Jumat, 14 Juni 2013

Saya Pikir Saya Sudah Tahu Kebenarannya, tapi Ternyata… (Melly Preston)

Ah.. Kelas Perilaku Seksual akhirnya sampai ke titik terakhir sebelum UAS. Di kelas terakhir, topik pembahasannya adalah Sexual Images dan Selling Sex.

PSK atau Pekerja Seks Komersial adalah salah satu hal yang dibahas dalam kelas. Selama presentasi, kelompok selalu menyebut PSK dengan kata pelacur. Entah mengapa di telinga saya kata pelacur itu begitu kasar. Mungkin karena saya pernah menonton acara televisi yang mewawancarai para PSK dimana mereka mengatakan bahwa mereka tidak senang, tidak suka, dan tidak terima untuk disebut sebagai pelacur. Mereka mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan untuk mencari uang dan penghidupan. Oleh karena itu mereka lebih terima disebut sebagai PSK.

Saya pikir setiap orang harus menghargai apa yang orang lain inginkan selama keingnan itu tidak merugikan diri sendiri atau orang lain, termasuk keinginan para PSK tersebut.

Saya pikir dengan memenuhi keinginan mereka, mereka akan merasa lebih baik, merasa lebih dihargai.

Saya pikir apa yang saya pikirkan adalah benar.

Tapi ternyata saya salah.

Ini bukan bagaimana kita harus menyebut mereka atau bagaimana mereka ingin disebut, tapi ini masalah kebenaran yang perlu kita ketahui tentang mereka. Hampir seluruh PSK jika ditanya alasan menjadi PSK akan menjawabdari faktor ekonomi. Padahal yang sebenarnya adalah banyak masalah psikologis berat yang tidak mereka akui atau ingat kejadiannya. Masalah ekonomi hanyalah defense belaka.
Pelajaran yang sama juga saya dapatkan di sepanjang perkuliahan Perilaku Seksual. Kelas Perilaku Seksual ini mengenalkan banyak sekali pengetahuan yang bertentangan dengan apa yang orang pikir sudah mereka ketahui dan yakini kebenarannya. Contoh: Kita pikir cemburu itu wajar, tapi ternyata cemburu itu bentuk rasa tidak aman dan percaya diri seseorang berkaitan dengan hubungannya dengan pasangan. Jadi ya tidak wajarlah cemburu itu.

Kelas ini juga menyadari saya tentang betapa kecilnya ruang pergaulan saya selama ini, Di sepanjang kelas ini, saya “dikenalkan” dengan beragam jenis orang dengan keunikannya yang membuat saya berpikir “Ada yah orang kayak gitu?” dan saya pun merasa jauh lebih kuper dari sebelumnya.

Tidak hanya sekedar teori atau pelajaran tentang Perilaku Seksual manusia, kelas ini juga memberikan pelajaran tentang bagaimana memaknai dan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Ibu Henny hampir selalu mengakhiri kelas dengan memberikan insight dan pelajaran hidup yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Terkadang Ci Tasya sang asdos juga demikian. Apa saja insight-nya itu sebagian sudah saya paparkan dalam blog-blog saya sebelum blog ini. Insights itulah yang membuat kelas Perilaku Seksual lebih bermanfaat dan bermakna bagi saya.

Tidak heran kelas ini diperebutkan banyak mahasiswa!

Kalau misalnya ragu dengan yang saya ceritakan di atas atau dipikirnya saya lebay, silakan teman-teman coba sendiri, deh.   :D

 
5 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar