Minggu, 16 September 2012
Wanita Berperan Ganda (Chrissie Magdalena Anggriawan)
Dewasa ini, peran ganda merupakan hal yang tidak lazim lagi. Seringkali kita mendengar adanya wanita peran ganda dalam sebuah keluarga saat ini. Pengertian wanita peran ganda itu sendiri adalah wanita yang berkarier sekaligus mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti house keeping, mengurus anak, dan memasak. Hal ini terjadi karena tuntutan untuk membantu suami memenuhi kebutuhan biaya rumah tangga dan adanya faktor budaya. Faktor budaya yang dimaksud di sini adalah adanya pemahaman bahwa tugas utama wanita sepanjang hidupnya adalah melahirkan, menyusui, dan segala aktivitas yang berkaitan dengan pengasuhan anak, dan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diselesaikan disekitar rumah.
Wanita yang melakukan peran ganda ini memang hebat dan pengatur waktu yang baik. Namun, tentunya ada resiko yang harus dia sadari, yaitu beban psikis dan fisik wanita tersebut. Dikatakan beban psikis, karena ia haru memikirkan masalah di kantor atau urusan pekerjaannya dan ia juga harus memikirkan masalah rumah tangganya. Masalah rumah tangga pun dapat beragam, baik masalah dengan suami atau dalam hal mengasuh anak. Hal tersebut tentunya akan membuat vitalitas wanita tersebut menurun, sehingga fisiknya pun rentan terhadap penyakit.
Penelitian secara konsisten mengatakan bahwa wanita berperan ganda kebanyakan mengalami konflik peran. Konflik peran mengacu pada efek psikologis yang dihadapi dengan kumpulan ekspektasi yang tidak kompatibel atau tuntutan, dengan adanya role overload. Role overload menggambarkan kesulitan memenuhi harapan tersebut. Role overload dapat menyebabkan kelelahan, marah pendek, dan menurunkan ketahanan terhadap penyakit fisik. Tentunya hal tersebut juga akan membawa dampak pada psikologis wanita yaitu stress.
Dari resiko, konflik, dan beban di atas ada beberapa strategi dan pemecahan untuk mengatasinya. Pertama, ada beberapa menyewa orang lain untuk melakukan pekerjaan. Kedua, kurangi stereotype bahwa pekerjaan rumah hanya tugas utama perempuan. Masyarakat perlu menyadari bahwa perlu adanya perubahan pada peranan tradisional laki-laki maupun peranan perempuan baik dalam masyarakat maupun keluarga agar dapat mencapai persamaan sepenuhnya antara pria dan wanita. Maksudnya disini adalah suami dan istri saling berbagi pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Keempat, terakhir, perlu adanya lembaga-lembaga yang dapat membantu wanita-wanita berperan ganda dalam meringankan beban psikis dan fisik atau mengurangi dan menangani terjadinya konflik peran.
16 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar