Senin, 28 April 2014

Belajar sepanjang usia (Yanhardi Chandrawan)


Belajar belajar belajar. Tidak banyak orang yang menyukai kata-kata ini. Padahal semenjak dari kecil sampai sekarang kita harus terus belajar untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang. Semenjak bayi kita belajar bagaimana cara mendapatkan yang kita mau, salah satunya dengan menangis. Kita belajar cara duduk, merangkak, dan berjalan. Ketika sampai kita di bangku sekolah kita mulai mempelajari budaya manusia di planet bumi ini. Ilmu-ilmu terdahulu yang telah ditemukan oleh para ahli kita serap untuk diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang apa yang kita dapatkan dari sekolah beradu dengan pelajaran yang kita dapatkan dari tempat lain. Karena sumber pengetahuan bukan hanya dari sekolah saja, tetapi bisa juga dari agen sosial lainnya seperti keluarga. Di keluarga kita juga mempelajari kebudayaan khas keluarga kita sendiri. Mulai dari cara makan saat makan malam bersama, cara menyikat gigi, cara mencuci piring, cara melipat baju, sampai hal yang melibat orang lain seperti cara bersikap dan berperilaku.
Semua itu terus kita serap dan kita kembangkan lagi seiring berjalannya waktu dan usia kita. Sampai tiba saat dimana kita harus menggunakan pengetahuan yang kita miliki untuk mencari nafkah dalam kehidupan kita. Pada dunia kerja umumnya nafkah anda ditentukan oleh apa yang akan anda kerjakan. Untuk mengerjakan sesuatu tersebut tentulah butuh pengetahuan yang cukup. Sayangnya tidak semua pengetahuan yang kita butuhkan dalam dunia kerja, telah kita dapatkan dalam sekolah kita. Karena itu pengalaman sangat diperlukan untuk menambah nilai jual kita terhadap perusahaan. Namun demikian tidak selamanya hal yang sama dapat diterapkan pada perusahaan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan kebudayaan dan iklim tiap perusahaan berbeda layaknya keluarga. Tidak semua perusahaan mempunyai cara kerja yang sama. Karena itu untuk dapat beradaptasi dan hidup dalam perusahaan yang berbeda tidaklah mudah. Meskipun hal yang dikerjakan sama, belum tentu tata cara dan runtutan pengerjaannya sama.
Maka dari itulah saya mengatakan bahwa belajar adalah sepanjang usia. Karena zaman dan situasi selalu berubah. Untuk dapat hidup dalam keadaan yang berbeda, kita perlu cara yang berbeda juga. Bukalah selalu mata untuk melihat hal-hal baru, atau mungkin hal-hal lama yang sebelumnya tidak pernah kita sadari. Pasang telinga untuk terus mendengar saran dan nasihat dari mereka yang lebih berpengalaman dalam bidangnya. Pahami kesalahan yang kita perbuat dan belajarlah dari sana. Karena lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari kesuksesan. Teruslah berkarya dan berbaktilah pada apa yang telah membuat kita hingga bisa jadi seperti sekarang ini. Teruslah belajar, karena belajar tidak pernah berhenti selama nafas kita masih berhembus.
28 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar