Selasa, 01 April 2014

Wawancara, Curhat, Ngobrol, Apa Bedanya? (Yohana Priska)


Tidak dapat dipungkiri, seringkali dalam kehidupan kita, kita membutuhkan teman untuk curhat atau sekedar ngobrol. Secara tidak langsung, curhat dan ngobrol terlihat seperti wawancara. Awalnya saya sendiri berpikir bahwa curhat dan ngobrol mirip dengan wawancara. Ada proses tanya jawab di dalamnya. Namun setelah belajar Teknik Wawancara, ternyata curhat dan ngobrol belum tentu sama dengan wawancara. Mengapa?


Wawancara merupakan percakapan yang memiliki urutan yang jelas dengan tema yang spesifik. Selain itu, wawancara memungkinkan kita mendapat informasi lebih mendalam, bahkan informasi mengenai perasaan orang tersebut. Wawancara juga memiliki tujuan yang jelas, yaitu mengumpulkan informasi, membangun hubungan, dan dapat memberikan dukungan pada orang tersebut. Dalam konteks psikologi klinis, wawancara digunakan untuk mencari informasi awal dan melakukan anomnesa awal pada klien. Dalam konteks psikologi pendidikan, wawancara digunakan untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh siswa/i yang diajar. Dalam konteks psikologi industri dan organisasi, wawancara digunakan untuk proses rekrutmen.


Lebih dalam lagi, wawancara membutuhkan "teknik khusus" agar dapat dilakukan dengan benar. Terutama dalam konteks psikologi. Pewawancara butuh enam keterampilan dasar, yaitu membina rapport, berempati, attending behavior, teknik bertanya, keterampilan observasi, dan active listening. Jika dari awal, rapport sudah baik, pewawancara cenderung mudah berempati dan dari empati tersebut, akan terbina hubungan yang lebih baik lagi. Tanpaattending behavior, pewawancara akan sulit untuk berempati. Teknik bertanya juga perlu diperhatikan, kapan pewawancara perlu menggunakan open-ended question dan kapan menggunakan close-ended question. Keterampilan observasi diperlukan untuk melihat verbal maupun non verbal klien. Active listening pun penting untuk melakukan encouraging, reflection, dan summarizing.


Dalam wawancara, jangan pernah ada judgement, hindari interogasi, hindari juga ekspresi raut muka yang datar. Dari hal di atas, kita dapat menemukan bahwa curhat, ngobrol, dan wawancara berbeda karena seringkali saat curhat dan ngobrol, kita tidak memerhatikan ekpresi muka kita, kata-kata saat bertanya, dan hal-hal lainnya yang dalam wawancara perlu diperhatikan.

18 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar