Kamis, 13 Juni 2013

Wawancara, Pengalaman, dan Pembelajaran (Venny Martha Lumbanradja)

Wawancara, Pengalaman, dan Pembelajaran

Allah panggil berangkat, Allah tidak pandang kau kaya, kau presiden, kau.. kau gubernur, kau dipanggil.. segera jalan, alasan tidak ada.” 
      
     Penggalan kalimat dari perkataan subyek yang cukup menginspirasi saya dalam menjalani kehidupan. Hal yang dapat saya petik dari perkataan subyek adalah, ketika kita memiliki kedekatan dengan Tuhan, maka kita pun harus menjadi seorang yang peka akan panggilanNya. Subyek mengingatkan bahwa ketika kita dilahirkan bukan tanpa alasan, namun merupakan bagian dari melakukan tugas yang mulia. Hal ini memberikan pandangan yang sangat positif bagi saya, ketika perjalanan hidup memanggil kita untuk tetap berjalan dengan kehendak yang Tuhan inginkan, maka kita tidaklah harus berdiam di tempat namun terus melangkah seiring berjalannya waktu. Waktu yang Tuhan berikan terus berjalan, dan setiap perjalanan pun pasti memberikan kita melewati berbagai hal yang memberikan kita pelajaran. setiap orang dapat berhasil, memiliki jabatan dan kekuasaan, tetapi di mata Tuhan semua manusia sama. setiap orang pun diberi kesempatan untuk belajar dengan melalui segala hal, suka maupun duka, saat susah maupun senang. 
     
   Wawancara dengan seorang opa yang memberikan banyak inspirasi bagi saya, pengalaman yang sangat berharga karena bisa mendengarkan sebagian dari kisah hidup opa tersebut. Subyek memberikan banyak nasihat kepada pewawancara agar tetap berbuat baik, serta memiliki kewaspadaan akan orang-orang sekitar. Subyek berpesan agar saya tetap memberikan jalan hidup saya ke dalam tangan Tuhan dan untuk tetap menjaga hati dan pikiran.
    Saya mendapatkan banyak hal yang dapat dipetik dari perjuangan subyek dan sisi religius subyek dalam menjalani hidupnya, subyek mendapatkan pelajaran bagaimana tutur kata yang baik ketika berbicara dengan para lansia. 
Di usia subyek dan keadaan subyek saat ini memang terlihat bahwa dirinya cukup senang bercerita dan berbicara, sehingga ketika subyek bercerita banyak hal yang di sampaikan walaupun dengan kosakata dan tutur bahasa yang sering lompat-lompat, serta logat subyek yang selalu terdengar. 

saya bertemu subyek di sebuah panti werda, memang merupakan hal yang berbeda ketika subyek berada di sebuah tempat yang menyatu dengan para lansia di panti werda yang sama, namun yang berbeda ialah subyek tidak bersama keluarganya. Bukanlah hal yang buruk namun terlihat adanya perubahan pada keadaan psikososial subyek dalam melakukan segala aktivitas selama di panti werda tersebut, banyak hal yang membuat subyek mengalami peningkatan akan religiusitas, kepribadian dan hal lain yang dapat subyek terima di masa tuanya.
Saat saya tiba di tempat untuk berlangsungnya wawancara, saya menemukan beberapa kendala dalam menemukan subyek. ketika saya menghampiri seorang nenek, dan nenek tersebut tidak ingin di wawancarai. Kemudian saat pencarian subyek berikutnya, saya melihat bahwa para subyek telah di wawancarai oleh teman-teman lain, di ruangan para lansia perempuan. Setelah itu saya mengelilingi daerah kamar dan ke ruangan lainnya di sekitar lokasi kamar para lansia perempuan, namun terlihat sudah ramai para teman-teman yang sedang mewawancarai para lansia lainnya. Kemudian mencari kembali lokasi lain di daerah kamar-kamar para lansia laki-laki. Saat menemukan seorang subyek laki-laki dan mau di wawancarai, pembicaraan subyek tidak terorganisir dan subyek membicarakan pembicaraan yang tidak nyambung saat pewawancara sedang membina rapport.
     Akhirnya setelah beberapa saat meninggalkan subyek sebelumnya, saya menemukan subyek yang bersedia di wawancarai. 
Saat wawancara berlangsung, subyek terlihat menerima kedatangan saya dengan begitu positif. Ketika subyek menceritakan pengalamannya, saya masih sulit untuk berbicara karena subyek terus berbicara secara luas. Saya juga masih kurang memberikan pertanyaan dengan baik, sehingga saat wawancara pernyataan subyek kurang dapat di gali dengan maksimal.
     Saya juga masih memiliki beberapa kekurangan, hal tersebut terjadi saat saya kurang menunjukkan sikap rileks ketika mendengarkan subyek berbicara. Selain itu hal positif yang berhasil saya lakukan ialah sudah dengan cukup percaya diri, dan saya cukup melakukan teknik empati dengan baik.
     Semoga di lain waktu saya dapat memperbaiki setiap kekurangan yang saya alami selama melakukan wawancara, sehingga saya juga dapat belajar dan dapat menerapkan teknik wawancara dengan baik lagi. 
banyak pembelajaran yang dapat saya terima selama mengikuti kelas teknik wawancara, yaa.. belajar dari hal yang baru saya tahu, hingga sekalian pula sambil memperbaiki apa yang belum baik dalam teknik wawancara yang saya ketahui, agar dapat saya terapkan juga dalam kehidupan sehari-hari. bersyukur bisa belajar dengan baik dalam matakuliah teknik wawancara dengan Ibu Henny dan ka Tasya yang cantik dan baik hati ;) 
selama praktikum juga membuat saya belajar banyak bagaimana memperbaiki dan mempraktekkan teknik yang sudah saya pelajari selama perkuliahan berlangsung, bukan hanya melakukan teknik, tapi juga turut berempati dengan peran selama praktikum sebagai subyek wawancara, selain itu melakukan observasi dalam berbagai situasi yang terjadi dan diaplikasikan teman-teman di kelas teknik wawancara. memang yaah.. pengalaman memberikan hal yang cukup amat sangat berarti ;) 
akhir kata, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu Henny dan ka Tasya. GBU :)
 
6 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar