Kamis, 13 Juni 2013

"Reflections of feelings for interview" (Calvina Veronica)

     Saya ingin memberikan reflection of feelings dari selama kelas Wawancara berlangsung.. Rangkuman pada saat di lab wawancara sih banyak yaa.. buat yang gatau ruangan lab wawancara coba dibayangin aja yaa.. Bayangin satu ruangan panjang yang disekat bagian kanannya menjadi 5 kotak ruangan. Setiap ruangan hanya berukuran 2x2 kurang lebih dengan meja dan kursi berhadapan kaya kita lagi diruang dokter aja hehe trus disebelah ruangan tersebut terdapat ruangan khusus. Kitayang ada diruangan pewawancara ga bisa lihat observernya, namun yang observasi bisa liat dan dengar pemicaraan klien dan pewawancara. Pokoknya seru deh huehehe jadi sekali masuk itu 3 kelompok dengan masing2 anggota 5 orang.. 5 orang pada kelompok pertama berperan sebagai pewawancara, 5 orang pada kelompok kedua berperan sebagai klien dan 5 orang pada kelompokketiga berperan sebagai observer.. Setelah itu, ketiga kelompok tersebut akan diputar perannya hehehe jadi kita semua bisa merasakan peran baik sebagai pewawancara, klien maupun observer hihihi jadi yang serunya adalah kita juga ga bakal tau yng jadi klien kita siapa ataupun siapa yang lagi observasi kita huehehe

     Yang pertama kita praktek dengan tema psikologi industri dan organisasi.. Pada saat praktek dengan tema ini, saya mengalami kegugupan, maklum yaa secara praktek pertama jadi agak deg2an gimana gitu haha terdapat beberapa kesalahan yang saya lakukan sih seperti lupa untuk menanyakan nama dan usia, kemampuan membina rapport yang masih buruk dan juga masih terlihat jelas saat menunduk untuk melihat daftar pertanyaan huehehe pada tema kedua yaitu pendidikan, saya ceritanya mendapatkan klien dengan keluhan sering membolos nih hehe Tidak bisa dipungkiri pada saat wawancara saya sempat beberapa kali ikut tertawa karena mendengar klien yang bercerita. Pada awalnya 10 menit terasa lamaaaa bangeett hahaha sedangkan pada tema ketiga yaitu setting klinis, jujur sih, walaupun praktek yang ketiga ini udah ga segugup praktek pertama kali, tapi gatau kenapa saya merasabahwa wawancara dengan setting klinis adalah yang paling sulit.. Secara gitu ya, klien kita dating dengan keluhan yang ga biasa, gimana caranya kita sebagai pewawancara bisa tetap objektif dan mempertahankan raut wajah yang tidak berlebihan..  memang sih pada tema ketiga ini 10 menit sudah terasa seikit cepat, bahkan saat saya sebagai pewawancara masih banyak pertanyaan yang belum sempat saya tanyakan kepada klien.. Over all sih praktek di lab wawancara itu seru abiiisss, dari sini kita sebagai para calon-calon psikolog bisa terjun langsung dan tahu rasanya kalau suatu saat nanti menghadapi klien yang macem-macem modelnya hahaha

     Menurut (Suyono & Hariyanto, 2011) dalam pandangan teori progresivisme (mentang-mentang baru belajar teori ini hihii), metode yang dikembangkan oleh dosen atau guru didalam kelas tidak hanya membaca dan memberikan latihan tetapi ditekankan kepada pengalaman siswa dalam menghadapi dunia nyata.. dalam hal ini berarti bu henny sudah menerapkan prinsip progresivisme loh hahaha kita sebagai mahasiswa benar2 ditempatkan pada posisi sebagai calon psikolog yang profesional dong pastinya huehehe

     Ngomong-ngomong tentang ditempatkan pada posisi psikolog, jujur ada hal yang lebih seru lagi nih saat kita benar-benar dilepas untuk memilih sendiri subjek yang ingin kita wawancarai dan kita minta data dan informasinya. Tugas ini merupakan tugas kelompok yang terdiri dari tiga orang, tapi setiap anggota masing-masing harus mencari subjek untuk diwawancarai.. Kita diberikan tema Positive Psychology.. pantinya itu sendiri udah ditentuin sama dosen kita, saya dan kelompok dapat kebagian untuk mengunjungi panti sosial tuna wisma (PSTW) Cengkareng.. Isinya adalah individu lanjut usia semua hehehe jadi sebelumnya kita harus menetapkan dulu teori apa dari Positive Psychology yang ingin kita gunakan sebagai bahan penelitian yang akan ditanyakan kepada subjek.. Setelah berunding, saya dan kelompok memutuskan untuk mengambil judul coping stress yang dialami oleh individu lanjut usia yang tinggal di panti. jadi saya dan kelompok menyusun terlebih dahulu daftar pertanyaan yang ingin kita tanyakan kepada calon subjek kita nantinya supaya bisa dianalisis dengan teori hehehe

Setelah itu, sampailah kita di PSTW.. Setiap mahasiswa sibuk untuk mencari subjeknya masing-masing termasuk saya yang setelah keliling-keliling hampir 20 menit masih belum juga mendaptkan subjek yang tepat, sepertinya temen-temen udah pada ngerebutin semua deh subjek yang sehat dan memungkinkan untuk diwawancara hehe sampai akhirnya saya menemukan seoran oma yang dudu dikursi bagian depan.. Hmmm jujur memang dari awal sih saya agak ragu untuk mewawancarai subjek AN ini tapi saya mencoba deh daripada ga dapet hehe

     Mulailah saya yang coba mendekati subjek AN yang duduk di kursi, berhubung di sebelah subjek ga ada kursi, saya akhirnya harus berlutut disamping subjek sambil mencoba untuk membina rapport terlebih dahulu.. Saya bertanya,” Hallo oma, oma lagi ngapain? Oma lagi sibuk ga? Hmmm oma keberatan ga kalau aku mau ajak oma ngobrol-ngobrol sebentar?” yaa kurang lebih pertanyaannya seperti itu, saya lalu menanyakan bagaimana keadaan fisiknya, selama di panti dan sampai akhirnya saya menuju pada pertanyaan yang sensitif yaitu mengenai keluarganya..  Ternyata dugaan saya benar, memang pada walnya subjek masih mau bercerita bahwa anaknya hanya satu dan dibawa oleh ayahnya ke bogor, ia telah ditinggalkan oleh suaminya, tapi setelah tidak lama saya menggali lebih dalam tentang komunikasi, rasa kangen dan mengenai suaminya, subjek sudah memperlihatkan raut wajah yang berbeda.. Sampai akhirnya subjek memutuskan untuk pergi dari saya! Huaaaa bayangkan!

Pada saat itu saya langsung DROP dan merasa tidak tau mau melakukan apa.. Namun saya mencoba untuk menghampiri ci cindy yang pada saat itu mendampingi kita semua, saran dari ci cindy adalah,“udah, kamu coba aja dulu samperin lagi.. tanyain yang lain, ajak ngobrol lagi tapi jangan ngebahas keluarga dulu.. ayo sana gih coba duluuu..” Trus secara spontan saya menyahut,” Ci, aku takuuuttt, nanti kalau aku didamprat, diusir atau jangan-jangan digampar gimanaa???!” hahahahhaha saya sendiri juga lucu sih saya samapi bisa bicara begitu waktu itu.. Tapi dengan segala kekuatan yang saya punya, saya memutuskan untuk kembali menghampiri subjek yang duduk sekitar 5 meter didepan sana.. Akhirnya saya bisa mencoba untuk melanjutkan wawancara, namun jujur setelah selesai wawancara saya merasa tidak yakin dengan hasil wawancara yang saya lakukan.. Setelah saya dengarkan kembali, saya terdengar lebih banyak berbicara dibandingkan dengan subjek AN, selain itu saya juga banyak menggunakan leading question dalam wawancara. Selain itu informasi dari subjek AN pun tidak relevan dengan teori yang kelompok buat.. AKHIRNYA saya memutuskan untuk kembali ke panti dan mencari subjek baru.. Sampai akhirnya saya tertarik dengan seorang subjek yang sedang duduk di ranjangnya.. Pada saat itu subjek KAN sedang makan dan saya tidak ingin mengganggu, setelah selesai makan saya kemudian menghampiri subjek KAN.. Saya kemudian membina rapport dengan baik dengan subjek KAN.. Jujur, subjek KAN adalah subjek yang sangat baik dan terbuka.. Hal ini sangat memudahkan saya dalam melakukan wawancara dan melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan teori yang saya gunakan.. Namun salah satu kesulitan yang saya alami adalah karena subjek KAN berasal dari Surabaya, subjek cenderung banyak menggunakan bahasa jawa secara tidak sadar.. Oleh karena itu beberapa kali saya melontarkan bahwa “Maksudnya apa ya oma?” akhirnya subjek pun sempat tertawa karena saya tidak mengerti bahasa jawa hahahahaa tapi overall subjek KAN sudah seperti oma saya sendiri karena subjek KAN sangat hangat, terbuka dan penyayang.. Hal ini pun ditunjukkan dengan beberapa kali subjek sempat menyentuh bahu saya secara reflek dan akhirnya tersenyum bahkan tertawa

Salute for teknik wawancara, bu henny dan ci tasya
Kalau ditanya pengalamannya, saya rasa yang namanya pengalaman tidak selalu bisa diungkapkan semua dalam tulisan, karena pengalaman merupakan hal yang sngat berharga yang tuidak dapat diwakili oleh kata-kata.. hahaha anyway sampai jumpa lagi bu henny dan ci tasya di mata kuliah lainnya hehehe harapan terakhir adalah supaya kita sekelas bisa lulus dan saya bisa dapet nilai A ;) huehehehhehe

5 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar