Senin, 07 April 2014

ADULT SEXUAL RELATIONSHIP (Rosalia Novaliana)


     Barulah setelah itu, seorang individu harus menghadapi adanya dunia luar selain keluarganya. Wilayah yang lebih besar cakupannya, yang menuntut mereka untuk bertahan dengan mengaplikasikan cara menjalin hubungan yang sedikit banyak telah dipelajari selama mereka berada dalam wilayah keluarga. Dunia luar tersebut seperti halnya, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan dan lingkungan lainnya. Pada lingkungan baru tersebut keahlian membina hubungan yang diharapkan seringkali berupa bersifat profesional. Namun tidak jarang, lingkungan baru tersebut seringkali menjadi tempat dimana seorang individu menemukan pertama kali adanya rasa keinginan menjalin hubungan yang bersifat romantis. Umumnya hubungan ini muncul ketika seorang individu bertemu dengan individu lainnya yang berbeda jenis dan bukan bagian dari keluarga inti mereka.
     Hubungan yang romantis tersebut kemudian menjadi awal dari sebuah hubungan yang lebih serius dan terikat, seperti halnya pernikahan. Adanya rasa yang sama yakni cinta antara individu dewasa tersebut, menjadi dasar mereka siap untuk menjalin pernikahan. Tahap selanjutnya setelah menjadi sepasang suami dan istri ialah menantikan status lain dengan kedatangan individu baru hasil hubungan mereka, yaitu menjadi seorang ayah dan ibu dari anak-anak mereka. Peran menjadi ayah dan ibu tidaklah mudah untuk dijalani. Perlunya komunikasi yang baik, serta sikap saling mendukung kepada masing-masing pasangan. Apabila hal-hal tersebut tidak dapat diterapkan, bukan tidak mungkin adanya permasalahan besar yang siap menghampiri seperti adanya perselingkuhan dan bahkan dapat berujung dengan perceraian.
     Sebagaimana yang telah di jelaskan oleh kelompok minggu lalu saat membahasadult sexual relationship, kelompok juga menjelaskan mengenai tipe perselingkuhan serta hal-hal yang menjadi indikasi perselingkuhan tersebut dapat terjadi. Berikut akan kembali dijelaskan apa saja tipe dari perselingkuhan, yaitu tipe pertama ialah perselingkuhan atas dasar seksual namun tidak emosional. Perselingkuhan ini terjadi seorang individu melakukan hubungan seksual dengan individu lainnya yang bukan pasangan sah mereka, dan perilaku tersebut berlangsung cukup lama dan tentunya secara rahasia. Tipe kedua ialah perselingkuhan dengan dasar emosional dan seksual, kurang lebih serupa dengan tipe sebelumnya, namun tipe ini memiliki unsur emosional yang menyertai perbuatan seksual tersebut. Terakhir ialah tipe emosional namun tidak seksual, yaitu ketika seorang individu melakukan perselingkuhan namun perilaku yang muncul hanya sebatas saling bertukar perasan, saling bercerita dan mengharapkan pasangan mereka dapat memahami mereka secara emosional. Walaupun terlihat tidak ada yang salah dengan perilaku tersebut tetap saja perilaku termasuk dalam perselingkuhan karena dilakukan secara rahasia.
     Berdasarkan survey yang dilakukan oleh YourTango Experts, sebuah wadah para konselor pernikahan, psikoterapis, pelatih dan profesional lainnya, mengenai perselingkuhan. Ditemukan bahwa penyebab munculnya perilaku selingkuh tidak semata-mata dikarenakan menurunnya perilaku seksual dalam kehidupan pasangan tersebut. melainkan juga karena adanya ketidakpuasan emosional dari masing-masing pasangan. Salah satu pakar dari YourTango, yaitu Dr. Heitler mengatakan bahwa walaupun banyak faktor yang menjadi indikasi munculnya perselingkuan, kerenggangan emosional adalah salah satu hal yang dapat dicegah oleh para pasangan. Salah satu cara mencegahnya yaitu dengan mengikuti kelas pendidikan pernikahan, dengan tujuan mempelajari bagaimana caranya agar dapat berhubungan kembali dengan lebih nyaman antara satu sama lain.    
16 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar