Pernahkah kalian
merasakan perasaan yang negatif disaat kalian mengalami kejadian yang
tidak menyenangkan? seperti misalnya kehilangan kesabaran ataupun tidak
dapat mengikhlaskan sesuatu yang tidak dapat kalian raih? pada tanggal
20 Mei 2013, saya diberi kesempatan untuk melakukan wawancara ke Panti
Sosial Tresna Werdha. Menurut saya ini adalah pengalaman yang sangat
menyenangkan karena baru pertama kalinya saya melakukan wawancara dengan
Oma serta Opa di sana. pada saat saya mendatangi lokasi tersebut, saya
merasa iba dengan oma dan opa yang berada di sana karena keterbatasan
yang dimiliki oleh mereka. saya mewawancarai seorang Oma yang pada saat
itu sedang duduk di tempat tidur. pada saat saya meminta oma tersebut
untuk diwawancarai, oma tersebut langsung bersedia untuk diwawancarai.
begitu banyak kejadian pahit yang dialami oleh oma tersebut pada saat
muda, dari mulai di duakan oleh mantan suaminya yg sekarang sudah
bercerai, hingga terus bersabar karena tidak pernah dijenguk oleh
keluarganya. Pelajaran yang dapat saya petik pada saat saya wawancara
oma tersebut bahwa kesabaran dan keikhlasan itu tidak mempunyai batas.
jika kita membataskan sebuah kesabaran tersebut, maka hal itu belum
dapat dikatakan sabar. saya belajar dari oma bahwa saya harus terus
bersabar dengan masalah yang saya hadapi seburuk apapun maupun dan juga
terkadang saya harus mengikhlaskan sesuatu yang seharusnya tidak dapat
saya dapatkan. saat ini saya memang belum dapat mengendalikan kesabaran
saya dan keikhlasan. sejak saya bertemu dengan oma tersebut saya banyak
belajar, bahwa segala sesuatu jika kita dapat sabar maka terdapat hasil
yang dapat diperoleh dari Tuhan. jadi, masalah seberat apapun itu, jika
kita ingin bersabar dan ikhlas maka Tuhan sudah mempersiapkan hasil yang
lebih baik dari yang kita inginkan.
Pertama kalinya
saya melakukan wawancara banyak hal yang saya dapat, baik kekurangan
maupun kelebihannya. saya mendapatkan perbedaan pada saat saya praktek
wawancara di kampus dengan praktek di panti. jika praktek di kampus
sudah di setting dengan teman sendiri maka kita masih dapat untuk
mengendalikan verbal tracking maupun attending behaviour, akan tetapi
berbeda dengan di panti, saya baru menyadarinya pada saat saya
mengerjakan verbatim untuk tugas akhir, di situ terlihat bahwa saya
belum dapat mengendalikan verbal tracking saya dan bahkan ekspresi kaget
saya ketika saya mengetahui kejadian buruk yang menimpa oma tersebut.
maka dari itu saya harus terus untuk belajar verbal tracking. masalah
attending behaviour saya sudah cukup menguasai dan juga sudah cukup baik
untuk melakukan wawnacara. bagi saya ini adalah pengalaman yang sangat
menyenangkan :)
6 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar