Kamis, 13 Juni 2013

Erotic Art (Arief NC)

Seni itu sesuatu yang indah, enak untuk dilihat, nyaman di mata, nyaman di hati. Ketika melihat seni erotis, misalnya patung David yang dibuat oleh Michaelangelo bagaimana? Ada yang berpikir itu terlalu terbuka, tidak sesuai adat dan lain-lain sebagainya. Seni erotis yang dimaksudkan adalah bagaimana seseorang menciptakan sebuah karya seni dengan meletakkan unsur erotis di dalam karyanya, misalnya meletakkan unsur seks di dalamnya. Bukan hanya seni patung, seni lukis pun demikian. Ada yang melukis seseorang dalam kondisi tidak berpakaian sama sekali, baik secara nyata maupun secara simbolis.
Contoh lukisan Pablo Picasso
Sumber: sains.kompas.com
Wajah Patung David
Sumber: vivreaveclart.blogspot.com
     Pertama kali saya melihat lukisan dan patung semacam ini pun berpandangan demikian. Akan tetapi, setelah mengetahui latar belakangnya kita pun dapat memahami karya seni tersebut. Misalnya, lukisan Pablo Picasso. Beliau melukis seorang wanita telanjang dalam aliran kubisme, yang menggunakan bangun-bangun geometris untuk membentuk obyek dalam lukisannya. Akhirnya obyek tersebut terkesan simbolis. Picasso sangat mencintai seorang wanita yang ada di dekatnya, sehingga Beliau melukis wanita tersebut untuk mengabadikan kenangannya dalam sebuah luksian. Maknanya indah bukan? Bagaimana dengan patung David yang sebelumnya kita singgung? Saya pernah menonton sebuah film yang membahas kisah kehidupan Michaelangelo. Yang dapat saya tangkap dalam film tersebut, Michaelangelo memiliki kecenderungan besar dalam kepribadian perfeksionis. Segala sesuatu ingin dibuatnya sesempurna mungkin, bahkan Beliau tidak mudah mentolerir sebuah kritik terhadap karyanya. Ada satu unsur estetika dalam seni rupa, "complexity." Mudahnya, semakin rumit, semakin indah karya seni itu. Untuk membuat patung David, Michaelangelo membedah mayat di sebuah Gereja. Terkesan mengerikan, tetapi tujuannya adalah untuk mempelajari struktur dalam tubuh manusia. Itulah yang membuat anatomi manusia yang dibuat pada patung David terkesan sangat sempurna, terutama bagian matanya. Seloah-olah mata itu memancarkan sinar kehidupan. Berbeda sekali jika dibandingkan patung lainnya, inilah ciri khas karya Michaelangelo dalam patung David.
Patung David
Sumber: www.tokyotimes.com
     Itu seni erotis zaman dahulu di Eropa, di sanalah awalnya seni ini berkembang. Bagaimana dengan unsur erotis itu di era masa kini? Sekarang bentuknya jauh lebih beragam, tidak hanya sekadar seni lukis dan seni patung. Sesuatu yang erotis dapat muncul di berbagai media, misalnya media cetak, video, dan lain-lain. Kita pilih salah satu contoh, "video porno" atau yang biasa disebut "blue film." Seks memang menjadi tema utamanya, tetapi itu tidak disertai edukasi mengenai seks dan membuat penonton terangsang ketika menontonnya. Di video ini dapat terpampang berbagai macam posisi dalam berhubungan seksual. Inti hubungan seksual adalah menikmati hubungan tersebut, makna di balik hubungan itulah yang lebih diutamakan bukan sekadar mencapai orgasme. Selain itu juga menampilkan hubungan seksual antara sado/masochist, yang ada unsur "sakit" dalam hubungan seksual, dengan menyebabkan sakit (sexual sadism) dan merasa sakit (sexual masochism) membuat mereka terangsang. Penonton yang kurang mengerti mungkin saja meniru adegan-adegan di video ini ketika berhubungan seksual dengan pasangannya. 
     Apa yang terjadi? ada keluhan, "aduhh suami saya itu ya, gayanya macem-macem yang ada saya sakit-sakit, encok, pegel-pegel." Kalau istrinya bukan masochist, tentu merasa tidak nyaman. Bagaimana kualitas hubungan suami-istri di antara keduanya jika hal ini terus berlangsung? Menontonnya tanpa pemahaman, justru membuat pikiran mengarah ke sana dalam kehidupan sehari-hari. Terus menerus berpikir demikian tentu tidak sehat, tidak sejahtera bagi pasangan secara mental, begitu pula pada pelakunya. Ada pertanyaan, "bagaimana jika konteksnya terapi seksual? di dalamnya kan kadang-kadang digunakan video ini untuk merangsang?" Memang ada cara demikian, itu untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan seksual. Video yang dipilih tentu tidak sembarangan, pasti diseleksi terlebih dahulu, yang mana yang paling sesuai untuk masalah klien. Selain itu video ini juga dapat digunakan untuk mengajari pasangan yang baru menikah untuk melakukan hubungan seksual. Khususnya bagi mereka yang belum mengerti bagaimana caranya, pengajaran demikian dapat bermanfaat. Lebih efektif lagi jika menontonnya bersama pasangan, kemudian mendiskusikannya kembali dengan pasangan/ Mengapa? Agar tidak terjadi posisi yang dikatakan "gayanya macem-macem," segala sesuatu tentu menajdi keputusan klien akan menjalaninya dengan cara seperti apa. Tidak ada yang mengatakan tidak boleh menonton video demikian, tetapi perlu diingat menontonnya tidak hanya sekadar untuk menikmati, alangkah baiknya jika disertai pemikiran logis untuk menyaring konten dari film tersebut yang kurang tepat.
 
31 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar