Jumat, 21 September 2012

Bagaimana cara membina rapport yang baik dan mengembangkan perasaan empati? (Yessica Felicia Sutiono)


Sebelum melakukan wawancara hendaknya pewawancara harus melakukan pendekatan terlebih dahulu terhadap orang yang akan diwawancarai. Didalam bidang psikologi pendekatan tersebut dikenal dengan membina rapport. Dengan melakukan membina rapport yang baik maka suasana akan menjadi lebih nyaman dan juga orang yang diwawancara akan merasa aman bersama dengan si pewawancara, bukan hanya itu saja tetapi suasana yang nyaman dengan otomatis akan membuat pembicaraan dapat bertahan lebih lama dan yang paling penting lagi adalah orang yang diwawancarai akan senantian menjadi lebih terbuka dan mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa adanya rasa tertekan atau terpaksa. Selain membina rapport ada juga 1 hal penting yang harus dikembangkan oleh seorang pewawancara dalam melakukan proses wawancara. Hal tersebut adalah perasaan empati terhadap seseorang yang sedang diwawancarai.  Berikut ini saya tuliskan beberapa tips bagi pewawancara dalam membina rapport dan cara untuk meningkatkan rasa empati.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang pewawancara saat pertama kali bertemu dengan klien adalah tersenyum. Hal perikutnya yang harus diperhatikan adalah hendaknya  dalam berbicara nada suara harus diperhatiakan, jangan mengunakan nada suara yang terlalu tinggi dan juga terlalu rendah atau dengan kata lain penekanan suara harus tepat. Bukan hanya itu saja tetapi dalam berbicara pun janganlah terburu-buru. Sebelum mulai bertanya pertanyaan mengenai masalah atau hal-hal penting yang ingin dicari tahu atau dibicarakan hendaknya melakukan basa-basi terlebih dahulu, misalnya dengan menanyakan kabar klien atau bertanya tentang keluarganya atau mengenai hal lainnya yang belakangan ini sedang ramai dimasyarakat seperti tentang pemilihan gubernur DKI misalnya.

Dalam membina rapport pun perhatiakan body language, seperti cara duduk, mimik muka atau ekspresi wajah. Kontak mata pun harus diperhatiakan, usahakan klien melakukan kontak mata dengan pewawancara selama proses wawancara berlangsung. Jika wawancara dilakukan di ruangan khusus ada beberapa hal yang harus juga diperhatiakan sebelum melakukan wawancara, misalnya tata letak di dalam ruangan, suhu udara di dalam ruangan jangan terlalu dingin dan juga terlalu panas, penerangan didalam ruangan pun penting, hendaknya jangan terlalu terang terlalu ataupun terlalu redup. Selain itu tempat duduk yang dipergunakan haruslah setara sama tinggi, tidak boleh pewawancara duduk lebih tinggi dibandingkan klien ataupun sebaliknya.

Secara umum empati adalah suatu perasaan yang mengumpamakan jika kita brada di posisi orang tersebut. Empati merupakan hal yang penting dalam membina hubungan yang baik terhadap orang lain. Hal ini penting pula untuk orang-orang yang bekerja dalam bidang yang memiliki tujuan untuk membantu menangani permasalah orang lain, misalnya seperti psikolog. Karena melalui perasaan empati maka kita akan tau dan mampu untuk menemukan solusi atau saran yang terbaik untuk orang yang sedang kita bantu. Oleh karena itu perasaan empati sangatlah penting dan hendaknya harus dikembangkan. Walaupun hal itu bukanlah hal yang mudah tetapi mau atau tidak haruslah dimiliki. Berikut ini saya tuliskan cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan perasaan empati terhadap orang lain.

Hal pertama kita harus menjadi pendengar yang baik. Terkadang kita memiliki kecenderungan hanya ingin mendengar apa yang memang ingin didengar saja. Tetapi menjadi pendengar yang baik itu bukanlah hanya ingin mendengar apa yang ingin didengar saja. Menjadi pendengar yang baik berarti kita tidak boleh menghakimi apa yang dikatakan oleh klien sebagai sesuatu yang benar atau sesuatu yang salah tetapi cukup dengarkan saja apa yang dia katakana kepada kita tanpa mengomentarinya terlebih dahulu. Cara berikutnya yaitu coba berikan sedikit perhatian kepada klien, perhatian dapat melalui tindakan, ataupun ucapan.

Cobalah untuk menghayati masalah yang diceritakan oleh klien kepada kita tetapi tanpa harus terbawa emosi. Tetapi tetaplah memiliki emosi yang stabil ketika klien menceritakan masalah. Intinya cobalah untuk mengontrol emosi yang kita miliki. Lalu hal penting lainya yang harus benar-benar diperhatikan adalah jika sebelum melakuakan wawancara kita sedang mengalami masalah hendaknya masalah tersebut janganlah dibawa kedalam sesi wawancara. Jangan  menunjukan emosi atau raut wajah yang menunjukan bahwa kita sedang mengalami masalah saat sebelum kita bertemu dengan klien, hal ini haruslah di singkirkan terlebih dahulu.

Demikian tips yang dapat saya berikan menganai bagaimana cara membina rapport yang baik dan cara untuk mengembangkan rasa empati.

Semoga bermanfaat dan dapat diterapkan.

19 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar