Minggu, 16 September 2012

Siapa yang pantas disebut Super Woman? (Elvandari Armen)


"Super woman?"
"Menurut Anda, Siapakah yang pantas disebut sebagai super woman? Apakah para pahlawan wanita?"
Yaa.. Kemudian, berlanjut ke pertanyaan berikutnya, "Seperti apa pahlawan yang Anda maksud?"

     Mungkin sebagian dari Anda berpendapat bahwa super woman adalah pahlawan wanita yang memperjuangkan hak-hak dan emansipasi wanita. Mungkin sebagian juga beranggapan bahwa super woman adalah guru atau dosen wanita yang telah memberi Anda banyak pengetahuan dan pengalaman. Atau mungkin saja, ada yang mengatakan bahwa My Mother is Super Woman! :D Mengapa demikian? Let's see...
     Seperti yang kita ketahui, ibu adalah wanita yang mengandung, melahirkan, mengasuh, melindungi, membimbing, dan merawat kita dari  masa kandungan hingga sekarang. Pengorbanan seorang ibu tentunya sangat besar. Ibu selalu berusaha menyediakan semua kebutuhan fisik maupun psikis anak-anaknya hingga terkadang mengorbankan kepentingan pribadinya. Menurut ibu, priotitas utama dalam hidupnya adalah memberikan anak-anaknya bekal penghidupan, sehingga anaknya tersebut kelak hidup lebih baik, lebih dari yang dimilikinya saat ini.
     Pada era seperti saat ini, lingkungan memaksa manusia untuk bekerja lebih keras sehingga tetap dapat mempertahankan hidup. Hal ini juga yang terkadang memicu banyak ibu untuk mulai mengambil peran ganda, sehingga kebutuhan "rumah" lebih dapat tercukupi. Peran ganda yang dimaksud adalah mengurus rumah tangga dan bekerja di luar rumah.
     Bekerja di dalam maupun di luar rumah tentunya bukan hal yang mudah. Para super woman ini harus dapat membagi waktu, bahkan terkadang keterbatasan fisik sebagai wanita bukan lagi menjadi masalah berat. Tapi, tidak semua ibu yang berperan ganda memiliki ketahanan fisik dan emosi yang tinggi. Tidak jarang mereka kurang dapat menjalankan dua tugas besarnya dengan seimbang. Terkadang memang keadaan yang membuat mereka merasa sangat lelah bahkan mulai mengalami stress.
     "Rumah membutuhkan saya, kantor pun iya." Mungkin itu penggalan kalimat yang ada dalam pikiran wanita berperan ganda. Social support yang diberikan oleh suami dan anak-anak tentunya akan sangat dibutuhkan. Apabila mereka merasa tetap tidak dapat menjalani tugasnya dengan baik, ada baiknya para wanita ini mulai menyadari keterbatasannya, sehingga tidak bekerja full timer di luar rumah. Jika keadaan memang sangat tidak memungkinkan untuk memprioritaskan kedua-duanya, ada baiknya para suami ikut membantu pekerjaan istrinya. Bukan secara full berubah menjadi "Bapak Rumah Tangga", tapi perhatian dan pengertian sangat dibutuhkan. Walaupun pada akhirnya mungkin ada para ibu yang melepaskan pekerjaan di luar rumah, tenang saja, mereka tetap super woman di mata keluarganya. :)

16 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar