Kamis, 13 Juni 2013

When Sex is Being Sold... (Regina)

Ini hidup wanita si kupu-kupu malamBekerja bertaruh seluruh jiwa ragaBibir senyum kata halus merayu memanjaKepada setiap mereka yang datang


Dosakah yang dia kerjakanSucikah mereka yang datangKadang dia tersenyum dalam tangisKadang dia menangis di dalam senyuman(Kupu-Kupu Malam _ Titiek Puspa)
     Tentu lirik lagu di atas bukan lirik yang asing untuk kita... Lagu ini sempat melejit di pasaran musik Indonesia. Saya ingat, ketika saya pertama kali mendengar lagu ini, saya tidak paham apa itu kupu-kupu malam... Seiring dengan berjalannya waktu dan pendidikan yang saya peroleh, saya mulai memahami makna kata-kata tersebut...
     Kemarin, tanggal 30 Mei 2013, saya memasuki kelas terakhir dari Perilaku Seksual di semester ini... Materi yang dibahas di kelas terakhir ini adalah mengenai selling sex... Di Indonesia, hal ini lebih dikenal sebagai prostitusi. Tentunya, yang kita ketahui, sebagaian besar tempat prostitusi berisikan wanita-wanita, namun ada juga prostitusi yang berisikan para pria. Dalam tulisan saya ini, saya tidak ingin membahas mengenai dosa atau salah-benarnya mereka karena menurut saya, sebagai manusia biasa, saya tentu tidak memiliki hak itu... Setiap orang pada dasarnya berdosa... Jadi, untuk apa orang yang berdosa mencemooh orang yang juga berdosa?
     Jadi, yang saya dapatkan dari kelas kemarin adalah... perenungan untuk diri saya sendiri... Saya terkadang bertanya-tanya apa alasan seseorang menjalani pekerjaan menjadi seorang PSK? Saya tahu, kebanyakan dari mereka mencari uang karena terkadang ada di antara mereka yang sungguh-sungguh terdesak dari sisi ekonomi. Namun, kemarin, saya memperoleh pencerahan lainnya. Ternyata ada individu yang memilih menjadi PSK karena mengalami hypersex... Hal ini cukup membuat saya bertanya-tanya... Apabila ia mengalami hypersex, mengapa tidak ia menikah dan berhubungan seksual bersama suaminya... Bukankah hal itu lebih aman (meminimalkan resiko tertular Sexually Transmitted Infections)? Untuk hal ini, saya belum memperoleh jawabannya...
     Selain itu, perenungan lain yang muncul adalah... bahagiakah mereka dengan pekerjaan yang mereka lakukan? Kalau kita lihat di film-film, ada PSK yang merasa pasrah dan menikmati kehidupan mereka namun ada dari mereka yang menderita dan menangis karena perasaan bersalah yang mendalam. Terkadang, kita melihat mereka sebagai ornag-orang yang kita anggap tidak bermoral, asusila, dan sebagainya.. Namun, pernahkah terpikir bahwa mungkin saja mereka terpaksa dan batin mereka pun tersiksa... 
     Jadi, selalu ingatlah bahwa kita tidak dapat menilai sesuatu (apapun itu) hanya dari satu sisi saja... Lihatlah kedua belah sisi dari suatu hal seperti kita melihat kedua sisi koin... Hal itu akan membuat kita mengetahui lebih jelas apakah koin itu bernilai 500 atau 1000 rupiah. Sama halnya dengan masalah praktis dalam kehidupan kita... Ketika kita melihat dari dua sisi, hal itu akan membantu kita memberikan penilaian yang baik untuk segala sesuatunya :) 
31 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar