Jumat, 14 Juni 2013

Seksual Bukan Lagi Hal yang Tabu (Melisa Mel)

Berbicara tentang seksual pasti tak akan ada habisnya. Kehidupan seksual seseorang sangat sensitif dimana ada sebagian orang mungkin saja terbuka akan hal ini dan sebagian lagi lebih tertutup sehingga kita nantinya sebagai calon psikolog harus berhati-hati dalam proses menggalinya. Kehidupan seksual pasti erat kaitannya dengan dunia fantasi. Berdasarkan teori Freud, setiap anak pada dasarnya memiliki hasrat seksual, namun seksual ini dianggap tabu sehingga anak tidak dapat mengeluarkan kebutuhan seksual itu. Anak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya secara langsung, akan muncul sublimasi sehingga tercipta imajinasi atau fantasi yang mungkin saja dapat membuat seseorang menjadi kreatif nantinya. Sexual fantasy bukan hanya dapat terjadi pada individu heteroseksual namun homoseksual dan biseksual sekalipun pernah mengalami fantasi seksual. Perlu diketahui bahwa fantasi seksual yang dilihat dari sisi ilmiah memiliki berbagai kegunaan yakni meningkatkan masturbasi, gairah, orgasm, meningkatkan self-esteem, melepas stres dan mengeksplorasi kegiatan seksual yang dianggap tabu. Berdasarkan penelitian, pria cenderung memiliki sex cognition yang tinggi, membayangkan seks dengan orang lain dan menganggap pasangan seks itu sebagai objek seks sehingga mereka lebih menvisualisasikan bagian tubuh untuk kegiatan seks yang dikelilingi oleh partner seks yang banyak dan tidak romantis kegiatan seksnya. Terdapat 5 fantasi seks yang umumnya dipikirkan oleh pria yakni posisi seks yang berbeda, pasangan yang agresif, mendapatkan oral seks, hubungan seks dengan orang lain yang bukan pasangannya dalam realita dan hubungan seks di pantai. Sedangkan fantasi seksual pada wanita lebih membayangkan kegiatan seks yang romantis, emosional dan menyentuh. Mereka lebih cenderung membayangkan kegiatan seksual yang tidak langsung dan dimulai misalnya dengan dinner romantis, jalan-jalan dipinggir pantai, saat berhubungan seksual adanya fore play terlebih dahulu dengan sentuhan atau ciuman yang romantis. Ada 5 fantasi seksual dari wanita yakni seks dengan pasangannya, mengenang pengalaman seks, posisi seks yang berbeda, hubungan seksual di ruang lain dan hubungan seks dilantai berkarpet. Tetapi ada juga yang dinamakan force fantasies yakni fantasi seks yang dialami oleh orang mungkin terdiagnosis memiliki gangguan dan dimulai dengan emosi negatif. Contohnya membayangkan kegiatan seks saat diperkosa atu berhubungan seks dengan saudara kandung.
Diawal abad 19 dan 20 mulai muncul kontroversi tentang masturbasi sebagai hal yang tabu dan buruk vs sebagai energi dalam berhubungan seks. Sehingga pada abad itu diciptakanlah sebuah sarung tangan yang terbuat dari alumunium untuk anak-anak tidak melakukan masturbasi. Sebenarnya masturbasi dapat menjadi sarana untuk mempromosikan kesehatan dimana saat masturbasi untuk seorang pria akan mengalami ejakulasi. Menurut penelitian 5 kali dalam sehari seorang pria mengalami ejakulasi akan mengurangi resiko kanker prostat. Selain itu,masturbasi berguna untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, sarana fantasi seks dan memberi kesempatan mengenal diri dengan bereksperimen dengan tubuh sendiri. Masturbasi pada wanita jarang unutk dilakukan karena perasaan malu sehingga wanita lebih suka memakai alat bantu berupa vibrator (alat yang menghasilkan getaran yang diselipkan pada vagina) dan dildo (mainan berbentuk penis yang dimasukkan dalam vagina). Namun yang perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan akan merusak termasuk masturbasi. Seseorang yang terlalu sering melakukan masturbasi akan menjadi sulit orgasme pada saat berhubungan seksual dengan partner.
Sebelum masuk pada tahapan intercouse (kegiatan seksual dengan masuknya penis ke vagina), setiap pasangan harus melakukan fore play terlebih dahulu khususnya untuk wanita karena wanita yang berbaring cenderung lebih sulit lubrikasi / terangsang. Fore play adalah kegiatan sebelum berlangsungnya penetrasi seks, bisa dengan oral seks, sentuhan, pijatan untuk mempermudah rangsangan terjadi. Pasangan suami-istri hendaknya membicarakan fore play terlebih dahulu karena ternyata banyak wanita yang mengeluh rendahnya fore play sehingga bila fore play ini tidak berlangsung sesuai dengan harapan salah satu pasangan, akan muncul stres, tidak nyaman saat seks dan hilangnya gairah seksual. Menariknya untuk penderita diabetes memerlukan fore play yang lebih lama karena sebagian besar penderita diabetes menurun gairah seksualnya dan adanya disfungsi organ seksual. Terdapat 6 kesalahan yang terjadi saat fore play yakni adanya gerakan yang repetitif, seks hanya sekedar rutinitas, terlalu agresif saat oral seks, memutar puting perempuan, melupakan daerah klitoris (yang menjadi titik rangsangan utama wanita) dan pasangan yang kasar.
Salah satu bagian fore play adalah oral seks yang terbagi menjadi 3 yakni cunnilingus, fellatio dan anilingus. Cinnilingus adalah oral seks pada alat kelamin wanita didaerah klitoris dengan gerakan pelan kemudian mempercepat yang bisa saja dimulai dari mulut, leher, pundak, perut dan vulva. Untuk lesbian sangat menyukai kegiatan ini. Fellatio adalah oral seks pada alat kelamin pria dan kenikmatannya sampai pada ejakulasi dimulut pasangan. Sama halnya para homoseksual yakni gay menyukai kegiatan ini. Dan terakhir adalah anilingus yakni oral seks pada daerah anus. Setelah foreplay telah dilakukan biasanya pasangan akan masuk pada intercouse. Untuk heteroseksual intercouse pada umumnya bagi pasangan usia 18-29 tahun sebanyak 112 kali per tahun, usia 30-39 tahun sebanyak 86 kali per tahun dan usia 40-49 tahun sebanyak 69 kali per tahun. Untuk wanita, kenyamanan seksual intercouse ditentukan dari fore play. Sedangkan lama atau tidaknya intercouse pada pria ditentukan dari ereksi. Saat penetrasi wanita harus memiliki lubrikasi yang cukup dan kontak mata yang menunjukkan keintiman. Posisi dalam intercouse juga menentukan kenyamanan saat berhubungan. Terdapat ratusan posisi intercouse,namun ada 4 posisi utama yang umumnya dilakukan yakni male on top (posisi laki-laki diatas yang umumnya dilakukan namun hal ini dirasakan tidak efektif untuk wanita karena daerah G-spot yakni klitoris tidak terkena), female on top (posisi wanita diatas yang menjadi efektif untuk wanita karena wanita dapat mengontrol stimulasi klitoris dan mengetahui daerah G-spot lainnya), rear entry /doggy style dan side by side (posisi menyamping dengan slow intercouse namun sulit penetrasi). Adapula yang disebut dengan anal intercouse yakni penetrasi dengan memasukkan penis dilubang anal yang dapat dilakukan oleh homo, hetero dan biseksual. Yang perlu diperhatikan adalah kita tahu sendiri bahwa lubang anal tidak dapat menghasilkan lubrikasi sehingga harus dilubrikasikan dulu (biasanya wanita diberikan pelumas seperti gel), otot disekitar anal tidak boleh tegang (bisa dengan fore play yaitu menyentuh daerah lubang anus), harus memakai pengaman karena lubang anal sangat rentan sexual transmitted dan tidak disarankan melakukan vaginal intercouse setelah anal intercouse karena masih terdapat bakteri-bakteri disekitar penis.
Pasangan suami-istri yang efektifnya pada malam pertama bukan langsung melakukan sexual intercouse melainkan mengenali titik daerah rangsangan pada pasangannya terlebih dahulu guna mempermudah orgasme. Dan menonton blue fim penting juga saat pernikahan namun tidak dalam frekuensi yang sering untuk melihat yang berguna untuk memperluas variasi hubungan seksual. Semua itu balik pada kesepakatan pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksual yang menjadi kebutuhan utama manusia pada umumnya.

3 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar