Senin, 07 April 2014

Pahami Kehamilan dan Mengidam (Elaine Magracia Wingardi)


Kehamilan pada wanita, biasanya akan menimbulkan gejala yang dikenal sebagai “ngidam”. Di Indonesia, urusan idam-mengidam begitu dipahami dan sangat diterima. Bila saja ada keinginan tertentu yang muncul dari wanita hamil, dengan sangat mudah mereka akan dipahami dengan anggapan bahwa itu adalah bawaan bayi, maka haruslah dipenuhi. Ternyata, kata "ngidam" hanya digunakan oleh ibu hamil di Indonesia saja. Saya ingat kalau ada seorang artis Indonesia keturunan Belanda  yang mengaku merasa mengidam dan sangat merasa beruntung karena suaminya yang adalah orang asli Amerika selalu memenuhi keinginannya. Bila dilihat dari contoh kasus mengidam ini, bisa dipastikan bahwa mengidam bukan masalah gen atau suku, melainkan budaya dan kebiasaan. Sebenarnya bukanlah masalah "mengidam" atau "ingin sesuatu" saat hamil. Tapi ada fakta di balik kondisi tersebut.
Seorang istri yang mengidam biasanya akan ada-ada saja permintaannya. Tiba-tiba ingin makan sesuatu, membeli sesuatu, ingin suaminya melakukan sesuatu, dan segala yang sangat sesuatu. Masalah keinginan makan sesuatu mungkin masih bisa dijelaskan secara biologis maupun psikologis. Namun bagaimana dengan keinginan istri yang lainnya? Misalnya saja istri yang mendadak ingin sekali memiliki baju hamil tertentu, ataupun istri yang mengaku mengidam makan buah mangga namun harus suaminya sendiri yang memetiknya dari pohon. Sungguh ada-ada saja, saya rasa untuk permintaan di luar makanan ini adalah perilaku yang bisa dikatakan iseng.  Bisa saja karena memang kemauan si istri sendiri, dan ia hanya mengatasnamakan bayinya agar sang suami menuruti keinginannya. Sah-sah saja, toh namanya juga sudah suami istri. Biasanya suami yang menjadi suami idaman adalah suami yang sebisa mungkin akan memenuhi segala permintaan istrinya.

Mengidam untuk makan sesuatu, ibu hamil akan merasakan ngidam terutama pada tiga bulan pertama kehamilannya dan mungkin akan terus berlanjut sampai dengan proses kelahiran. Terjadinya ngidam pada wanita dapat dijelaskan, di mana di dalam tubuh seorang wanita hamil akan terjadi perubahan hormon. Perubahan homon ini akan mempengaruhi rasa dan bau dari suatu makanan. Hal ini sama dengan yang terjadi pada wanita yang sedang mengalami menstruasi, di mana wanita haid ingin makan sesuatu yang asin, pedas, ataupun asam. Pada ibu hamil, perubahan ini menimbulkan rasa mual, sehingga tentu istri akan merasa tidak enak untuk makan. Namun ia tahu bahwa kandungannya membutuhkan nutrisi, maka dari itu ia akan mencari segala cara untuk mengisi perutnya dengan makanan. Dalam proses ini, istri akan berpikir makanan apa yang kira-kira enak untuk dimakan dan tidak membuatnya mual. Saat itulah terjadi proses pengambilan keputusan suatu jenis makanan yang dengan segera dilaporkan pada suami untuk segera dipenuhi.

Sebagai suami yang idaman, tentu ia akan segera memenuhi keinginan istri dan bayinya tersebut. Namun terkadang ngidam yang terjadi pada istri tidak mengenal waktu dan tempat. Tidak jarang ada istri yang membangunkan suaminya pada tengah malam hanya karena ingin makan sesuatu. Bila memang sangat tidak memungkinkan untuk dipenuhi, suami dapat mengatasinya dengan mencatat keinginan istri dan membujuk istrinya supaya pemenuhan keinginannya bisa dilakukan besok. Tapi percayalah, bahwa sebenarnya keinginan itu hanya muncul pada saat itu saja, besok tentu keinginan itu sudah hilang atau mungkin berubah menjadi yang lain. Kesabaran suami juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi hal ini.
Tidak ada salahnya memenuhi keinginan istri yang mengidam, asalkan ada pada waktu yang tepat dan memang masih memungkinkan. Masalahnya, ada-ada saja ngidam dari istri yang tidak wajar. Seperti ngidam ingin makan tanah, besi, bahkan kayu. Hal ini muncul karena rasa yang dirasakan mulut wanita hamil sedikit aneh dan membuat mereka ingin menari sesuatu yang mereka rasa enak untuk di makan. Sudah pasti memang tidak baik untuk kesehatan, namun ada-ada saja fenimena nyata yang menjadi contoh kasus ini dan pada akhirnya bayi yang dilahirkan juga tetap sehat-sehat saja. Tapi inilah yang dikatakan dengan mengidam, mengidam-idamkan sesuatu, ibu hamil tidak tahu itu wajar atau tidak, yang terpenting bagi mereka adalah memuaskan diri mereka.

Mengidam pada istri itu wajar, namun bagaimana dengan mengidam yang juga dirasakan oleh suami? Tiba-tiba sejak istri hamil, ada saja suami yang akan menjadi banyak ingin makan sesuatu yang mereka rasa akan nikmat di mulut mereka. Tentu mengidam yang dirasakan suami bukan bagian dari perubahan hormon. Namun ini adalah efek dari psikologis mereka. Suami, sadar tidak sadar akan mengalami ketegangan tersendiri dalam menanti kelahiran bayi mereka. Ketegangan ini muncul dari pemikiran suami mengenai berbagai perubahan yang akan terjadi setelah anak mereka lahir. Tentunya biaya hidup akan semakin tinggi, suami harus lebih bekerja keras untuk membiayai anak dan istrinya. Suami sadar tidak sadar aka mulai memperhatikan harga dari susu, harga vitamin anak, harga pakaian anak, dan berbagai persiapan lain untuk anak mereka. Hal inilah yang membuat suami menjadi stres secara psikologis, dan suami mengatasi ketegangannya dengan makan atau melakukan sesuatu yang membuatnya senang.
Maka untuk mengatasi hal ini, sebaiknya kehamilan istri memang terjadi atas dasar kemauan kedua pasangan. Bangun komitmen yang mantap untuk menyambut kehadiran anggota baru dalam rumah tangga. Tentu saja kesiapan psikologis dan materi harus sangat diperhatikan. Bila saja memang sudah sangat siap, stres kecil pada suami tentu tidak akan begitu muncul. Begitupun juga dalam menghadapi istrinya yang mengidam, tentu suami juga akan menjadi lebih mengerti kemauan istri. Mental telah siap, materi juga sudah sangat mantap. Hanya tinggal menjalani proses kurang lebih sembilan bulan dan katakan selamat datang pada bayi yang sangat ditunggu!
 22 Maret 2014








Tidak ada komentar:

Posting Komentar