Jumat, 14 Juni 2013

sexual selling and images + Antiklimaks (Rizky Gozali)

   Zaman modernisasi menyebabkan banyak sekali kebudayaan asing baik negatif maupun positif. kebudayaan asing tersebut berada dalam berbagai bidang. baik bidak politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. tidak luput juga bidang seksualitas. sebelum era modernisasi mungkin, aktifitas sexual yang terjadi khusunya di Indonesia berjalan hanya sewajarnya aktifiitas sexual yang sering terjadi di masyarakat. tetapi sejak masuknya era modernisasi, banyak sekali kebudayaan asing dalam bidang sexualitas khusunya masuk dan menjadil role model bagi masyarakat Indonesia, khususya dalam konteks pemuasan hasrat sexual. dulu mungkin aktifitas sexual selling yang dilakukan tidak secara terbuka. tetapi sexual selling pada masa ini, khusunya di Indonesia sudah menjadi rahasia umum. masyarakat Indonesia tidak tutup mata akan hal ini, tetapi tidak juga terlibat dalam pengawasan aktifitas sexual tersebut. karna bukan tidak mungkin konsumen dari sexual selling tersebut adalah para pelajar, yang secara otomatis dapat merusak generasi muda bangsa.
      Aktifitas sexual selling kini dijadikan sebagai ladang bisnis yang dapat meraih untung sangat besar. bahkan sexual selling oleh para pelajar dan mahsiswa dijadikan sebagai pendapatan mereka sehari-hari atau "uang jajan" mereka. tidak hanya sexual selling yang saat ini sudah merebak dimasyarakat, sexual image pun kini sudah banyak jenis dan ragamnya. mungkin dulu belum banyak sexual image yang berani mempetontonkan aktifitas sexual secara full, tapi kin jika hal ini belum nampak, maka tidak dapat dikatakan bahwa hal tersebut masuk dalam sexual image. pelanggan sexual image dapat dengan mudah meluapkan fantasi sexual mereka dengan fasilitas sexual image tersebut. tidak jarang dari para konsumen sexual image tersebut, menjadikannya sebagai fasilitas pemenuhan hasrat sexual mereka. sangat ironis sekali terdengarnya memang, apalagi jika konsumen sexual image adalah pelajar yang belum cukup usia. kecenderungan untuk melakukan modelling terhadap sexual image yang mereka lihat dapat dengan langsung dilakukan.
     Setelah penulis memaparkan sisi negatrif dari sexual image dan sexual selling, kini penulis ingin mencoba mencari sisi positif dari kedua aktifitas sexual tersebut. menurut penulis sendiri, sexual selling mungkin saja dapat menjadi sisi positif bagi pasangan suami isteri yang mengalami permasalahan dalam aktiftas sexual. karena dengan hal tersebut, pasangan dapat mengetahui penyebab dari permasalahan dalam kehidupan sexual mereka. kemudian, untuk sexual image sendiri dapat dijadikan sebagai terapi bagi pasangan yang telah mengetahui permasalahan dalam kehidupan sexual mereka.
     Pada dasarnya menjadi konsumen atau tidak menjadi konsumen dari sexual selling dan sexual images adalah pilihan dari masing-masing individu. hanya saja tiap pilihan terdapat konsekuensi yang harus kita terima dengan lapang dada. serta diharapkan agar aktifitas sexual sellling dan sexual images, mendapat pengawasan dari lembaga yang berwenang. agar tidak menjadik pelajar sekolah sebagai konsumen mereka.
Antiklimaks (kesan) :
     Satu semetser sudah saya mengambil kelas perilaku seksual. banyak sekali hal positif yang saya dapatkan dengan mengambil kelas tersebut. saya menjadi lebih terbuka dalam membicarakan tentang sexualitas, sebagai ilmu pengetahuan, dan tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang tabu. kedua, saya menjadi lebih tahu tentang dampak positif dan negatif dari aktifitas sexual yang ada. ketiga, saya menjadi lebih tahu apa yang harus saya lakukan dalam mengahapi dan menangani aktifitas sexual yang ada.
 
6 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar