Dari dulu hingga kini, wanita selalu menjadi yang nomor dua dibandingkan
lelaki. Dahulu wanita dianggap tidak perlu sekolah tinggi-tinggi di
karenakan nantinya akan di bawa suaminya dan masuk dapur. Banyak juga
yang mengatakan tugas mencari uang adalah tugas laki-laki dan wanita
bertugas hanya mengurus anak dan rumah. Tetapi, di zaman sekarang sudah
cukup berbeda, sudah banyak wanita yang bekerja mencari uang demi
membantu perekonomian keluarga. Semenjak saya mengikuti kelas psikologi
perempuan dengan dosen Bu Henny, saya lebih memahami tentang wanita dan
peran gandanya. Peran ganda yang di maksud adalah wanita yang sudah
memiliki seorang suami dan anak tetapi bertugas ikut bekerja mencari
uang dan bertugas juga mengurus rumah dan anak. Menurut saya itu bukan
hal mudah dimana kita mengurus dua hal yang berbeda setiap hari. Dalam
pekerjaan selalu ada kemungkinan hal yang akan membuat kita stres dan
ditambah kita harus meluangkan waktu untuk mengurus rumah dan anak. Dari
pelajaran psikologi perempuan yang saya dapati, wanita kurang lebih
menghabiskan waktunya diluar sebanyak 60jam. Dampak dari wanita berperan
ganda adalah bisa mengalami kelelahan dan depresi.
Ibu saya sendiri adalah wanita yang termasuk melakukan peran ganda, ia
bekerja dan juga tidak letih mengurus anak-anaknya dirumah. Ibu saya
adalah seorang pegawai negri di daerah Jakarta Selatan. Buat saya, ibu
saya adalah wanita yang kuat dengan peran gandanya. Walaupun ia bekerja,
dari kecil saya tidak pernah merasa kekurangan rasa kasih sayangnya.
Setiap jam 4 subuh ibu saya sudah bangun untuk menyediakan sarapan pagi
untuk saya, kakak saya, dan ayah saya. setiap hari selalu begitu. Ibu
saya selalu menyarankan kepada kami semua untuk selalu sarapan terlebih
dahulu sebelum melakukan aktivitas kami masing-masing. Jam setengah 6
pagi, ibu saya sudah berangkat untuk kerja dengan mengendarai kendaraan
sendiri. Jarak antara rumah dan tempat kerja terbilang jauh. jam 7 masuk
kerja dan pulang jam 3 sore. yang saya pelajari dari kelas psikologi
perempuan, memang idealnya ibu bekerja part time bukan full timer agar
punya waktu cukup untuk mengurus anak. Seorang ibu yang berperan ganda
juga harus dapat melakukan manajemen waktu dengan baik, termasuk
menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan saya rasa ibu
saya sudah melakukan hal tersebut, setiap pulang bekerja ibu selalu
mengajak anak-anaknya untuk berbincang-bincang, dan di hari sabtu minggu
kami sering bepergian bersama. Ibu saya sudah berumur 56tahun dan
terkadang merasakan sakit di kakinya karena ulah kemacatan di jakarta.
Ia pernah mengalami pengeroposan pada tulang dengkulnya, di akibatkan
dari saya kecil dan sampai sebesar ini sudah menyetir mobil sendiri.
Dari dulu ayah saya sering tugas dinas keluar kota. 2 minggu di
Jakarta,2 minggu di luar kota. itu termasuk waktu yang cukup sebentar,
dulu sewaktu saya kecil ayah saya harus dinas diluar kota selama 1
bulan. Bukan hal yang baru untuk ibu saya untuk berperan menjadi seorang
ayah selama ayah saya pergi bekerja. Ia sempat mengurus mobil ke
bengkel, memasang lampu dan banyak lagi. tetapi, ia tetap memasak dan
meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Tak jarang saya melihat ibu saya
terlihat begitu lelah, tapi ia tak pernah berpikir untuk berhenti
bekerja.
menurut yang saya dapatkan dari kelas psikologi perempuan, dampak dari
anak perempuan dari ibu yang berperan ganda biasanya lebih menganggap
sang ibu lebih kompeten dan menjadi contoh yang baik. saya sangat setuju
dengan itu, karena saya menganggap ibu saya sangat berkompeten dan
menjadi teladan yang baik untuk saya, agar kelak saya dapat menjadi
seorang ibu yang tidak pernah mengenal lelah untuk kebahagian
keluarganya. Di lingkungan sekitar saya, beberapa banyak menentang
dengan ibu yang juga bekerja. Tetapi saya sangat setuju dengan ibu yang
berperan ganda, karena dapat memberikan contoh yang baik untuk anak dan
dilain hal dapat juga membantu perekonomian keluarga. Di akhir
perkuliahan kelas psikologi perempuan saya mendapatkan renungan, jika
semua yang dilakukan oleh seorang ibu harus dibayar, ayah harus
menyediakan uang yang sangat banyak untuk membayar nominal yang cukup
banyak. Tetapi, nominal yang banyakpun akan menjadi nol besar untuk
seorang ibu, karena ibu rela melakukan semua hal tersebut hanya atas
dasar rasa cintanya kepada suami dan anak-anaknya. itu semua tidak
ternilai harganya..
5 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar