Berbicara tentang seksual pasti tak akan ada habisnya.
Kehidupan seksual seseorang sangat sensitif dimana ada sebagian orang
mungkin saja terbuka akan hal ini dan sebagian lagi lebih tertutup
sehingga kita nantinya sebagai calon psikolog harus berhati-hati dalam
proses menggalinya. Kehidupan seksual pasti erat kaitannya dengan dunia
fantasi. Berdasarkan teori Freud, setiap anak pada dasarnya memiliki
hasrat seksual, namun seksual ini dianggap tabu sehingga anak tidak
dapat mengeluarkan kebutuhan seksual itu. Anak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksualnya secara langsung, akan muncul sublimasi
sehingga tercipta imajinasi atau fantasi yang mungkin saja dapat membuat
seseorang menjadi kreatif nantinya. Sexual fantasy bukan hanya dapat
terjadi pada individu heteroseksual namun homoseksual dan biseksual
sekalipun pernah mengalami fantasi seksual. Perlu diketahui bahwa
fantasi seksual yang dilihat dari sisi ilmiah memiliki berbagai kegunaan
yakni meningkatkan masturbasi, gairah, orgasm, meningkatkan
self-esteem, melepas stres dan mengeksplorasi kegiatan seksual yang
dianggap tabu. Berdasarkan penelitian, pria cenderung memiliki sex
cognition yang tinggi, membayangkan seks dengan orang lain dan
menganggap pasangan seks itu sebagai objek seks sehingga mereka lebih
menvisualisasikan bagian tubuh untuk kegiatan seks yang dikelilingi oleh
partner seks yang banyak dan tidak romantis kegiatan seksnya. Terdapat 5
fantasi seks yang umumnya dipikirkan oleh pria yakni posisi seks yang
berbeda, pasangan yang agresif, mendapatkan oral seks, hubungan seks
dengan orang lain yang bukan pasangannya dalam realita dan hubungan seks
di pantai. Sedangkan fantasi seksual pada wanita lebih membayangkan
kegiatan seks yang romantis, emosional dan menyentuh. Mereka lebih
cenderung membayangkan kegiatan seksual yang tidak langsung dan dimulai
misalnya dengan dinner romantis, jalan-jalan dipinggir pantai, saat
berhubungan seksual adanya fore play terlebih dahulu dengan sentuhan
atau ciuman yang romantis. Ada 5 fantasi seksual dari wanita yakni seks
dengan pasangannya, mengenang pengalaman seks, posisi seks yang berbeda,
hubungan seksual di ruang lain dan hubungan seks dilantai berkarpet.
Tetapi ada juga yang dinamakan force fantasies yakni fantasi seks yang
dialami oleh orang mungkin terdiagnosis memiliki gangguan dan dimulai
dengan emosi negatif. Contohnya membayangkan kegiatan seks saat
diperkosa atu berhubungan seks dengan saudara kandung.
Diawal abad 19 dan 20 mulai muncul kontroversi tentang masturbasi
sebagai hal yang tabu dan buruk vs sebagai energi dalam berhubungan
seks. Sehingga pada abad itu diciptakanlah sebuah sarung tangan yang
terbuat dari alumunium untuk anak-anak tidak melakukan masturbasi.
Sebenarnya masturbasi dapat menjadi sarana untuk mempromosikan kesehatan
dimana saat masturbasi untuk seorang pria akan mengalami ejakulasi.
Menurut penelitian 5 kali dalam sehari seorang pria mengalami ejakulasi
akan mengurangi resiko kanker prostat. Selain itu,masturbasi berguna
untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, sarana fantasi seks dan
memberi kesempatan mengenal diri dengan bereksperimen dengan tubuh
sendiri. Masturbasi pada wanita jarang unutk dilakukan karena perasaan
malu sehingga wanita lebih suka memakai alat bantu berupa vibrator (alat
yang menghasilkan getaran yang diselipkan pada vagina) dan dildo
(mainan berbentuk penis yang dimasukkan dalam vagina). Namun yang perlu
diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan akan merusak termasuk
masturbasi. Seseorang yang terlalu sering melakukan masturbasi akan
menjadi sulit orgasme pada saat berhubungan seksual dengan partner.
Sebelum masuk pada tahapan intercouse (kegiatan seksual dengan masuknya
penis ke vagina), setiap pasangan harus melakukan fore play terlebih
dahulu khususnya untuk wanita karena wanita yang berbaring cenderung
lebih sulit lubrikasi / terangsang. Fore play adalah kegiatan sebelum
berlangsungnya penetrasi seks, bisa dengan oral seks, sentuhan, pijatan
untuk mempermudah rangsangan terjadi. Pasangan suami-istri hendaknya
membicarakan fore play terlebih dahulu karena ternyata banyak wanita
yang mengeluh rendahnya fore play sehingga bila fore play ini tidak
berlangsung sesuai dengan harapan salah satu pasangan, akan muncul
stres, tidak nyaman saat seks dan hilangnya gairah seksual. Menariknya
untuk penderita diabetes memerlukan fore play yang lebih lama karena
sebagian besar penderita diabetes menurun gairah seksualnya dan adanya
disfungsi organ seksual. Terdapat 6 kesalahan yang terjadi saat fore
play yakni adanya gerakan yang repetitif, seks hanya sekedar rutinitas,
terlalu agresif saat oral seks, memutar puting perempuan, melupakan
daerah klitoris (yang menjadi titik rangsangan utama wanita) dan
pasangan yang kasar.
Salah satu bagian fore play adalah oral seks yang terbagi menjadi 3
yakni cunnilingus, fellatio dan anilingus. Cinnilingus adalah oral seks
pada alat kelamin wanita didaerah klitoris dengan gerakan pelan kemudian
mempercepat yang bisa saja dimulai dari mulut, leher, pundak, perut dan
vulva. Untuk lesbian sangat menyukai kegiatan ini. Fellatio adalah oral
seks pada alat kelamin pria dan kenikmatannya sampai pada ejakulasi
dimulut pasangan. Sama halnya para homoseksual yakni gay menyukai
kegiatan ini. Dan terakhir adalah anilingus yakni oral seks pada daerah
anus. Setelah foreplay telah dilakukan biasanya pasangan akan masuk pada
intercouse. Untuk heteroseksual intercouse pada umumnya bagi pasangan
usia 18-29 tahun sebanyak 112 kali per tahun, usia 30-39 tahun sebanyak
86 kali per tahun dan usia 40-49 tahun sebanyak 69 kali per tahun. Untuk
wanita, kenyamanan seksual intercouse ditentukan dari fore play.
Sedangkan lama atau tidaknya intercouse pada pria ditentukan dari
ereksi. Saat penetrasi wanita harus memiliki lubrikasi yang cukup dan
kontak mata yang menunjukkan keintiman. Posisi dalam intercouse juga
menentukan kenyamanan saat berhubungan. Terdapat ratusan posisi
intercouse,namun ada 4 posisi utama yang umumnya dilakukan yakni male on
top (posisi laki-laki diatas yang umumnya dilakukan namun hal ini
dirasakan tidak efektif untuk wanita karena daerah G-spot yakni klitoris
tidak terkena), female on top (posisi wanita diatas yang menjadi
efektif untuk wanita karena wanita dapat mengontrol stimulasi klitoris
dan mengetahui daerah G-spot lainnya), rear entry /doggy style dan side
by side (posisi menyamping dengan slow intercouse namun sulit
penetrasi). Adapula yang disebut dengan anal intercouse yakni penetrasi
dengan memasukkan penis dilubang anal yang dapat dilakukan oleh homo,
hetero dan biseksual. Yang perlu diperhatikan adalah kita tahu sendiri
bahwa lubang anal tidak dapat menghasilkan lubrikasi sehingga harus
dilubrikasikan dulu (biasanya wanita diberikan pelumas seperti gel),
otot disekitar anal tidak boleh tegang (bisa dengan fore play yaitu
menyentuh daerah lubang anus), harus memakai pengaman karena lubang anal
sangat rentan sexual transmitted dan tidak disarankan melakukan vaginal
intercouse setelah anal intercouse karena masih terdapat
bakteri-bakteri disekitar penis.
Pasangan suami-istri yang efektifnya pada malam pertama bukan langsung
melakukan sexual intercouse melainkan mengenali titik daerah rangsangan
pada pasangannya terlebih dahulu guna mempermudah orgasme. Dan menonton
blue fim penting juga saat pernikahan namun tidak dalam frekuensi yang
sering untuk melihat yang berguna untuk memperluas variasi hubungan
seksual. Semua itu balik pada kesepakatan pasangan untuk memenuhi
kebutuhan seksual yang menjadi kebutuhan utama manusia pada umumnya.
3 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar