlebih dahulu tahu urut-urutan dalam pertanyaan yang dilakukan serta dilaksanakan dengan tema yang spesifik dan relevan. Terkadang juga membicarakan fakta atau perasaan yang tidak menyenangkan, wawancara disini diharapkan dapat mengambil suatu informasi, memperbesar pemahaman pewawancara terhadap klien sehingga bisa memberikan dukungan dan arahan yang tepat.


Dalam wawancara juga terdapat keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh pewawancara, untuk yang ingin menjadi Psikolog apalagi. Wajib hukumnya.


Yang harus diperhatikan sebagai pewawancara yang baik, pertama adalah kemampuan membina rapport, seperti senyum hangat, sambutan bersahabat, berkenalan atau menjabat tangan. Pada kemampuan ini ekspresi kepedulian akan membuat interviewee nyaman. Membina rapport tidak bisa dilakukan hanya sekali. Yang kedua yaitu empati. Proses akurasi terhadap persepsi oleh apa yang dirasakan klien, mengerti apa yang terjadi pada klien merupakan proses empati. Keefektifan empati berhubungan dengan bina rapport pewawancara. Keterampilan dasar selanjutnya yaitu attending behavior, pada dasar ini yang harus dilakukan adalah mengurangi kuantitas bicara pewawancara dan memberikan waktu klien untutk menceritakan masalahnya. Lalu ada lagi yang namanya teknik bertanya, Ada pertanyaan yang mengharuskan klien untuk menjawab open question, ada pula jenis pertanya close question tergantung data yang dibutuhkan pewawancara. Dalam wawancara ada teknik khusus dan tentunya berbeda dari mengobrol biasa yaitu keterampilan observasi. Dibagi menjadi dua antara observasi verbal dan observasi non verbal. Observasi verbal seperti selective attention dankeywords sedangkan observasi non verbal seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh klien. Keterampilan terakhir yang harus dimiliki yakni active listening terdiri dari 3 hal, encouraging, refleksi konten cerita (parafrase) dan refleksi perasaan klien, serta kesimpulan.

Serta terdapat hal yang harus dihindari sebagai pewawancara yang baik yaitu menginterogasi klien, menggunakan kata mengapa atau memberikan judgemental, mengontrol eksplorasi klien serta bertanya hanya untuk kebutuhan pribadi pewawancara.

19 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar