Kamis, 13 Juni 2013

what's going on behind every person? (S. Rahayu Ningrum)

- There's a story behind every person. There's a reason why they're the way they are. Think about that before you judge someone-

saya sering mendengar kalimat "jangan melihat orang dari senyumnya, semua bisa dikemas bahagia. tapi kita tidak pernah tahu masalah/bencana apa yang sedang ditanggungnya". kalau dipikir lagi benar adanya, mengapa seorang individu ketika menghadapi masalah dan seolah tidak dapat menyelesaikannya sendiri ia mencari psikolog? salah satunya karena pada umumnya individu butuh didengarkan. mungkin diluar sana seseorang dapat berperilaku superior untuk menutupi inferiornya, namun tetap mencari seorang psikolog untuk mengeluarkan setiap hal yang tidak menyenangkan yang tengah dihadapi. Nah, apa sih tugas psikolog? adalah untuk membantu membuka pikiran klien untuk dapat mengatasi masalahnya, seperti salah satu contohnya adalah social history.

apa sih yang dimaksud dengan social history?
social history adalah pengalaman masa hidup yang ada dalam diri klien, entah itu dari faktor bawaan atau faktor lingkungan. setiap individu pun memiliki social history yang berbeda, berbeda pengalamannya, berbeda waktunya dan berbeda pula cara penyampaiannya.

Tujuannya apa sih social history bagi psikolog?
salah satunya adalah menggali setiap informasi yang diucapkan oleh klien. terkadang klien tanpa disadari bercerita tanpa alur, karena yang ia butuhkan hanyalah didengarkan. oleh karena itu sebagai psikolog harus pintar merangkai setiap cerita yang diucapkan oleh klien. buatlah catatan kecil agar tidak lupa, jangan menginterupsi ketika klien sedang bercerita karena ia akan merasa keberadaannya dihargai, juga hindari ekspresi wajah yang terkesan men-'judge'.

apa saja area yang terdapat dalam social history?
pertama, dapat kita lihat melalui family history. cara klien berpikir, berperilaku maupun berbicara, dapat dilihat melalui bagaimana keluarga membesarkan dan memperlakukan klien. gali lah terlebih dahulu asal-usul klien, dimana klien lahir dan budaya apa yang dipakai oleh klien. dengan family history, pewawancara memiliki kesempatan untuk mengetahui orang yang terdekat dalam keluarga klien, konflik apa yang sedang terjadi pada klien dalam keluarga, dan bagaimana cara klien berpikir mengenai persoalan yang sedang dihadapinya.

kedua, pelajari educational history klien. seperti yang kita tahu, kita tumbuh sebagian besar melalui faktor lingkungan, salah satunya adalah dilingkungan pendidikan. bagaimana relasi hubungan kekerabatan klien bersama teman-teman, guru ataupun dosen. pengalaman klien terhadap lingkungan pendidikan dapat membentuk kepribadian klien. perlu diingat, nilai akademis tidak dapat menentukan seberapa pintar atau tidaknya seseorang, tidak mutlak dapat mengukur nilai intelektual klien. karena nilai yang tinggi dalam akademis belum tentu dapat membuat individu memiliki eksistensi yang tinggi pula dalam bidang pekerjaan, begitu pula dengan nilai akademis yang rendah; belum tentu membuat individu tidak memiliki peranan dalam bidang pekerjaan.

setelah itu, occupational history. hindari pertanyaan "apa pekerjaan anda saat ini?", selain merupakan pertanyaan yang sensitif, klien yang datang pada psikolog belum tentu memiliki pekerjaan. gunakanlah pertanyaan "apa kesibukan anda saat ini?". tanyakan pada klien apakah klien nyaman dengan kesibukan yang ia jalani saat ini dan apa faktor yang membuat klien memiliki kesibukannya tersebut.

social history dapat berguna untuk memahami dan memaknai setiap kejadian yang ada pada diri klien. Bahwa dibalik setiap perilaku, ada kejadian yang disimpan oleh klien; baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

demikian yang dapat saya bagikan mengenai social history dalam teknik wawancara, selamat membaca :)


27 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar