Tanggal 18 mei 2013 lalu, saya diberi kesempatan untuk dapat
mengunjungi oma opa di panti werdha daerah cengkareng. banyak hal yang
bisa saya dapatkan selama berada di panti werdha tersebut, salah satunya
adalah dapat mengobrol dan mengetahui masalah yang di alami oleh para
lansia di sana, setiap lansia memiliki masalah yang berbeda - beda. satu
masalah sama adalah mereka semua mengalami masa kesepian karena masalah
yang di alami oleh para lansia tersebut. saya sendiri saat mendatangi
panti werdha tersebut sempat merasakan kesedihan dan berpikir bagaimana
jika hal tersebut terjadi kepada kedua orang tua saya? mengapa keluarga
mereka tega terhadap orang tua mereka sendiri? terlebih pada saat saya
mengobrol dengan salah satu oma di sana, oma di sana berada di panti
karena sudah tidak punya keluarga inti lagi. keluarga besar oma pun
tidak pernah menjenguk atau sekedar mengetahui keadaan oma tersebut.
dari pembicaraan yang di lakukan terhadap dengan oma, saya banyak
mendapatkan pembelajaran yang bisa di pelajari. kita sebagai manusia
harus selalu bersyukur dengan apapun keadaan yang telah di beri kepada
kita. kita pun harus selalu menyanyangi kedua orang tua kita karena
bagaimanapun sifat dan karakter mereka, mereka tetaplah kedua orang tua
yang telah membesarkan serta menjadikan kita seperti ini. tanpa mereka
kita bukan siapa - siapa, bahkan tidak ada di dunia ini. saya sendiri
pun memiliki keinginan untuk menyanyangi para lansia yang berada di
panti werdha tersebut, terlebih oma yang mengobrol dengan saya. saya
empati terhadap oma tersebut, dengan segala masalah yang ada, oma tetap
berjuang untuk terus hidup. dengan di beri kesempatan untuk mengunjungi
panti werdha, saya merasakan senang serta bahagia karena dapat menjenguk
oma - opa serta menemani mereka walau hanya sebentar. melihat mereka
senyum bahkan tertawa saya merasakan bahwa mereka memang butuh orang di
samping mereka.
Selain itu kebahagiaan lain di dapatkan adalah
dengan belajar menjadi psikolog. tiga minggu sudah saya belajar untuk
menjadi psikolog dalam tiga setting berbeda. setting yang di lakukan pun
berupa setting PIO, Pendidikan dan terakhir adalah Klinis. kita dapat
merasakan bagaimana rasanya menjadi psikolog, bagaimana harus bersikap
kepada klien, semua itu di dapatkan pada saat praktek tersebut. pada
saat pertama kali melakukan hal itu, tidak di pungkiri rasa gugup pun
menghantui diri saya, saya merasakan ketakutan, ketakutan karena akan
melakukan kesalahan. sebelum praktek itu berlangsung, kita pun di minta
untuk membuat daftar pertanyaan serta membuat video berdasarkan setting.
kendala yang dihadapi adalah perbedaan jam kelas oleh setiap anggota
kelompok, sehingga sulit menemukan waktu yang pas. tidak itu saja, saya
sempat mengalami kehabisan pertanyaan karena setting yang sudah di
siapkan tidak sesuai, jadi harus berimprovisasi sendiri. tapi di luar
dari kendala - kendala yang ada, saya merasa senang serta bahagia karena
dapat belajar untuk menjadi psikolog sebelum nanti lulus dan benar -
benar menjadi psikolog :)
6 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar