Jumat, 04 April 2014

Senim(w)an: Seni Wawancara (Yosi Rahma Putri)




Yeayy! Senang sekali akhirnya dapat mengikuti kelas Teknik Wawancara kembali. Kali ini hadir dengan topik menarik yaitu mengenai Wawancara dalam PENDIDIKAN dan INDUSTRI/ORGANISASI. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kak Theozipha Natasha P. C., M.PSI. yang selalu berbagi informasi di kelas seputar pengalamannya sebagai Psikolog Klinis, sehingga membuat mahasiswa semakin terinspirasi (wohooo! standing applause...!). Terima kasih juga kepada Ibu Henny E. Wirawan, M.HUM., PSI., PSIKOTERAPIS, CGI, QIA, CRMP. yang telah memberikan feedback yang bermanfaat dan bersedia membaca puluhan bahkan ratusan blog dari mahasiswanya (termasuk saya juga yaa! hehe…)



The Power of PHP~
x : Ehh… sini doong lu!
y : yaelah…. mau ngapain sih???

x : Hmmm, gw mau curhat nih, pentiiing! tapi kalo engga ganggu elu… hehehe
y : jaahhh… kirain mo traktir gw makanan… yaudeh sini, engga ganggu kok, elu mau curhat apaan emangnya?

x : iyaaa jadi tuh gini, tadi si doi bbm gw…. terus dia itu PHP banget, soalnya.. blaaa blaa.. (bercerita panjang kali lebar, intinya si x sedang kena PHP. Gatau PHP? Oke, saya kasih tau singkatannya nih, Pemberi Harapan Plasu eh Palsu)
y : (merespon) ohhh gitu… jadi elu sama doi tadi itu mo beliin gw PHD (Red) yaa? wah asik banget dong kalo gitu, kebetulan gw laper banget bro!

x : lohh… kok jadi PHD sih??? tadi tuh gw bilang PHP!!! aduhhh, lu kok jadi 'budeg' kayak gini sih… atau jangan-jangan… elu ga konsen denger cerita gw gara-gara laper nih, ahh elu mahhh!!
y : heheee… iyaaa kali yaaak, maap deh kalo gitu…
x : maap maap aja lu gampang… gara-gara lu nih gw jadi ikutan laper juga tau~

Gambar hanya ilustrasi, dan telah mendapat izin dari yg bersangkutan :)
Setelah membaca percakapan tersebut, bayangkan jika teman-teman berada dalam posisi ‘X’ yang ingin bercerita namun tidak mendapatkan respon sesuai dengan harapan. Apa yang teman-teman rasakan?

Ya! Tentu banyak jawaban yang beragam dari teman-teman semua.
Ada yang merasa marah, kesal, atau bahkan merasa biasa-biasa saja karena dapat memaklumi situasi tersebut.
 
Mengapa topik yang diangkat mengenai PHP? Bukan karena berdasarkan pengalaman saya yang sering terkena PHP (upsyy…!). Karena terlepas dari masalah WAWANCARA, ada satu hal yang penting dan sering kita lakukan sehari-hari yaitu sebuah PERCAKAPAN.


PERCAKAPAN atau yang sering dikenal dengan ngobrol, tanpa kita sadari bisa menjadi salah satu ‘jembatan’ untuk menjadi interviewee (pewawancara) yang baik. Namun percakapan yang saya bahas disini bukan seperti contoh yang di atas. Karena dalam percakapan tersebut terdapat kesalahan antara ‘X’ dan ‘Y’ yang akan kita bahas. 

Seperti yang telah teman-teman baca pada percakapan tersebut, kesalahan ‘Y’ terletak karena kurang fokus terhadap apa yang dikatakan ‘X’, hal tersebut disebabkan oleh rasa laparnya.



Lalu bagaimana dengan ‘Y’? Mengapa bisa terdapat kesalahan juga?

Karena ‘Y’ kurang pandai membaca situasi ‘X’ yang sebenarnya sedang lapar, sehingga dalam percakapan tersebut berjalan kurang kondusif.
 
Nah, hal tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua. 
Dimana jika sedang melakukan percakapan dengan seseorang, sebaiknya kita fokus dan kooperatif terhadap apa yang dibicarakan, mencoba memberikan solusi yang baik, serta berdiskusi dengan baik agar mampu memecahkan masalah bersama-sama.

Saya mengerti bahwa hal tersebut memang tidak mudah. Butuh pengorbanan waktu serta tenaga untuk melakukannya. Tetapi seiring berjalannya waktu, jika kita telah melewati proses tersebut sebenarnya kita juga sedang melatih diri untuk menjadi interviewer (pewawancara) yang baik dalam melakukan wawancara. 

Karena kita sudah terbiasa melakukan interaksi, mendengarkan orang berbicara, mendapatkan pengetahuan baru, dapat mengerti apa yang sedang dibicarakan, mampu mengembangkan pertanyaan untuk berdiskusi mencari solusi bersama-sama, bahkan melakukan observasi keadaan sekitar. 
  
Yup! With practice makes perfect, and experience is the best teacher.



 

Saya adalah salah satu manusia di muka bumi ini yang setuju dengan quotes di atas karena saya sendiri telah mengalaminya. Sedikit ingin berbagi kepada teman-teman semua tentang pengalaman saya dalam mengajar musik. Menurut saya tips untuk pertama kali memulai percakapan atau wawancara kita perlu jeli terhadap apa yang disukai interviewee (orang yang diwawancarai).
 
Lalu bagaimana caranya menemukan apa yang interviewee secepat itu?

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan PANCA INDERA yang dimiliki teman-teman semua. Salah satunya dengan pengelihatan, kita bisa melihat dari apa yang dikenakan pada hari itu. Seperti yang saya lakukan ketika salah satu murid mengenakan kaos Band, maka saya langsung bertanya lagu favorit Band tersebut. Kemudian lagu tersebut menjadi sejarah dalam hidup saya, untuk pertama kalinya mengajarkan lagu Dear God dari Band Avanged Sevenfolddengan piano.

Seseorang akan menjadi lebih senang, respect, bahkan merasa nyaman ketika salah satu kegemarannya mampu ditebak pada saat pertama kali bertemu. Dan tidak menutup kemungkinan akan lebih leluasa lagi dalam menggali informasi tentang orang tersebut, jika Sudan memiliki relasi yang baik.



Hal tersebut juga dirasakan sangat nyata oleh seorang Manager yang telah bekerja 25 tahun di salah satu perusahaan ekspor terbesar di dunia.


Beliau mengemukakan pengalamannya ketika melakukan proses wawancara terhadap calon karyawan baru. Tujuan dari melakukan proses wawancara adalah untuk mengklarifikasi kembali apakah yang tertera pada CV calon karyawan itu sesuai dengan kompetensinya.Misalnya calon karyawan berlatar belakang pendidikan teknik mesin, maka dalam wawancara perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar mesin. Jika calon karyawan tersebut mampu menjawab, artinya sesuai dengan kompetensinya.

Mengapa harus demikian?

Karena menurut beliau hidup di jaman sekarang serba instan, sehingga banyak sekali ijazah palsu yang beredar atau diperjual belikan. Maka dengan wawancara akan terlihat kesesuaian kompetensi calon karyawan.



Selain latar belakang pendidikan, hobi juga termasuk yang ditanyakan dalam wawancara. Karena akan membantu kita untuk mengetahui orang tersebut. Misalnya pada calon karyawan yang hobi berolahraga, artinya dia memiliki fisik yang baik, jika fisiknya baik maka akalnya juga berdampak baik juga. Seperti kata peribahasa mens sana in corpore sano. Sehingga calon karyawan tersebut diharapkan berkompeten dalam pekerjaanya kelak.



Jadi,
Secara umum wawancara itu dilakukan untuk mengetahui karakter seseorang. Misalnya secara akademis calon karyawan kurang memadai, tetapi ketika kita tahu bahwa dia termasuk orang yang bisa dididik, maka akan dipertimbangkan. Berbeda dengan calon karyawan yang memiliki akademis yang baik tetapi dia sulit bekerja sama dan suka membangkang. Maka diprediksikan tidak bisa bekerja dalam teamwork.


gambar ini hanya ilustrasi
Karena dalam dunia pekerjaan sangat membutuhkan teamwork untuk dapat sukses. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam teamwork terdapat orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Jika memang harus melewati proses yang menyakitkan sesama partner, tetapi dengan tujan yang sama, maka kesuksesan itu akan diraih bersama-sama juga.

Demikian pembahasan mengenai wawancara dalam dunia pendidikan dan industri/organisasi. Semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman semua yang membacanya.

Terus dan teruslah berlatih dalam hal apapun yang menjadi impian teman-teman. Sehingga tidak perlu takut gagal jika teman-teman selalu berlatih. Namun ketika teman-teman sudah berhasil, tetaplah berlatih untuk menjadi manusia yang rendah diri, dan berlatih untuk menginspirasi teman-teman yang lainnya agar kita semua dapat menjadi orang yang terlatih untuk sukses.

Berlatihlah maka akan ada hasil, berlatihlah dengan hati maka akan berhasil!


Salam SukseSelalu :)


8 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar