Selasa, 25 September 2012

Menikah atau Melajang? (Deverinto Luhur)


Menikah atau melajang? Saya pikir sebagian besar akan menjawab untuk hidup menikah dibanding melajang. Ya, karenahidup menikah dan mempunyai keluarga merupakan impian dari setiap manusia, khususnya di Indonesia. Bahkan, menikah terkesan merupakan sebuah hal wajib untuk dijalankan oleh manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan fenomena yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang yang berusia 25 tahun ke atas, yang memiliki pasangan akan ditanya kapan hubungan tersebut diresmikan, atau bagi yang belum memiliki pasangan akan ditanya “kapan punya pacar?”.

Bagi sebagian laki-laki, di usia 25 tahun (max s.d.35 tahun) bukanlah sebuah masalah besar jika belum memiliki pasangan hidup ataupun belum menikah. Namun, bagi sebagian perempuan, ketika memasuki usia 25 tahun dan belum memiliki pasangan hidup, dapat menjadi sebuah masalah besar. Memang dari segi usia, usia 25-30 tahun merupakan usia yang paling tepat untuk melansungkan pernikahan. Hal ini juga didukung dengan teori perkembangan psikososial Erickson, di mana usia 20-30 tahun seesorang individu dipercaya sedang menjalani sebuah tahap perkembangan Intimacy vs isolation. Di tahap tersebut, seseorang mempunyai kapasitas untuk berkomitmen dan menjalin hubungan yang dekat, sehingga di masa ini merupakan momen yang paling tepat untuk menikah. Selain usia, tentu ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika memutuskan menikah.

Namun bagaimana dengan mereka yang berada di usia 25 tahun ke atas dan belum/tidak menikah? Saya yakin orang-orang tersebut baik laki-laki atau perempuan akan dihujani berbagai pertanyaan ataupun nasihat agar mereka segera memiliki pasangan hidup dan menikah. Bagi yang memang ingin menjalani sebuah pernikahan, maka mereka akan berusaha mencari pasangan hidup bahkan sebagian menurunkan ‘standard’ pasangan yang dikehendaki. Lalu, bagaimana dengan mereka yang memutuskan untuk hidup melajang? Hal ini bukanlah sebuah keputusan yang dapat diterima begitu saja oleh masyarakat. Berbagai komentar baik yang positif dan negatif pasti akan dilontarkan terhadap individu tersebut.

Sebenarnya apapun keputusan kita, baik hidup menikah ataupun melajang, keduanya mempunyai posisi yang sama. Ketika memutuskan untuk hidup menikah, berbagai aspek perlu disiapkan secara matang, khususnya komitmen baik komitmen terhadap diri sendiri, dengan pasangan, ataupun dengan relasi lainnya. Begitu juga dengan keputusan hidup melajang, banyak hal yang perlu disiapkan, karena hidup melajang diperlukan kemandirian yang tinggi. Dan satu hal yang harus digarisbawahi dalah ketika individu memutuskan untuk hidup melajang, bukan berarti individu tersebut akan kehilangan kasih sayang atau tidak mempunyai relasi yang intim, karena ada pepatah “alone doesn’t mean I’m lonely”.

Jadi apa keputusan Anda? Menikah atau melajang? Renungkan dan persiapkanlah dengan baik, supaya keputusan apapun yang diambil dapat membuat Anda mendapatkan kebahagiaan di hari kelak.

23 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar