Minggu, 06 April 2014

Psikologi Pendidikan (Kresentia Stefanie Hendra)

   
Dalam dunia psikologi terdapat beberapa spesifikasi bidang yaitu ada psikologi klinis yang terbagi menjadi klinis anak dan klinis dewasa, psikologi pendidikan, dan juga psikologi industri organisasi. Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai psikologi pendidikan.

Psikologi pendidikan mencakup lingkup pendidikan dari pra sekolah sampai dengan tamat sekolah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi manusia, sehingga sekolah atau pendidikan itu bisa dikatakan menjadi bagian terpenting bagi kehidupan manusia, dengan pendidikan ini, mungkin seseorang bisa merubah nasib diri sendiri dan juga keluarga menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Tetapi sebelum mencapai titik keberhasilan dari sebuah pendidikan ada proses yang cukup panjang dan mungkin kadang melelahkan yang harus ditempuh, dalam proses tersebut banyak kendala yang dialami dan pada saat itulah psikologi pendidikan berperan.

Beberapa minggu yang lalu, saya dan rekan-rekan mendapatkan tugas untuk melakukan wawancara dengan praktisi psikologi pendidikan, kebetulan kami mewawancarai guru Bimbingan Konseling (BK) salah satu SMA di Jakarta. Ketika kami melakukan wawancara, kami mendapatkan banyak informasi yang menarik. Guru BK bertugas untuk membantu anak-anak yang memiliki masalah secara akademik dan juga masalah non-akademik. menurut informasi yang kami dapatkan salah satu pendekatan yang cukup sering digunakan oleh guru BK adalah dengan menggunakan wawancara dan juga konseling, guru BK harus cukup peka dengan keadaan mood siswa ketika ingin melakukan wawancara. Apalagi mewawancarai anak SMA yang sedang dalam masa remaja akhir itu sangat tidak mudah menurut beliau.

Masalah yang sering ditemukan di sekolah guru BK yang kami wawancarai adalah siswa yang sering terlambat, membolos, menyontek, dan juga masalah gang di sekolah. Mungkin masalah yang terjadi di sekolah ini tidak terlalu berat, terkadang guru BK juga harus menghadapi masalah yang berat seperti contohnya siswa yang ikut dalam tawuran atau sampai pada kasus narkoba. Dalam masalah-masalah tersebutlah guru BK berperan untuk membantu siswa kembali pada jalan yang seharusnya.

Ada juga teknik lain yang digunakan oleh guru BK selain menggunakan wawancara dan juga konseling, guru BK menggunakan teknik home visit dan menyebarkan angket. Teknik ini digunakan bila siswa dan orangtua siswa tersebut sulit untuk diajak bekerjasama dengan optimal, sehingga guru BK merasa perlu untuk melakukan kunjungan kerumah (home visit) supaya bisa bertemu langsung dengan orangtua siswa yang bersangkutan. Sedangkan untuk angket biasanya digunakan untuk mendapatkan solusi akan masalah gang, karena gangakan mengikutsertakan banyak siswa yang sulit bila menggunakan teknik wawancara atau konseling. Guru BK juga sebaiknya tidak merangkap sebagai guru mata pelajaran yang lain, supaya guru BK bersifat independent dan juga berusaha untuk bersifat netral, tidak memihak kepada sekolah atau juga memihak kepada siswa.

Selain menangani berbagai masalah siswa terkadang guru BK juga membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi antar guru di sekolah tersebut, dan terkadang guru BK juga memberikan pelatihan-pelatihan guna memperkaya pengetahuan dan juga kemampuan siswa di sekolah tersebut.

Dengan melakukan wawancara praktisi dibidang psikologi pendidikan saya merasa mendapatkan informasi yang baru dan menarik mengenai profesi tersebut, dan saya mulai merasa tertarik untuk mendalami bidang psikologi pendidikan. Lalu bagaimana dengan anda ? :)


6 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar