Minggu, 16 September 2012

Wanita dan Pekerjaan (Dini Puspita Ayati Sofyan)


     “Wanita tidaklah harus bekerja, karena kewajiban wanita hanyalah mengurus rumah tangga saja. Maka dari itu, sekolah dan pendidikan tidaklah penting bagi wanita“. Itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk wanita pada zaman dahulu. Lalu, apakah kita tetap harus tetap menerapkan ungkapan tersebut pada saat ini? Haruskah kita para wanita mengabaikan pentingnya pendidikan untuk diri kita sendiri?
     Saat ini, zaman sudah sangat maju dan berkembang. Biaya hidup pun sudah semakin meningkat setiap harinya. Terkadang satu orang saja, yaitu suami, yang bekerja untuk mencari nafkah dalam suatu rumah tangga, belum tentu dapat mencukupi seluruh kebutuhan rumah tangga seperti makanan, pendidikan anak-anak, dan lain sebagainya. Maka dari itu, banyak wanita pada saat ini mulai bekerja dan berkarier untuk menbantu mencukupi kebutuhan rumah tangga.
     Banyak wanita pada zaman sekarang sudah sukses dan memiliki jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki di sekitarnya. Tetapi, mengapa masih banyak pihak yang tidak menyetujui wanita yang ingin bekerja dan berkarier dengan alasan tugas utama para wanita hanyalah mengurus urusan rumah tangga? Padahal jika kita lihat, sangat banyak manfaat yang akan timbul dari wanita yang bekerja selain dari bertambahnya pendapatan suatu rumah tangga.
     Wanita yang bekerja, akan selalu berusaha dan belajar setiap harinya agar dapat semakin memahami pekerjaannya dan dapat naik dari jabatannya pada suatu saat. Hal tersebut dapat membuat wanita menjadi lebih pintar setiap harinya karena proses pembelajaran dan usaha yang dilakukannya. Jika wanita ingin memiliki anak yang pintar, maka ia pun juga harus pintar karena gen kepintaran itu diturunkan oleh ibu. Tidakkah memiliki anak yang pintar adalah keinginan setiap orangtua? Dengan manfaat seperti itu, maka mengapa wanita masih harus dilarang untuk maju?
      Tidak hanya itu, kegigihan dan ketekunan mencari nafkah yang dilakukan para ibu yang bekerja akan menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya kelak. Jika anak-anak melihat orangtua mereka bekerja dengan gigih dan tekun, maka bukan tidak mungkin mereka akan mencontoh orangtua mereka agar gigih dan tekun dalam belajar dan bekerja nantinya.
     Tetapi di samping itu semua, ada satu ungkapan pada zaman dahulu yang sangat saya setujui, yaitu ‘Setinggi apapun wanita bersekolah, ujung-ujungnya adalah dapur’. Mengapa? Karena menurut saya, walaupun seorang ibu memiliki karier setinggi apapun, di samping itu ia tetap mempunyai kewajiban untuk mengurus rumah tangganya.

16 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar